nusabali

Gedung Kelas SDN 2 Dangin Puri Miring

  • www.nusabali.com-gedung-kelas-sdn-2-dangin-puri-miring

Kondisi gedung miring terjadi akibat tanah rembes karena gempa pada 2019 lalu. Pihak sekolah meniadakan segala aktivitas di gedung tersebut.

DENPASAR, NusaBali

Gedung kelas SDN 2 Dangin Puri, Denpasar Timur, miring karena struktur tanah ambles akibat gempa yang melanda Bali pada 2019 lalu. Lantaran khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan, pihak sekolah memilih mengosongkan gedung.

Kepala Sekolah SDN 2 Dangin Puri I Made Nata saat ditemui di sekolah setempat pada Selasa (20/4), mengatakan gedung tersebut miring baru diketahui sekitar tiga bulan lalu. Padahal, penyebab kemiringan tersebut karena gempa yang melanda Bali pada 2019 lalu.

Menurut Made Nata, awalnya saat gempa terjadi, yang diketahui mengalami kerusakan hanya gedung barat dengan tembok jebol yang dianggap tidak mempengaruhi konstruksi gedung. Tetapi, beberapa bulan berselang, saat dicek bersama Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Denpasar, kerusakan ternyata merembet ke gedung selatan.

Gedung berlantai dua itu mengalami keropos pada tembok belakang dan jebol pada atap gedung. Selain itu, bangunan gedung juga tampak miring akibat tanah yang ambles. “Tanahnya miring jadi bangunannya ikut miring. Kami baru tahu sekitar tiga bulan lalu. Jadi kami berhentikan aktivitas di gedung yang miring itu,” ujar Made Nata.

Kondisi tersebut sudah dilaporkan kepada Disdikpora Kota Denpasar yang kemudian diteruskan ke Dinas PUPR Kota Denpasar. “Setelah kami laporkan, Dinas PUPR Kota Denpasar langsung meninjau kondisi gedung sekolah ini. Kata bapak Kadis PUPR waktu itu, kami diharapkan segera mengosongkan segala aktivitas di gedung sebelah selatan ini karena tanahnya sudah miring,” tandas Made Nata.

Untuk mengantisipasi agar tidak ada warga sekolah yang lalu lalang di areal gedung sekolah tersebut, pihak sekolah memasang garis pembatas. Garis pembatas itu (sejenis police line, Red) didapat dari Dinas Perhubungan. “Kebetulan di depan sekolah ada pemberhentian bus Trans Dewata dan petugas Dinas Perhubungan sering berjaga. Saya mintakan saja garis pembatas itu supaya bisa dipasang di sekolah,” imbuhnya.

Made Nata mengaku, sebelumnya memang sudah mengajukan rehab gedung di sebelah barat, jauh sebelum kejadian bangunan rusak tersebut. Bahkan, gambaran rehab itu sudah diberikan pihak Dinas PUPR Kota Denpasar. Namun, karena gedung yang di sebelah selatan lebih urgent kondisinya, pihaknya mengalihkan agar ada prioritas rehab atau pembangunan diutamakan untuk gedung selatan.

“Kami khawatir kalau dibiarkan, nanti gedung selatan ini bisa roboh dan menimpa bangunan di sebelahnya. Tentu sangat membahayakan,” ucap Made Nata yang baru 2 tahun menjabat kepala sekolah di SDN 2 Dangin Puri ini.

SDN 2 Dangin Puri ini sudah 40 tahun berdiri dan hanya gedung sebelah selatan yang baru mendapat peremajaan. Ironisnya, justru gedung di sebelah selatan, kini kondisinya mengkhawatirkan.

Dikonfirmasi terpisah, Plt Kepala Disdikpora Kota Denpasar AA Made Wijaya Asmara, mengatakan terkait SDN 2 Dangin Puri, pihakmya sudah mengajukan untuk dilakukan rehab. Untuk saat ini, prosesnya masih dalam tahap penghapusan aset. Sebab, untuk membangun gedung baru dengan konsep bertingkat tiga lantai seperti saat ini maka gedung lama yang hanya dua lantai harus dilakukan penghapusan aset. Setelah itu akan dibuatkan berkas aset baru.

“Sudah diproses, tetapi sekarang masih dalam proses pemutihan. Jadi selain SDN 2 Dangin Puri, ada lagi yang lain yang diajukan. Proses pembangunan masih menunggu penghapusan aset di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Denpasar,” kata AA Wijaya Asmara. *mis

Komentar