nusabali

Minta Petani Bali Jadi Tuan Rumah di Wilayah Sendiri

Motivasi Petani Sayur di Bedugul, Putri Koster Ikut Panen Daun Pare

  • www.nusabali.com-minta-petani-bali-jadi-tuan-rumah-di-wilayah-sendiri

Selain bekerja sama dengan 50 petani sekitar, selama pandemi Covid-19 PT Wiguna Alam Persada Bedugul juga merekrut sekitar 60 pekerja korban pemutusan hubungan kerja (PHK) bidang pariwisata

TABANAN, NusaBali

Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini, yang juga Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, kunjungi petani sayur kawasan Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Tabanan, Minggu (7/3). Dalam kunjungan untuk memotivasi petani tersebut, istri Gubernur Bali Wayan Koster ini sempat ikut memanen daun pere (daun bawang) dan mentimun. Putri Koster pun meminta petani Bali bisa menjadi tuan rumah di wilayah sendiri.

Saat terjun ke Bedugul, Minggu kemarin, Putri Suastini Koster diterima langsung I Made Gunada, pemilik PT Wiguna Alam Persada Bedugul. Selin itu, juga hadir sejumlah petani sayur setempat.

Putri Koster mengingatkan para petani setempat untuk bisa menjadi tuan rumah di wilayah sendiri, dengan cara memasok kebutuhan pokok masyarakat Bali. "Hasil tanah Bali ini sangat subur, petani-petani kita menanam dan memanen hasil bumi yang berkualitas. Harusnya, masyarakat kita yang pertama menikmatinya," jelas Putri Koster.

Putri Koster pun mengapresiasi langkah para petani di Bedugul yang menggunakan sistem organik. Dengan sistem itu, hasil pertanian petani Bali kini sudah menembus restoran-restoran besar seperti McD, AW, Hokka Hokka Bento, dan restoran sejenis lainnya.

"Kalau sudah masuk ke restoran sekelas itu, kan pasti sudah berkualitas produk kita. Masyarakat kita juga harus ikut menikmati," tandas Putri Koster sembari meminta agar petani juga memasok hasil pertanian mereka ke semua pasar tradisional di Bali.

Terkait masalah pemasaran, menurut Putri Koster, Pemprov Bali melalui inisiatif Gubernur Koster sudah mengeluarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali. Melalui Pergub 99/2018 tersebut, pemerintah mewajibkan setiap industri di Bali menggunakan produk lokal.

"Nah, tugas petani di sini hanya menanam dan melestarikan hasil bumi Bali, jangan tergiur untuk menanam apa yang lagi ngetrend di luar sana. Karena belum tentu di sini diperlukan," katanya.

Selain itu, Putri Koster juga sangat mengapresiasi semangat anak-anak muda di Bedugul untuk menekuni pertanian. "Apa pun profesinya, harus ditekuni secara profesional, jangan setengah-setengah. Karena sesuai jargon di sini yaitu PHK: Petani Harus Keren, Petani Harus Kaya, dan Petani Harapan Keluarga. Mari menjadi harapan dan tumpuan masyarakat Bali ke depan," tegas tokoh perempuan yang juga dikenal sebagai seniwati multitalenta ini.

Sementara itu, pemilik PT Wiguna Alam Persada Bedugul, I Made Gunada, menjelaskan produk sayur mayur dari Bedugul merupakan pemasok tunggal untuk restoran internasional seperti McD, AW, Burger King, Starbuck, dan Hokka Hokka Bento di seluruh Indonesia. Untuk memenuhi suplai tersebut, pihaknya bekerja sama dengan petani lokal.

"Apalagi, sekarang kami punya program sosial yang membantu para petani, yaknu PHK: Petani Harus Kaya," beber Gunada di hadapan Putri Koster. Gunada menyebutkan, program PHK tersebut mengajak masyarakat untuk bertani. "Yang tidak punya modal atau lahan, kita kasi. Yang tidak bisa bertani, kami ajari, nanti hasilnya juga kami beli," katanbya.

Menurut Gunada, saat ini pihaknya sudah bekerja sama dengan sekitar 50 petani di Bedugul. PT Wiguna Alam Persada Bedugul pun telah meminjamkan sekitar 3 hektare lahan perusahaan kepada petani.

Sementara, selain memasok produk pertanian ke restoran, kata Gunada, hasil pertanian setempat juga diolah oleh PT Wiguna Alam Persada menjadi bahan simple cooking dan memasarkannya. “Jadi, konsumen tinggal memasak di rumah, karena sayuran tersebut telah dibersihkan, dipotong, dan diisi bumbu,” katanya.

Gunada memaparkan, selain bekerja sama dengan petani sekitar, selama pandemi Covid-19 ini PT Wiguna Alam Persada Bedugul juga telah merekrut sekitar 60 pekerja korban pemutusan hubungan kerja (PHK) bidang pariwisata. "Ada yang bekerja sebagai sopir pengiriman, ada pula bertugas dalam pemrosesan sayur," tandas Gunada.

Paparan senada juga disampaikan oleh petani pere di Bedugul, Putu Wenten. Menurut Putu Wenten, saat ini dirinya sangat terbantu dengan program PHK: Petani Harus Kaya tersebut. Namun, ke depan dia juga berharap pemerintah bisa memfasilitasi, sehingga mampu memasarkan produknya lebih luas. "Petani adalah pilihan saya sejak kecil. Saya tidak pernah menyesal akan pilihan saya ini. Semoga ke depan nasib petani Bali lebih terjamin," harap Gunada. *nat

Komentar