nusabali

Putri Koster Wanti-wanti Jangan Jual Produk Tiruan

Pameran IKM Bali Bangkit Digelar 2 Bulan

  • www.nusabali.com-putri-koster-wanti-wanti-jangan-jual-produk-tiruan

DENPASAR, NusaBali
Pameran Industri Kecil Menengah (IKM) Bali Bangkit akan digelar di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Provinsi Bali, Jalan Nusa Indah Denpasar, 1 Februari-31 Maret 2021 mendatang.

Sebelum pameran dimulai, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Bali, Ni Putu Putri Suastini Koster, mengingatkan para perajin peserta pameran untuk terus menjaga kualitas dan warisan leluhur, jangan sampai jual pruduk tiruan.

Pesan ini disampaikan Putu Putri Suastini, yang notanbene istri Gubernur Wayan Koster, saat memberikan pengarahan kepada 50 pelaku UKM/IKM peserta pameran dalam acara technical meeting Pameran IKM Bali Bangkit, di Gedung Ksirarnawa Taman Budaya Denpasar, Jumat (29/1) pagi. Menurut Putri Koster, berkreasi dan berinovasi itu boleh dan wajib, namun tanpa mengabaikan jaga kualitas dan warisan leluhur. “Kalau tidak, pelan namun pasti kerajinan khas Bali akan mulai ketinggalan identitasnya,” tandas Putri Koster.

Dalam kesempatan itu, Putri Koster meyakinkan para perajin akan keunggulan kerajinan Bali. "Kerajinan asli Bali, baik kain tenun, perak, ukiran batu hingga kayu, mempunyai ciri khas tersendiri dan kualitasnya tidak perlu diragukan lagi. Jangan tinggalkan itu dengan menjual produk tiruan," ujar Putri Koster dalam acara yang dihadiri sekitar 50 perajin kemarin.

Putri Koster menegaskan, para peserta yang terpilih ikut pameran IKM Bali Bangkit supaya mengikuti aturan yang dibuat Dekranasda Provinsi Bali. "Kita ingin menonjolkan produk asli Bali yang berkualitas. Jadi, penuhi itu, jangan menjual produk tiruan yang menurunkan kualitas yang asli," tegas tokoh perempuan yang juga Ketua Tim Penggerak (TP) PKK Provinsi Bali ini.

Putri Koster mencontohkan kain tenun Songket Bali yang sudah kondang sebagai produk berkualitas dan mendunia, sehingga tidak perlu menjual kain songket bordir yang pasti rendah kualitasnya. "Itu seperti mencederai warisan leluhur kita. Jadi, saya mengajak para perajin jangan memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menikmati produk seperti itu," tegas Putri Koster sembari menyebut sudah jadi tugas bersama untuk membangkitkan kembali produk lokal kebanggaan mas-yarakat Bali.

Putri Koster juga memaparkan program Gubernur Wayan Koster membangun Pusat Kebudayaan Bali di bekas Galian C Desa Gunaksa, Kecamatan Dawan, Klungkung. "Saya sudah meminta agar disediakan tempat pameran bertaraf internasional, sehingga para perajin kita bisa menjadi tuan rumah di sana (Pusat Kebudayaan Bali, Red). Jika Jakarta mempunyai JCC (Jakarca Convention Centre), maka kelak Bali juga akan punya BCC," terang Putri Koster.

Pada bagian lain, Putri Koster juga mengajak para perajin untuk merambah teknologi digital dalam memasarkan produknya. Pasalnya, hal tersebut bisa menambah pangsa pasar dan tentu saja akan meningkatkan pendapatan. "Kita sudah punya Bali Mall, marketplace khusus untuk para perajin kita. Ayo kita gunakan hal tersebut sebaik-baiknya," gugahnya.

Selain itu, Putri Koster juga menggugah rasa kebersamaan para perajin, dengan meminta mereka menginformasikan seputar Pameran IKM Bali Bangkit. "Mari jaga kebersamaan kita, jika ada informasi seputar pameran infokan ke teman-teman yang lain. Karena bagaimana pun, jika kita maju bersama, maka kesejahteraan rakyat Bali akan tercapai," tandas tokoh perempuan asal Desa Padangsambian Kaja, Kecamatan Denpasar Barat yang juga dikenal sebagai seniwati multitalenta ini.

Sementara itu, Kepala Bidang Perindustrian Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Perindag) Provinsi Bali, Ida Ayu Kalpika, melaporkan Pameran IKM Bali Bangkit akan digelar selama 2 bulan penuh, 1 Februari hingga 31 maret 2021. Pameran ini bertujuan untuk membangkitkan kembali perekonomian Bali di tengah pandemi Covid-19, dengan meningkatkan kreativitas IKM, membangkitkan produksi pasar di dalam dan luar negeri, serta mengembangkan produk lokal.

Menurut Dayu Kalpika, Pameran IKB Bali Bangkit ini akan diikuti 50 IKM, dengan protokol kesehatan cegah Covid-19 yang ketat. "Selain membatasi jumlah peserta dan penunggu pameran, semua peserta juga diwajibkan memakai masker, tidak berkerumun, mengukur suhu setiap hari dengan alat yang disediakan panitia, serta mengikuti rapid test dan swab," ujar Dayu Kalpika. Senada dengan Putri Koster, Dayu Kalpika juga memaparkan peserta pameran dilarang menjual produk tiruan seperti songket bordiran dan alpaca. *nat

Komentar