nusabali

Tahun Baru, Harga Cabai di Pasar Buleleng Melambung

  • www.nusabali.com-tahun-baru-harga-cabai-di-pasar-buleleng-melambung

SINGARAJA, NusaBali
Sejumlah harga kebutuhan pokok di Buleleng terpantau mengalami kenaikan pada saat tahun baru 2021 ini.

Selain kedelai, komoditas lainnya yang mengalami kenaikan harga yang cukup siginifikan adalah cabai. Harga cabai rawit di Buleleng mengalami kenaikan harga hampir dua kali lipat.

Informasi yang dihimpun NusaBali di Pasar Anyar Buleleng, harga cabai rawit menyentuh angka Rp 80 ribu. "Harga cabai rawit sekarang Rp 80 ribu per kilogram. Padahal sebelum libur Natal dan Tahun Baru 2021 lalu, harganya di kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu," ujar salah satu pedagang cabai, Komang Widya, saat ditemui NusaBali di kiosnya, Selasa (5/1) siang.

Pedagang berusia 30 tahun ini mengatakan, kenaikan harga cabai rawit ini sudah terjadi sebelum Natal dan Tahun Baru 2021. Namun hingga saat ini harga terus beranjak naik dan belum turun. Di sisi lain, harga cabai merah besar justru mengalami penurunan. Dari sebelumnya harganya Rp 50 ribu sekarang harganya di kisaran Rp 30 ribu hingga Rp 32 ribu per kilogram.

Dia menyampaikan, kendati harganya melambung tinggi, warga tetap membeli cabai rawit sebagai bumbu dapur untuk kebutuhan memasak. Sda juga yang menyiasati dengan membeli dalam jumlah kecil dan mencampurkan dengan cabai besar atau cabai hijau. "Kenaikan harga tidak mempengaruhi permintaan para pelanggan. Masih banyak yang cari," katanya.

Komang Widya mengaku tidak mengetahui pasti penyebab naiknya harga cabai. Namun dirinya menduga pemasok cabai dari Bali sudah mulai minim stok. Sehingga cabai harus dipasok dari luar Bali untuk memenuhi kebutuhan. Hal ini mempengaruhi harga cabai di pasaran saat ini. "Kemungkinan naiknya karena pemasok dari Bali sudah kehabisan stok," singkatnya.

Hal senada juga disampaikan pedagang cabai lainnya, Putu Sudiarta, 50. Dia mengaku kenaikan harga juga terjadib di kalangan pedagang yang biasa membeli dalam jumlah besar untuk dijual kembali. Sebelum libur Natal dan Tahun Baru, harga cabai rawit Rp 45 ribu per kilogram. Kini harganya sudah menyentuh Rp 75 ribu per kilogram.

Dirinya juga tak tahu-menahu penyebab harga cabai yang terus merangkak naik. Namun dia menduga cuaca ekstrim dan hujan deras yang melanda lahan pertanian, termasuk cabai. Kondisi ini menyebabkan kian terbatasnya stok cabai rawit. "Mungkin penyebab hujan, cabai jadi membusuk. Pasokan dari Jawa juga sedikit, sedangkan di Bali sudah mulai habis," singkatnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Buleleng, Gede Melandrat mengatakan jika kenaikan harga bahan pokok khususnya cabai diakibatkan beberapa faktor salah satunya pergantian musim. "Cabai susah bisa berkembang jika musim hujan seperti ini, karena curah hujan tinggi ini berakibat produksi menurun," ujarnya saat dikonfirmasi terpisah.

Selain itu, faktor lahan juga sangat mempengaruhi. Lahan pertanian yang dialihfungsikan berakibat menurunnya jumlah produksi komoditas pangan, seperti cabai. Meski demikian, dia menyebutkan, kenaikan harga cabai tak akan lama terjadi. Ketika sudah ada musim panen akan kembali pulih. "Jadi setelah musim panen pasti harga kembali normal. Namun ini tentunya mempengaruhi inflasi," pungkasnya.*m

Komentar