Satu WNI Tanggung Utang Rp 20,5 Juta
JAKARTA, NusaBali
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance atau Indef, Bhima Yudhistira mengatakan, saat ini pemerintah Indonesia mewariskan utang untuk satu penduduk rata-rata mencapai Rp 20,5 juta.
"Setiap satu orang penduduk di era pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin tercatat menanggung utang Rp 20,5 juta, dengan perhitungan utang pemerintah Rp 5.594,9 triliun per Agustus 2020 dibagi 272 juta penduduk," ujar Bima Yudhistira, di viva.co.id, Selasa (20/10).
Dengan utang luar negerti yang mencapai US $ 402 miliar (sekitar Rp. 5.594,9 triliun), kata Bhima, dipastikan beban ULN Indonesia jauh lebih besar dari sejumlah negara di dunia. Menurutnya, ULN Indonesia menempati urutan ketujuh tertinggi di antara negara berpendapatan menengah dan rendah dalam Utang Luar Negeri (ULN).
“International Debt Statistics 2021 dari Bank Dunia mencatat, beban ULN Indonesia jauh lebih besar dari Argentina, Afrika Selatan, dan Thailand," kata Bhima Yudhistira.
Bhima juga menyayangkan, di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, pemerintah terus menambah utang dalam bentuk penerbitan utang valas. Padahal, dia menilai, utang valas itu termasuk jenis utang yang rentan membengkak, khususnya apabila terjadi guncangan dari kurs rupiah.
Bhima juga mencatat, pemerintah pada tahun 2020 menerbitkan Global Bond sebesar US$4,3 miliar, dan jatuh tempo pada 2050 atau tenor 30,5 tahun. *
Dengan utang luar negerti yang mencapai US $ 402 miliar (sekitar Rp. 5.594,9 triliun), kata Bhima, dipastikan beban ULN Indonesia jauh lebih besar dari sejumlah negara di dunia. Menurutnya, ULN Indonesia menempati urutan ketujuh tertinggi di antara negara berpendapatan menengah dan rendah dalam Utang Luar Negeri (ULN).
“International Debt Statistics 2021 dari Bank Dunia mencatat, beban ULN Indonesia jauh lebih besar dari Argentina, Afrika Selatan, dan Thailand," kata Bhima Yudhistira.
Bhima juga menyayangkan, di tengah situasi pandemi Covid-19 ini, pemerintah terus menambah utang dalam bentuk penerbitan utang valas. Padahal, dia menilai, utang valas itu termasuk jenis utang yang rentan membengkak, khususnya apabila terjadi guncangan dari kurs rupiah.
Bhima juga mencatat, pemerintah pada tahun 2020 menerbitkan Global Bond sebesar US$4,3 miliar, dan jatuh tempo pada 2050 atau tenor 30,5 tahun. *
Komentar