nusabali

Penderita Epilepsi Tewas Jatuh ke Sumur

  • www.nusabali.com-penderita-epilepsi-tewas-jatuh-ke-sumur

Diduga penyakit epilepsinya kumat saat menimba air, I Wayan Budiasa, 47, jatuh ke sumur sedalam 5 meter di pekarangan rumahnya kawasan Jalan Pulau Ambon Gang Mar-mut Nomor 5 Denpasar Barat, Minggu (16/10) pagi.

Korban Wayan Budiasa berpulang buat selamanya dengan meninggalkan sang istri tercinta, Ketut Nurmi Nariari, serta dua anak yakni Ni Putu Ayu Asriani, 15 (siswi Kelas I SMA yang tinggal terpisah dengan saudara tiri bapaknya) dan I Kadek Astrawan, 14 (siswa Kelas II SMP yang tinggal terpisah di Tabanan). Hingga kemarin sore, jenazah Budiasa masih dititipkan di Instalasi Forensik RS Sanglah, karena masih menunggu keputusan keluarganya sebelum dipulangkan ke rumah duka di Banjar Dajan Peken, Deasa Pakraman Timpag, Kerambitan, Tabanan.

Nurmi Nariani mengaku tidak ada firasat buruk sebelum kematian tragis suami ter-cintanya, Wayan Budiasa. Namun, suaminya ini memang menderita--- sejak lama. Sesaaat sebelum jatuh ke dalam sumur, korban Budiasa sempat diingatkan Nariani untuk tidak usah cuci muka pakai air sumur, karena sudah ada air PDAM. “Namun, suami saya tetap saja ke sumur setelah minta dibuatkan teh. Ya, begini jadinya,” keluh Nariani.

Apa jenis penyakit yang diderita korban Budiasa? Menurut Nariani, ada versi berbeda aantara dokter dan balian (dukun) mengenai penyakit suaminya. Versi dokter, suaminya menderita epilepsi (penyakit ayan) sejak kecil. Tapi, versi balian, suaminya ini sakit karena gangguan secara niskala. Kesehariannya, Budiasa kerjanya hanya mengurus kos-kosan di rumahnya. Sedangkan sang istri cari tambahan nafkah dengan jualan canang.

“Suami saya sudah jatuh sakit sejak 10 tahun terakhir. Anehnya, setiap rerahinan (hari baik), suami saya menjerit karena mengalami kesakitan yang tidak jelas di bagian mana. Tiyang pun keliling ngalih balian (mencari orang pintar), tapi tetap saja kondisi suami seperti ini,” kenang Nariani.

Menurut Nariani, sebetulnya kondisi Budiasa sempat membaik sejak 5 tahun silam. Tapi, pas Purnamaning Kapat, Sabtu (15/10) atau sehari sebelum musibah maut, Budiasa kembali menjerit kesakitan. “Suami saya juga tidak mau sembahyang. Ternyata, sehari kemudian Bapak jatuh ke sumur,” keluh Nariani.

Beberapa jam sebelum jatuh ke sumur, kata Nariani, suaminya sempat minta dipijat, Minggu dinihari pukul 02.00 Wita. Nariani pun memijat suaminya ini. “Habis dipijat, kondisi Bapak tampak bugar. Paginya maish sempat cengar-cengir manja. Tahu-tahu, Bapak jatuh ke sumur.”

Sementara itu, Kapolsek Denpasar Barat, Kompol Wisnu Wardana, menerangkan laporan terkait musibah pria epilepsi jatuh ke dalam sumur ini baru masuk ke kepolisian, beberapa menit pasca musibah. Saat polisi datang ke lokasi TKP, korban Budiasa sudah diangkut keluarga dan tetanggganya ke IGD RS Sanglah.

Menurut Kapolsek Wisnu Wardana, pihaknya sempat meminta keterangan saksi-saksi, termasuk istri korban, Ni Ketut Nurmi Nariani. “Dari hasil pemeriksaan, korban tewas murni karena jatuh ke dalam sumur, diduga lantaran epilepsi yang dideritanya kambuh. Istrinya bilang memang ada riwayat epilepsi,” katanya. * cr63

Komentar