nusabali

Kajari Buleleng Isolasi Mandiri

  • www.nusabali.com-kajari-buleleng-isolasi-mandiri

Kondisi Kajari Astawa disebut mengalami infeksi perut, namun untuk memastikan sudah dilakukan swab test, dan masih menunggu hasilnya.

SINGARAJA, NusaBali
Pandemi Covid-19 terus menebar ancaman di Kabupaten Buleleng. Kabar terakhir Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Buleleng, I Putu Gede Astawa, dikabarkan menjalani isolasi mandiri sejak Selasa (8/9) lalu. Dari informasi yang dihimpun NusaBali, pejabat kejaksaan ini menjalani isolasi mandiri di rumah dinasnya didampingi oleh tiga perawat dan sempat mengalami muntah-muntah.

Atas kabar yang berkembang ini, Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Buleleng, Gede Suyasa, mengkonfirmasi  bahwa Kajari Astwa memang sedang menjalani isolasi mandiri. Hanya saja birokrat asla Tejakula ini belum berani memastikan apakah isolasi mandiri yang dilakukan Kajari berhubungan dengan Covid-19 atau tidak.

“Laporan dari tim medis belum ada masuk. Tetapi memang sedang melakukan isolasi mandiri karena merasa tidak sehat, apakah lanjut swab atau tidak laporannya belum masuk. Posisinya tidak menunjukkan gejala karena Senin kemarin sempat hadir saat launching Perbup, Pak Kajari juga masih bisa berkomunikasi,” jelas dia.

Sedangkan Kasi Intel Kejari Buleleng, Anak Agung Jayalantara dihubungi terpisah juga membenarkan jika pimpinannya sedang  melakukan isolasi mandiri, tetapi disebut karena mengalami infeksi perut. Hanya saja saat mengalami muntah-muntah dan tidak enak badan Kajari Astawa disebut Jayalantara memutuskan untuk melakukan isolasi mandiri di kediamannnya Jalan Dewi Sartika Kelurahan Kalintu. “Bapak Pimpinan kena infeksi perut, mungkin beliau sadar juga karena musim Covid begini membatasi diri berinteraksi dengan pegawai, biar tidak ada saling curiga juga akhirnya di-swab juga (Jumat, 11/9, Red) tetapi hasilnya belum keluar,” ungkapnya melalui sambungan telepon.

Kajari Buleleng disebut Jayalantara menjalani isolasi mandiri sejak Selasa (8/9) lalu. Kondisi badannya mendadak drop setelah olahraga bersepeda. Sejauh ini terkait kondisi itu pelayanan di Kejaksaan Negeri Buleleng masih berjalan sebagaimana biasanya.

Sementara itu GTPP Covid-19 kembali mencatatkan tambahan dua kasus meninggal dunia karena terkonfirmasi Covid-19, Jumat (11/9). Dua kasus yang diputuskan menjadi kasus konfirmasi meninggal dunia sebelumnya tercatat sebagai kasus probable, namun masih menjadi pertimbangan tim Gugus Tugas Provinsi dan tim Gugus Tugas Kabupaten dan baru dirilis kemarin.

Kasus pertama dialami oleh warga asal Kecamatan Sukasada berusia 79 tahun yang sudah meninggal dunia pada 17 Agustus 2020. Pria yang juga menderita penyakit penyerta jantung dan gagal ginjal ini sempat dirawat di rumah sakit namun saat meninggal hasil swabnya belum keluar. Kasus yang sama terjadi pada warga asal Kecamatan Tejakula yang memiliki penyakit penyerta diabetes militus. Perempuan berusia 48 tahun itu juga sebelumnya sempat dirawat dan dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 19 Agustus 2020 lalu. Sekretaris GTPP Covid-19 Buleleng Gede Suyasa menjelaskan jika tambahan dua orang meninggal dunia diputuskan karena terkonfirmasi Covid-19 memang awalnya tercatat sebagai kasus probable.

“Memang sebelum ada hasil swab dan hasil keputusan bersama tim Gugus Provinsi dengan tim Gugus Kabupaten kami belum berani menganggap kasus itu positif, sehingga tercatat sebagai kasus probable dan dirilis hari ini menjadi kasus meninggal dunia terkonfirmasi,” jelas Suyasa yang juga Sekda Buleleng ini.

Selain menambah dua kasus konfirmasi meninggal dunia, Gugus Tugas Kabupaten juga menambahkan catatannya pada jumlah kasus konfirmasi baru. Jumat kemarin tercatat ada 28 orang yang dinyatakan sebagai kasus konfirmasi baru. Jumlah tersebut tersebar di Kecamatan Sawan sebanyak 7 ornag, Buleleng 12 orang, Seririt 4 Orang dan 1 orang masing-masing di Kecmaatan Gerokgak, Kubutambahan, Tejakula, Banjar dan Sukasada.

Di sisi lain juga ada 27 pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Mereka tersebar 12 orang di Kecamatan Buleleng, 6 orang masing-masing di Kecamatan Banjar dan Sukasada, 2 orang di kecamatan Sawan dan 1 orang di Kecamatan Seririt. Perkembangan kasus tersebut membuat jumlah kasus konfirmasi kumulatif berjumlah 702 orang, yang 587 orang di antaranya dinyatakan sembuh. Sedangkan 104 orang sisanya masih menjalani perawatan baik di rumah sakit maupun isolasi mandiri. *k23

Komentar