nusabali

'Made in China' Kocok Perut Penonton

  • www.nusabali.com-made-in-china-kocok-perut-penonton

Setelah tiga bulan memantapkan latihan, Teater Kini Berseri (Tekiber) akhirnya menampilkan komedi operet berjudul ’Made in China’ di Gedung Natya Mandala ISI Denpasar, Selasa (11/10) malam.

DENPASAR, NusaBali
Operet ini rencananya berlangsung dari tanggal 11-15 Oktober 2016 di tempat yang sama. Sebanyak 350 kursi yang disediakan oleh tim, terisi penuh oleh penonton.

Penggemar teater di Bali rupanya sangat menunggu operet yang rutin dipentaskan setiap tahun oleh Tekiber ini. Komedi ’Made in China’ sukses mengocok perut penonton yang sejak awal menampilkan adegan-adegan lucu nan menggelitik. Naskah ’Made in China’ ditulis oleh Benny Diponegoro dan disutradarai Kadek Sarjana. ’Made in China’ bercerita tentang perebutan tahta dan wilayah kerajaan China, namun bercampur komedi khas Kini Berseri serta bumbu cinta masa lalu. Cerita lebih banyak menampilkan parodi dari sebuah refleksi kehidupan remaja kekinian, seperti kehadiran gadget, online shop, boyband, hingga ’lau’ yang sekarang tenar di kalangan anak muda.

“Genre kami memang komedi, sehingga kami coba membuat penonton terhibur dengan penampilan kami yang dibuat lucu,” ujar Ketua Teater Kini Berseri, Putu Gede Indra Parusha. Indra mengatakan, Teater Kini Berseni setiap tahunnya menggelar pentas tunggal operet. Kelompok teater yang berdiri sejak tahun 2008 ini telah menggelar pentas  tunggal kedelapan tahun ini. “Operet Made in China digelar selama lima hari. Kami berharap penonton suka. Dari pementasan hari pertama, lumayan komentar penonton karena ada penonton yang baru dan ada yang sudah nonton beberapa kali. Semoga sampai hari Sabtu nanti (15/10), penonton terhibur,” harap Indra.

Sementara itu, lomba operet dengan judul ’Kucing Dalam Karung’  yang digelar Tekiber pada tanggal 7-9 Oktober 2016 di gedung yang sama dikutu oleh 10 kelompok teater sekolah. Kesepuluh kelompok teater sekolah itu yakni Teater Antariksa (SMAN 7 Denpasar), Kirana (SMAN 6 Denpasar), Sangsaka (SMKN 1 Denpasar), Embun (SMK Triatmajaya), Sumukhi (SMKN 2 Denpasar), Ganesha (SMK Saraswati Denpasar), Bagol (SMK TI Gobal), Topenk (SMAN 2 Denpasar), Lajose (SMA Santo Joseph), dan Limas (SMAN 5 Denpasar).

Lompa operet ini bukan ditentukan berdasarkan konsep pementasan teater, namun berdasarkan aktor. “Secara penokohan untuk kalangan anak SMA, ya lumayanlah, tapi mereka masih perlu belajar menyesuaikan gerak dengan sound,” ungkap Indra. Dikatakan, kualitas penonton seperti yang dibawa kelompok teater saat pentas bukan penikmat operet, malah seperti supporter bola. “Tahun depan, akan kita lombakan lagi, namun sekolah peserta akan diseleksi,” imbuhnya. Rencananya, Tekiber tahun depan tampil dengan komedi baru berjudul ’Republik Sirkus’. * in

Komentar