nusabali

Kemiskinan Jadi Lingkaran Setan

  • www.nusabali.com-kemiskinan-jadi-lingkaran-setan

Warga jadi miskin biasanya bermula dari pendidikan yang rendah, hingga sulit mengakses pekerjaan layak.

GIANYAR, NusaBali

Di Gianyar kini masih terdapat 4.599 RTM (Rumah Tangga Miskin) dengan 19.000-an jiwa. Dinas Sosial Gianyar belum menemukan penyebab utama RTM itu. Karena kemiskinan warga itu masih menjadi lingkaran setan.

‘’Sulit kami mencari penyebab utama kemiskinan ini. Karena sudah jadi lingkaran setan,’’ jelas Kepala Dinas Sosial Gianyar Made Watha, serangkaian kegiatan Pemberian Bantuan Bahan Makanan kepada KK miskin di Banjar Pisang Kaja, Desa Taro, Kecamatan Tegalalang, Selasa (4/10). Bahan makanan itu, beras, telor, susu, dan lain-lainnya.

Menurut Watha, kemiskinan biasanya bermula dari pendidikan yang rendah, hingga sulit mengakses pekerjaan layak. Karena tak punya pekerjaan layak,  maka tak bisa meraih penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup wajar. Kondisi ini berakibat kembali tak mampu menyekolahkan anak-anak, hingga tak lagi mampu meraih pendidikan cukup sebagai modal untuk mencari pekerjaan layak. Dampaknya, jatuh miskin lagi. ‘’ Seperti itulah. Sudah jadi lingkaran setan,’’ papar Watha.

Kata Watha, kemiskinan warga tambah parah karena jumlah anggota keluarga produktif sangat rendah ketimbang anggota keluarga konsumtif. Tambah parah lagi, dalam keluarga konsumtif itu terdapat anggota keluarga sakit, cacat menahun, lansia (lanjut usia) hingga sangat membutuhkan biaya tak kecil.

Mengatasi hal itu, kata Watha, tahun 2016, Gianyar mendapatkan bantuan Rp 5 miliar untuk dalam wujud program pengentasan kemiskinan. Yakti, bantuan KIP (Kartu Indonesia Pintar) Rp 1,2 juta per KK setahun, KIS (Kartu Indonesia Sehat), KPS (Kartu Perlindungan Sosial) untuk KK miskin lansia dan warga disabilitas dengan bantuan Rp 300.000 per bulan.

Selasa (4/10), Dinas Sosial Gianyar bersama utusan dari Pemprov Bali memberikan bantuan bahan makanan kepada warga miskin, Made Karma,46, di Banjar Pisang Kaja, Desa Taro, Tegallalang. Made Karma, sebelumnya sebagai buruh tebang pohon atau panjat pohon kelapa. Ia tinggal bersama istri, Nyoman Bukti,45, dan anaknya Made Sandiawan, usia 4 tahun. Dua tahun lalu, Karma jatuh dari pohon ketinggian 15 meter. Ia pun lumpuh dan hanya bisa terbaring di tempat tidur. Istrinya, sering pinjam beras di tetangga untuk makan sehari-hari.

Watha mengatakan, keluarga Karma belum menerima bantuan berupa PKH, KIS, dan KIP. Namun perbekel dan kelian setempat dan Dinas Sosial akan mengupayakan agar ia mendapatkan bantuan untuk keluarganya. ‘’Kami sedang usahakan bantuan berupa PKH, KIS, dan KIP,’’ jelas Watha. * lsa

Komentar