nusabali

Selamat Jalan Drummer Andal

Artis Bali Merasa Kehilangan Putu Cipluk

  • www.nusabali.com-selamat-jalan-drummer-andal

DENPASAR, NusaBali
Musisi Bali terutama penyanyi solo Bali merasa kehilangan atas kepergian drummer andal Punk Kwala Band, Putu ‘Cipluk’ Widiyasa.

Almarhum meninggal pada usi 54 tahun karena sakit. Banyak kenangan yang ditinggalkan oleh almarhum yang dekat dengan para penyanyi Bali dari berbagai genre ini.  Ketua Pramusti Bali, IGN ‘Rahman’ Murthana mengaku, pertemuan terakhirnya secara fisik dengan almarhum saat mengiringi konser amal online Pramusti Bali pada 28 Juni 2020 di salah satu TV swasta lokal di Bali. Namun komunikasi secara media sosial maupun Whatsapp tetap berjalan sehari-hari. Puncaknya, komunikasi terakhir dengan almarhum pada Jumat (17/7) lalu, saat Pramusti Bali menggelar arisan. Putu ‘Cipluk’ Widiyasa mengaku tidak bisa hadir karena sakit. “Almarhum sering kami ajak bekerjasama dengan Pramusti Bali. Setiap event yang dimiliki Pramusti Bali, kalau yang tampil penyanyi solo, pasti diiringi oleh Punk Kwala Band. Kebetulan almarhum menjadi koordinator band tersebut,” ungkapnya.

Namun Rahman tidak menyangka jika Putu Cipluk akan pergi secepat ini. Awalnya pun semua anggota Pramusti Bali bahwa hal ini hanyalah becandaan. Pasalnya, sebelum meninggal, Putu Cipluk masih aktif chatting dengan teman-teman. Rahman melihat sosok almarhum sebagai sosok yang baik hati, tulus, dan penuh pengabdian. Humoris juga orangnya, sehingga banyak suka mengajaknya berteman. Kepergiannya menyisakan rasa kehilangan di hati para penyanyi Bali.

“Apalagi penyanyi solo, jika konsernya besar selalu berharap kalau bisa diiringi oleh Punk Kwala Band. Para penyanyi merasa cocok dan percaya diri jika diiringi band ini. Di samping juga Punk Kwala Band memang tekun menguasai lagu-lagu dari berbagai genre penyanyi solo di Bali,” jelas produser Jayagiri Production ini.

Almarhum Putu ‘Cipluk’ Widiyasa

Kenangan mendalam juga dirasakan oleh penyanyi kawakan Widi Widiana. Saking lekatnya, Widi Widiana bahkan sempat-sempatnya dikabari oleh almarhum bahwa kondisinya saat ini tengah drop sebelum meninggal. Sebenarnya saat itu perasaan Widi Widiana sudah tidak enak. “Setelah drop itu, saya tidak dapat kabar lagi. Sampai akhirnya istrinya yang mengabarkan kalau Bli Cipluk sudah tiada. Jujur, di pikiran saya sampai saat ini masih terbayang sosok alamarhum,” ceritanya.

Dia mengenal Putu Cipluk bahkan dari tahun 1992. Seperti ada chemistry antara Widi Widiana dan Punk Kwala Band jika di atas panggung. Jika bukan Punk Kwala Band yang mengiringi, Widi Widiana merasa kurang klop. Hal ini bukan saja karena Punk Kwala Band sudah menguasai lagu-lagu milik Widi Widiana, tetapi juga karena kedekatan secara personal antara Widi Widiana dan Putu Cipluk.

“Kalau dengan Punk Kwala, saya sudah ngerasa cocok banget. Kalau mau konser, gak perlu latihan lama. Tinggal kirim materi, Punk Kwala akan mempelajarinya. Kalau band lain, saya pernah juga. Memang latihannya berhari-hari,” tutur pelatun tembang Sesapi Putih ini.

Almarhum Putu Cipluk dikenal sebagai seorang yang luwes dalam berteman. Tak ayal, banyak yang merasa nyaman berteman dengannya. Secara personal, Widi Widiana memang kerap terhibur dengan banyolan-banyolan Putu Cipluk, terutama sebelum memulai pentas. Sehingga kadangkala Widi Widiana merasakan perubahan mood yang lebih semangat. “Senang ngelucu orangnya. Sekarang saya kehilangan drummer andal sekaligus sahabat dekat saya,” kata Widi Widiana.

Ditanya soal kenangan dengan Putu Cipluk, Widi Widiana mengaku memiliki banyak kenangan dengan almarhum. Salah satu yang paling melekat, adalah ketika Widi Widiana mengucap kaul jika Putu Cipluk menikah. Hal itu dilakukan oleh Widi Widiana untuk menyemangatinya mencari tambatan hati. “Waktu itu saya ngucap kaul, kalau Putu menikah, saya akan nyanyi satu album saat resepsi pernikahannya. Biar dia semangat. Akhirnya dia ketemu jodoh,” ceritanya. *ind

Komentar