nusabali

Atlet Renang Ukir Sejarah

  • www.nusabali.com-atlet-renang-ukir-sejarah

Selain Eva Lilian van Leenen, perenang Putu Wirawan juga persembahkan medali perunggu buat kontingen Bali

Eva Lilian Kembali Sabet Emas di 50 Meter Gaya Dada


DENPASAR, NusaBali
Bali mengukir sejarah untuk kali pertama berhasil sabet medali emas dari cabang renang di arena PON. Medali emas bersejarah tersebut dipersembahkan perenang Eva Lilian van Leenen, 21, dari nomor 50 meter gaya dada putri PON XIX 2016 di Kolam Renang FPOK UPI Bandung, Jawa Barat, Senin (19/9). Ini medali kedua bagi Eva Lilian, karena lima hari sebelumnya dia juga sukses sabet medali perak di nomor 100 meter gaya dada putri.

Saat tarung final nomor 50 meter gaya dada putri, Senin kemarin, Eva Lilian finish tercepat dengan catatan waktu 33,33 detik. Perenang berusia 21 tahun asal Klub Tirtha Biru Denpasar ini berhak atas medali emas, dengan mengungguli Felicia Anggelica (asal Jawa Tengah/raih medali perak kedua dengan catatan waktu 33,64 detik) dan Margareta Kretapradani (asal Jawa Tengah/raih perunggu dengan catatan waktu 33,66 detik). Catatan waktu yang dibukukan Eva Lilian lebih baik dari rekor terbaiknya selama ini di kisaran 34 detik.

Selain Eva Lilian, tadi malam kontingen Bali juga berhasil sabet satu medali perunggu di cabang renang PON XIX 2016. Kepingan perunggu ini dipersembagkan perenang I Putu Wirawan dari nomor 200 meter gaya pungung putra, dengan catatan wakti 2:10:15. Dalam tarung final tadi malam, Putu Wirawan gagal bidik emas karena diungguli Ricky Anggawijaya (perenang tuan rumah Jabar yang finish tercepat dengan catatan waktu 2:02:84) dan I Gede Siman Sudartawa (perenang DKI Jakarta asal Klungkung yang raih perak dengan dengan catatan waktu 2:02:98).

Dengan tambahan 1 medali emas melalui Eva Lilian dan 1 medali perunggu lewat Putu Wirawan, berarti kontingen Bali telah menyabet 1 emas, 1 perak, 1 perunggu dari cabang renang PON XIX 2016. Medali perak sebelumnya dipersembahkan Eva Lilian di nomor 100 meter gaya dada, Rabu (14/9) lalu. Capaian cabang renang ini hanya kalah dari cabang primadona judo, yang hingga tadi malam telah mempersembahkan 2 medali emas, 4 perak, 6 perunggu buat kontingen Bali.

Kontiungen renang Bali masih menyisakan harapan untuk tambah medali dalam tarung hari terakhir, Selasa (20/9) ini. Harapan itu ditumpukan melalui perenang Dewa Gede Anom Artha (di nomor 200 meter gaya kupu-kupu putra), Desak Made Sri Widyadari (nomor 200 meter gaya kupu-kupu putri), Ista Wirya Ardhiani (nomor 200 meter gaya bebas putri), dan Ni Nyoman Dewi Setiari (nomor 200 meter gaya bebas putri).

Selain itu, harapan juga terbuka melalui estafet 4x100 meter gaya ganti perorangan putri yang mengandalkan Eva Lilian, estafet 4x100 meter gaya ganti yang mengandalkan kwarter Eva Lilian (gaya dada)-Dewi Novita Lestari (gaya punggung)-Desak Made Sri Widyadari (gaya kupu-kupu)-Ni Nyoman Sintya Adniswari Anasta Putri (gaya bebas).

Lepas soal berhasil atau tidak tambah medali, yang jelas kontingen renang Bali telah mencatatkan prestasi bersejarah di arena PON. Sebab, inilah untuk kali pertama Bali mampu sabet medali emas dari cabang renang dalam sejarah pesta olahraga multievent empat tahunan yang sudah digulirkan sejak 1948. "Dalam PON XVIII 2012 lalu di Riau, kontingen Bali hanya mampu meraih 1 perunggu dari cabang renang. Ini peningkatan prestasi luar biasa,” ungkap pelatih renang PON Bali, Gede Mega Wira Pratama, kepada NusaBali di Bandung, tadi malam.

Hebatnya, semula cabang renang justru tidak masuk unggulan bagi Bali untuk raih medali emas di PON XIX 2016. Menurut Mega Wira, Eva Lilian semula hanya masuk atlet Grade III, tapi malah sukses sabet medali emas dan perak. "Dia (Eva Lilian) dapat medali emas karena serius latihan. Itu benar-benar hasil usaha kerasnya,” puji Mega Wira.

Eva Lilian van Leenen sendiri kini menjadi atlet Bali kedua di PON XIX 2016 yang sukses sabet 2 medali, selain pejudo I Geda Ganding Kalbu Soethama, 20. Bedanya, pejudo Gede Ganding Kalbu hanya mampu sabet medali perak di Kelas -100 Kg Putra dan medali perunggu di Kelas Bebas Putra.

Eva Lilian merupakan gadis blaseteran kelahiran Amsterdam, Belanda, 8 Maret 1995. Dia putri dari Gerrit van Leenen (asal Belanda) dan Ni Luh Wita (perempuan Bali asal kawasan wisata Lovina, Desa Kalibukbuk, Kecamatan Buleleng). Saat ini, Eva Lilian tercatat sebagai mahasiswi Semester VI Stikom Bali (Jurusan Sistem Informasi).

Kepada NusaBali, Eva Lilian van Leenen mengaku sangat bangga bisa mempersem-bahkan satu emas dan satu perak buat kontingen Bali dalam aksi perdananya di pentas PON. Semula, Eva Lilian mengaku tak menyangka bisa sabet kepingan emas. Apalagi, saat fase penyisihan, dia hartus puas finish di posisi kedua, karena diungguli perenang Riau, Sanosa.

“Di babak final, saya tampil all out, hingga mem buahkan medali emas. Sedangkan Sanosa justru finish di posisi kelima. Saya sangat bersyukur bisa mempersembahkan yang terbaik buat kontingen Bali. Mudah-mudahan, saya bisa tambah medali di nomor estafet besok (hari ini),” ujar Eva Lilian seusai pengalungan medali emas, Senin kemarin.

Eva Lilian juga berharap capaian prestasinya bisa memotivasi para perenag Bali lainnya ke depan. “Bahwa jika berusaha dengan sungguh-sungguh, pasti ada hasilnya. Saya bisa raih medali emas, karena upaya keras yang tak kenal lelah,” lanjut perenang berusia 21 tahun ini. * dek

Komentar