nusabali

Ekspor Turpuruk, Pengurusan SKA Merosot

  • www.nusabali.com-ekspor-turpuruk-pengurusan-ska-merosot

Pengurusan persyaratan dokumen untuk ekspor dari Bali ke mancanegara mengalami penurunan lebih dari 50 persen di awal 2020.

DENPASAR, NusaBali

Indikasi penurunan ekspor Bali akibat pandemi Covid-19 ditandai berkurangnya pengurusan  Surat Keterangan Asal (SKA) atau dokumen barang atau produk. Rata-rata permohonan SKA belakangan ini 70. Sedang sebelum pandemi Covid-19 merebak permohonan SKA mencapai 150-200 per hari.

Untuk diketahui sebagaimana namanya, Surat Keterangan Asal, dokumen tersebut berisi tentang asal muasal produk atau barang yang akan diekspor. “SKA bukan dokumen wajib. Namun ada sejumlah negara yang mensyaratkan produk yang diekspor ke negara bersangkutan harus dilengkapi dengan SKA,” ujar Kasi Fasilitasi Ekspor-Impor Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali I Gusti Ngurah W Satrya, Senin (8/6). Negara tersebut kata Ngurah Satrya  di antaranya adalah China.

SKA juga bermanfaat bagi eksportir, karena akan mendapat pengurangan bea masuk ke negara tujuan. Karena itu buyer yang jeli, sudah biasa dalam ekspor-impor kata Ngurah Satrya pasti akan menyertakan SKA, karena dapat pemotongan bea masuk sampai maksimal 70 persen. “Namun tergantung jenis barang dan negara tujuanya,” jelasnya.

Sementara  terkait pengurusan SKA, Ngurah Satrya membenarkan memang ada penurunan dari sebelum pandemi Covid-19. Walau ada penurunan, Dinas Perdagangan dan Perindustrian tetap melakukan pelayanan. Termasuk dalam masa pelaksanaan kebijakan  pembatasan kegiatan untuk pencegahan penanggulangan penularan Covid-19, sebelumnya. “Kita tetap layani, tidak ada libur. Hanya waktunya dibatasi hingaa tengah hari saja,” kata Ngurah Satria.

SKA yang banyak dimohonkan eksportir adalah produk ikan, tekstil dan beberapa produk lainnya. Sedangkan untuk SKA produk buah seperti manggis yang biasanya diekspor ke China, belum ada.

Sebelumnya BPS Provinsi Bali mencatat ekspor Bali minus -40,33 persen pada April lalu dibanding bulan Maret. Kepala BPS Provinsi Bali Adi Nugroho menyatakan penurunan tersebut merupakan penurunan yang paling dalam selama 4 tahun terakhir dari 2017-2020.

Nilai ekspor Bali pada April  hanya sebesar 26.350.478 dollar AS. Sedang pada bulan  Maret nilainya  44.160.861 dollar. Secara tahunan dibanding April 2019, ekspor Bali juga turun, yakni -48,92 persen. Sedang secara kumulatif Januari-April 2020, ekspor Bali drop -19,13 persen.

Menurut Adi Nugroho, ekspor dengan tujuan negeri kangguru Australia mengalami penurunan terdalam yakni  66,70 persen. Ekspor Bali dengan tujuan 10 negara lainnya juga mengalami penurunan, namun tidak sedalam tujuan ekspor ke Australia. *k17

Komentar