nusabali

Jumlah Kehamilan di Denpasar Stabil

  • www.nusabali.com-jumlah-kehamilan-di-denpasar-stabil

Dinas P3AP2KB Kota Denpasar mengimbau untuk menunda kehamilan bagi pasangan usia subur sampai kondisi pandemi Covid-19 ini berakhir.

DENPASAR, NusaBali

Sejumlah daerah di Indonesia mengalami kenaikan tingkat kehamilan selama masa pandemi Covid-19. Namun, tak demikian halnya dengan Kota Denpasar. Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Denpasar, tidak ditemui kenaikan tingkat kehamilan yang berarti, bahkan cenderung mengalami penurunan.

Dari data tersebut, tercatat selama masa peralihan sebelum pandemi pada bulan Januari ke bulan Februari memang mengalami kenaikan, namun tidak melonjak secara drastis, yakni berada pada angka 1.424 menjadi 1.488 jumlah kehamilan. Penurunan yang tercatat justru terjadi selama masa pandemi antara bulan Februari ke Maret di angka 1.382.

Namun, angka yang lebih sedikit dibandingkan bulan Februari ini sendiri belum bisa dipastikan sebagai angka yang mutlak menggambarkan penurunan kehamilan, sebab terdapat kecenderungan masyarakat yang enggan memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) seiring dengan ketakutan akan wabah Covid-19.

“Kita memang sudah antisipasi kepada seluruh PUS (Pasangan Usia Subur) saat ini dengan alat kontrasepsi untuk lebih dipantau, dicek untuk pemakaiannya. Karena kan kita ketahui mereka juga sulit untuk pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan,” ujar Kepala Bidang Keluarga Berencana, Ketahanan dan Kesejahteraan (KBKKK), Made Ayu Wahyuni kepada NusaBali, Selasa (12/5).

Dalam hal ini, Dinas P3AP2KB Kota Denpasar juga telah meneruskan informasi dari Pemerintah Provinsi terkait dengan panduan pelayanan KB dan kesehatan reproduksi dalam situasi pandemik Covid-19. Imbauan ini disampaikan melalui sejumlah baliho yang telah terpasang, salah satunya di depan kantor Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak di Jalan Gatot Subroto VI J no 26, Dauh Puri Kaja, Denpasar.

Beberapa di antara imbauan tersebut antara lain yaitu untuk menunda kehamilan bagi pasangan usia subur sampai kondisi pandemi Covid-19 ini berakhir, lalu bagi akseptor (penerima) KB untuk tidak datang ke petugas kesehatan kecuali yang mempunyai keluhan, juga bagi akseptor KB yang habis masa pakainya untuk datang ke petugas kesehatan dengan membuat janji.

Poin terakhir imbauan ini yaitu, bagi ibu yang melahirkan sebaiknya langsung menggunakan alat kontrasepsi. “Itu sudah di depan kami pasang, dan ini juga sudah kami berikan ke teman-teman di kecamatan untuk lebih disebarkan informasi ini,” lanjut Ayu Wahyuni.

Adanya imbauan ini bukannya tanpa alasan. Mengalami kehamilan membuat tubuh seorang perempuan menjadi lebih lemah, sehingga di masa pandemi ini perempuan hamil akan menjadi lebih rentan kondisinya untuk tertular virus.

Namun, bagi keluarga yang kini sedang mengalami kehamilan, Ayu Wahyuni mewanti-wanti untuk tidak takut memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan. “Sekarang, di fasyankes, tenaga medis kami di Kota Denpasar sudah dilengkapi dengan APD dan kelengkapan lainnya. Sehingga, bagi mereka tidak perlu takut untuk pergi ke fasyankes,” pesannya.

Tenaga medis di fasilitas pelayanan kesehatan yang dimaksud secara rutin mendata keluarga mana memiliki balita atau kehamilan dan sudah saatnya untuk memeriksakan diri. Memang dalam situasi pandemi, kader-kader fasyankes di masing-masing desa atau kelurahan tidak memungkinkan untuk mengumpulkan keluarga, maka pelayanan dan program-program keluarga berencana akan dilaksakan secara door to door.

Begitu pula dengan imbauan lainnya bagi pasangan usia subur yang dianjurkan untuk menggunakan alat kontrasepsi, Ayu Wahyuni mengatakan saat ini Dinas P3AP2KB Kota Denpasar melalui Bidan KBKKK tidak kekurangan alat kontrasepsi. “Sampai saat ini tidak. Meskipun kita kondisi di sini terbilang unik, kita kontrasepsi tersedia. Alat kontrasepsi di sini kita salurkan kepada fasyankes. Kemungkinan kalau mereka tidak bisa mengambil, kita droping dengan tetap memantau protokol kesehatan,” lanjut Ayu Wahyuni.

Antisipasi alat kontrasepsi juga dapat diakali dengan menggunakan alat kontrasepsi yang lain. “Kalau misalnya sulit mereka mencari atau menemukan alat kontrasepsi, yang seperti IUD mereka kan misalnya jatuh tempo tapi belum bisa memasang, kita ada suntik, ada kondom. Tetap antisipasi dengan alat kontrasepsi yang lain,” tandasnya.*cr74

Komentar