nusabali

Warga di Desa Terpencil Rawan Tercecer Rekam E–KTP

  • www.nusabali.com-warga-di-desa-terpencil-rawan-tercecer-rekam-e-ktp

Kondisi geografis dan ekonomi yang sulit mengakibatkan warga Bangli yang tinggal di pelosok terancam tercecer rekam data untuk kartu tanda penduduk elektronik (E–KTP).

BANGLI, NusaBali

Untuk mengantipasinya, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bangli, melakukan sistem jemput bola, melakukan perekaman dengan sistem off line. Harapannya, agar hingga akhir September 2016 semua warga Bangli telah melakukan perekaman E-KTP, sebagaimana ditentukan pemerintah pusat. Bagaimana jika tetap ada yang tercecer? Pihak Disdukcapil yakin pasti ada jalan keluar.

“Kalau memang demikian (tercecer) pasti akan ada jalan keluar yang diberikan pemerintah pusat,” ujar Kadisdukcapil I Nyoman Sumantra, Selasa (30/8). Saat ini, lanjut pejabat asal Desa Siakin, Kecamatan Kintamani, itu sedang melakukan sosialisasi perekaman E-KTP kepada warga. “Sesuai undang-undang ini (E-KTP) wajib dilakukan,” tegas Sumantra.

Untuk peningkatan pelayanan perekaman E-KTP,  Disdukcapil membuka lima lokasi pos pelayanan. Masing-masing di Disdukcapil, di masing-masing kantor kecamatan, yakni Kecamatan Bangli, Susut, Tembuku, dan Kintamani.

Selain perekaman data terpusat di lima pusat layanan, Disdukcapil juga jemput bola terutama bagi warga yang tinggal di desa-desa di lokasi jauh terpencil. Umumnya warga di desa-desa di balik bukit pegunungan Kintamani. Polanya dengan armada yang lengkap peralatan perekaman data, dengan sejumlah petugas. “Ini yang dimaksud sistem off line,”  jelas Sumantra, menyebut beberapa desa seperti Siakin, Kintamani, Peradi, dan lainnya yang telah didatangi petugas Disdukcapil.

Data dari Disdukcapil, hingga Juli 2016, masih tercecer 26.618 dari 194 000 warga Bangli yang wajib E-KTP. Namun jumlah 26.618 tersebut diyakini sudah berkurang, menyusul pelaksanaan rekaman E-KTP yang terus dilakukan Disdukcapil, yang belakangan mengalami peningkatan. “Rata rata di atas seratus orang per hari,” ungkap Sumantra. Sedang sebelumnya, perekaman E-KTP berkisar puluhan orang dalam sehari.

Pantauan di Disdukcapil beberapa hari terakhir puluhan warga antre melakukan perekaman E–KTP. Beberapa di antaranya ada yang mengajak anaknya ikut antre. “Di rumah tidak ada yang jaga. Saya ajak ke sini,” ujar Ni Ketut Purnama Ningsih, 28, seorang warga asal Pengelipuran, Kubu yang ikut antre. Dia mengaku sudah cukup lama menanti, namun karena yang antre banyak, Purnama Ningsih harus menunggu giliran namanya dipanggil petugas. * k17

Komentar