nusabali

Krama Bungaya Bikin Persembahan 7 Dangsil 18 Meter, Gubernur Terharu

  • www.nusabali.com-krama-bungaya-bikin-persembahan-7-dangsil-18-meter-gubernur-terharu

Puncak Karya Usaba Dangsil di Desa Pakraman Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem telah dilaksanakan pada Soma Umanis Sungsang, Senin (29/8).

Upacara masucian itu juga dipuput empat pamangku desa: Jro Mangku Puseh, Jro Mangku Maospahit, Jro Mangku Bukit, dan Jro Mangku Jawa. Seluruh krama desa dari 13 banjar adat ikut muspa. Gubernur Bali Made Mangku Pastika dan Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumatri juga ikut berbaur. Mereka mengenakan pakaian adat khas Desa Pakraman Bungaya, yakni tanpa busana atas.

Usai Ida Batara Kabeh masucian, kembali kairing ke Pura Bale Agung. Saat itulah 579 daha teruna ngiring Ida Batara Bagus Selonding ke Pura Penataran. Mereka mengenakan busana khas Desa Pakraman Bungaya, di mana yang teruna (laki-laki) menyelipkan keris, sementara para daha (perempuan) memakai gelung.

Setibanya di Pura Penataran, para daha teruna menyuarakan (menabuh) Ida Batara Bagus Selonding. Sedangkan penyarikan desa, Dea Salah Sukardi, menyuarakan kober lanang wadon. Habis itu, barulah 7 dangsil tinggi-besar diarak dari depan Pasar Desa Bungaya ke Pura Penataran. Sedangkan 40 dangsil lainnya dengan tinggi rata-rata hanya 1 meter, merupakan Dangsil Taksu yang spesial dibuat untuk ngempet dan berjaga-jaga, bertujuan agar perjalanan 7 dangsil besar lancar menuju Pura Penataran. Setelah 7 dangsil besar distanakan di Pura Penataran, barulah 40 Dangsil Taksu berhenti ngempet (menjaga wilayah perbatasan). Kemudian, seluruh daha teruna melaksanakan manda (menari), sedangkan prajuru desa ngaturang kaos (sesajen) kepada Ida Batara Kabeh.

Kelian Kerta Desa Bungaya, I Gede Krisna Adhi Widana, mengatakan ada sis unik dari seluruh dangsil yang ada. Dangsil Dalem setinggi 18 meter dikerjakan selama 12 jam. Pengerjaannya mulai dari memotong kayu Durian, terbagi lima, ditata, kemudian dipasang hiasan daun andong, kayu sugih, kayu murip, dan sebagainya. “Inilah keajaibannya, mulai dari menebang pohon Durian, hingga tuntas, hanya butuh waktu 12 jam, karena kehendak Ida Batara Bagus Selonding,” ungkap Krisna Adi Widana.


SELANJUTNYA . . .

Komentar