nusabali

Tolak Kunjungan Keluarga, Rutin Olahraga hingga Nyampat

Menengok Aktivitas 63 Pekerja Migran Indonesia yang Dikarantina di Hotel Jimbarwana Negara

  • www.nusabali.com-tolak-kunjungan-keluarga-rutin-olahraga-hingga-nyampat

Para PMI yang dikarantina di Hotel Jimbarwana Negara berterima kasih kepada kalangan pejabat Pemkab Jembrana, termasuk Bupati Putu Artha dan Ketua Dewan Ni Made Sri Sutharmi, karena dianggap telah menaruh perhatian luar biasa

NEGARA, NusaBali

Sebanyak 63 pekerja migran Indonesia (PMI) asal Jembrana yang baru pulang dari luar negeri kini dikarantina di Hotel Jimbarwana Negara, sejak Rabu 15/4) lalu. Untuk menghilangkan rasa jenuh di tempat karantina, para PMI yang sebagian besar pekerja kapal pesiar ini runtun melakukan berbagai kegiatan positif, mulai dari olahraga, sembahyang, hingga nyampat (bersih-bersih). Mereka juga sepakat tolak ada kunjungan keluarga.

Koordinator PMI yang karantina di Hotel Jimbarwana, I Gusti Ngurah Ketut Darma Sadu, 38, mengatakan sesuai kesepakatan, semua pekerja migran yang dikarantina di hotel milik Pemkab Jembrana ini berkomitmen melaksanakan isolasi dengan baik dan disiplin. Aturan yang paling utama adalah dilarang keluar areal hotel.

Jadi, mereka hanya dibolehkan beraktivitas di halaman hotel dan berinteraksi dengan sesama teman PMI di lingkungan hotel, dengan tetap menerapakan prosedur kesehatan. Menuut Darma Sadu, sebenarnya Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kabupaten Jembrana telah menyediakan jam kunjungan bagi keluarga PMI.

“Namun, atas dasar inisiatif para PMI, jam kunjungin disepakati untuk ditiadakan saja. Ini untuk lebih memperketat karantina. Kami juga sepakat tidak ada yang membawa ataupun menitipkan barang ke luar hotel. Yang dibolehkan hanya menerima barang titipan dari keluarga, yang diterima melalui petugas security,” ungkap Darma Sadu, Senin (20/4).

Terkait kebijakan untuk menerima barang titipan dari keluarga, kata Darma Sadu, jarang dimanfaatkan para PMI. Mereka lebih sering dibawakan camilan oleh keluarga. Ada pula PMI yang meminta dibawakan gitar, bola voli, raket untuk main bulu tangkis, dan sejumlah barang lainnya yang bisa digunakan untuk membuat kegiatan-kegiatan positif.

“Kalau pakaian, kita tetap gunakan pakaian yang dibawa dari luar negeri. Itu kita cuci sendiri, sambil hitung-hitung ada kegiatan. Apalagi selama di luar negeri, kita juga sudah terbiasa hidup mandiri,” papar pria asal Kelurahan Baler Bale Agung, Kecamatan Negara---satu wilayah dengan Hotel Jimbarwana---yang sudah bekerja di kapal pesir sejak tahun 2009 ini.

Menurut Darma Sadu, dalam masa karantina ini, salah satu kegiatan yang rutin dilakukan bersama teman-teman PMI lainnya adalah olahraga. Kegiatan olahraga di halaman depan hotel biasa dilakukan pagi hari mulai pukul 06.00 Wita hingga 09.30 Wita.

Jenis olahraga yang biasa dilakukan adalah senam, voli, bulutangkis, dan tenis meja dengan menggunakan fasilitas 2 meja pingpong yang khusus disediakan oleh Pemkab Jembrana di Hotel Jimbarwana. Di sela-sela olahraga itu, juga diselipkan kegiatan nyampat di sekitar halaman hotel dan kamar masing-masing.

Darma Sadu mengatakan, kegiatan nyampat ini juga dilakukan atas inisiatif bersama para PMI sebagai kegiatan tambahan yang bermanfaat untuk kesehatan. “Kami juga membantu tugas cleaning servis yang disediakan Pemkab Jembrana,” papar Darma Sadu, yang terakhir kali berlayar baru 2,5 bulan lalu, namun harus buru-buru dipulangkan ke Bali karena pandemi Covid-19.

Setelah kegiatan olahraga, bersih-bersih, dan makan pagi, kata Darma Sadu, siangnya lebih banyak diisi dengan kegiatan pribadi-pribadi sambil menunggu jadwal makan siang. Terkadang juga ngobrol-ngobrol sambil ngopi di dalam hotel. Ada pula yang main game, sebagian lagi diam menyendiri di kamar.

“Seperti saya, tadi (kemarin) kebetulan sedang main gitar di kamar. Intinya, ya kita berusaha tetap melakukan kegiatan, karena kita juga perlu menjaga kesehatan. Yang penting, kita tetap memperhatikan aturan seperti tetap jaga jarak, pakai masker, dan sering-sering cuci tangan,” tandas pekerja kapal pesiar berusia 38 tahun ini.

Setelah jam makan siang, kata Darma Sadu, para PMI di Hotel Jimbarwana biasa memanfaatkan waktu untuk isitirahat. Kemudian, sore pukul 17.00 Wita, mereka melakukan kegiatan lagi sambil menunggu jadwal makan malam. Setiap sore, PMI yang beragama Hindu melakukan persembahyangan bersama di Padmasana Hotel Jimbarwana.

Usai sembahyang bersama dan makan malam, sebagian besar PMI yang dikarantina di Hotel Jimbarwana kembali ke kamar masing-masing. Kalaupun ada yang masih di luar, namun mereka dipastikan sudah masuk kamar malam sebelum pukul 21.00 Wita. “Ya, tanpa harus diingatkan kembali, sebelum pukul 21.00 Wita, teman-teman sudah kembali ke kamar masing-masing,” katanya.

Secara umum, kata Darma Sadu, selama menjalani karantina di Hotel Jimbarwana, tidak ada masalah ataupun kendala layanan dari Pemkab Jembrana. Para PMI berjumlah 63 orang berterima kasih kepada pejabat yang dinilai menaruh perhatian luar biasa, termasuk Bupati Jembrana I Putu Artha dan Ketua DPRD Jembrana, Ni Made Sri Sutharmi.

Menurut Darma Sadu, Bupati Artha dan Ketua Dewan Sri Sutharmi sempat memantau langsung keberadaan mereka di Hotel Jimbarwana. Begitu juga Wakil Bupati Jembrana Made Kemabang Hartawan, sempat menggelar teleconfrence bersama para PMI asal Jembrana yang dikarantina di tiga hotel berbeda.

Disebutkan, dalam menjalankan karantina, Darma Sadu cs ingin menunjukkan bahwa kalangan PMI adalah orang-orang yang tertib menjaga kesehatan. Mereka pun membantah image negatif terhadap para PMI yang jadi sorotan publik di tengah situasi pandemi Covid-19 saat ini.

“Setelah karantina selama 14 hari nanti selesai, kami yang diisolasi di Hotel Jimbarwana sudah rencana untuk menyiapkan kejutan kepada pemerintah sebagai ucapan terima kasih. Seperti apa kejutannya, tidak bisa saya sampaikan sekarang,” kilah Darma Sadu, yang menjalani karantina di Hotel Jimbarwana sejak Kamis (16/4) lalu. *ode

Komentar