nusabali

Karantina PMI, Pemkab Sewa Hotel

Fraksi Golkar : Karyawan Dirumahkan Harap Bantuan

  • www.nusabali.com-karantina-pmi-pemkab-sewa-hotel

GIANYAR, NusaBali
Setelah menyediakan 30 kamar di Hotel Gianyar, Jalan Manik, Gianyar, untuk tenaga medis kasus Covid-19, kini Pemkab Gianyar menjalin kerjasama dengan Hotel MaxOne Ubud sebagai tempat karantina para Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Gianyar.

Dari 60 kamar hotel ini, telah terisi 29 PMI.Hal itu diungkapkan Bupati Gianyar Made ‘Agus’ Mahayastra, didampingi Wakil Bupati AA Gde Mayun, Sekda Gianyar I Made Gede Wisnu Wijaya, dan kepala dinas terkait, saat meninjau langsung hotel tersebut, Rabu (15/4) sekitar pukul 13.24 Wita.


Bupari Mahayastra mengatakan, penyediaan hotel untuk karantina, menyusul segara datangnya ribuan PMI asal Gianyar. Tempat karantina di UPTD Pertanian Lab Perkebunan Provinsi Bali, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, berkapasitas 12 kamar, telah terisi penuh. “Jangan sampai PMI yang biasa tidur di tempat bagus, tahu-tahu tiba di Gianyar seolah tidak ada yang memperhatikan,” ujar bupati asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan ini.

Bupati memperkirakan, 60 kamar Hotel MaxOne ini akan dipenuhi PMI, sehingga akan menjajaki hotel lain untuk karantina lain. “Secara umum, hotel-hotel di Ubud bersedia dijadikan tempat karantina. Beberapa hotel masih kami jajaki, mencari dimana yang kira-kira layak,” jelasnya.

Dijelaskan, PMI yang menjadi tanggungjawab kabupaten/kota PMI yang hasil rapid testnya negatif Covid-19. PMI yang positif Corona menjadi tanggungjawab Pemprov Bali untuk diisolasi di RSUP Sanglah atau RS Udayana. Selama karantina PMI rutin dicek kesehatan dan lokasi karantina juga disemprot disinfektan. “Sebelum kembali ke rumah masing-masing, PMI ini akan ditest swab. Jika positif, kami serahkan ke Provinsi Bali untuk isolasi, kalau negatif boleh pulang,” terang Mahayastra.

Kata dia, anggaran karantina ini dari APBD 2020,  namun tidak ada istilah anggaran hotel. Yang ada tiga pos anggaran yakni penanganan pencegahan Covid-19, jaring pengamanan sosial (JPS), dan penguatan ekonomi, total Rp 100,7 miliar.

General Manajer Hotel MaxOne Herna Lee mengaku bersedia menerima PMI karena alasan kemanusiaan. Dari total 66 kamarnya, hanya 60 untuk PMI dan 2 untuk tenaga kesehatan. Dia mengakui, keberadaan PMI di hotel membuat dirinya khawatir, namun telah dipertimbangkan matang. “Terutama jaminan kesehatan dari bupati,” jelasnya.

Selama karantina PMI, dia tidak melibatkan karyawan hotel, karena akibat wabah Covid-19,  karyawan sudah dirumahkan.’’ Yang intens di hotel hanya saya dan unur menajer,” ujarnya. Ditambahkan, selama karantina, PMI akan mendapatkan makanan dalam kotak yang disajikan di depan kamar, sehingga tidak ada kontak langsung. Makanan dan kesehatan, pemerintah yang menyediakan.

Sementara itu, Ketua Fraksi Golkar DPRD Ganyar I Made Suteja sangat mengapresiasi langkah cepat Bupati Mahayastra, khususnya dalam penyiapan hotel karantina PMI. Dia meyakini ada banyak hotel melati di Gianyar yang siap untuk penyewaan serupa. Apalagi syarat sewa ini dilengkapi protokol kesehatan oleh pemerintah. ‘’Sangat prinsip jika sewa hotel ini tetap mengacu tata aturan yang ada. Memang kondisinya kedaruratan, tapi mudah-mudahan sistem sewa hotel ini tak ada masalah di kemudian hari,’’ jelas wakil rakyat asal Desa Temesi, Gianyar ini.

Merujuk imbauan Ketua DPD I Partai Golkar Bali Sugawa Korry, Suteja sangat mendukung eksekutif merefocusing anggaran 2019 untuk penanganan Covid-19. Setidaknya kepastian refocusing ini ada dalam dua minggu ke depan. Dia juga sangat berharap eksekutif merancang jenis bantuan yang pantas untuk karyawan dirumahkan. Karena tak bekerja, maka daya beli para karyawan ini sangat lemah, tak jauh berbeda dengan KK miskin. ‘’Penting ada model distribusi bantuan yang berkeadilan untuk karyawan terdampak Covid-19, meski mereka bukan KK miskin,’’ tegas mantan guide turis Rusia ini. *nvi,lsa

Komentar