nusabali

Tak Efisien, Ekspor Bali lewat Surabaya

Dorong Pelabuhan Benoa Diberdayakan

  • www.nusabali.com-tak-efisien-ekspor-bali-lewat-surabaya

DENPASAR, NusaBali
Persoalan ekspor komoditas dari Bali lewat Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya masih terus berlanjut dari tahun ke tahun.

Padahal cara ini kurang efisien karena harus menempuh perjalanan darat paling cepat setengah harian. Bukan itu saja, catatan data komoditas ekspor dari Bali itu pun potensi tidak tercatat sebagai komoditas Bali.

Persoalan yang selalu jadi pembicaraan ini kembali mengemuka dalam pertemuan kalangan eksportir, pelaku usaha, stakeholder terkait di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Provinsi Bali, di Kompleks Niti Mandala Renon, Denpasar, Rabu (11/3). “Kondisi eksisting atau yang sedang berjalan sekarang ini banyak sekali produk daerah Bali yang diangkut ke Surabaya dan dokumen ekspor-nya disubmit didaftarkan di Surabaya,” ujar  I Made Wijaya, Kabag Umum Kanwil Bea Cukai Bali.

Dampak yang paling mendasar adalah miss data. Produk Bali yang diekspor itu berapa (dari Surabaya) tidak jelas. Hal itu karena dokumennya disubmit di Jawa Timur, otomatis menjadi produk Jawa Timur. “Yang seharusnya data itu bisa didaftarkan di Bali, tetapi didaftarkan di Tanjung Perak. Ini yang harus diselesaikan,” tandasnya.

Dari sisi  eksportir, hal  ini juga menimbulkan ketidakefisienan. Ekspotir harus punya kantor perwakilan dan tenaga yang bertugas melakukan  pekerjaan untuk memastikan produk ekspor sudah termuat dan terangkut. “Seandainya ekspor dan berikut semua urusan dokumennya cukup bisa dilakukan di Pelabuhan Benoa, tentu akan lebih efisien baik dari biaya, tenaga dan lainnya,” kata Wijaya.

Jika Pelabuhan Benoa ‘diberdayakan’ maka eksportir Bali cukup menyerahkan dokumen di Bali. Selanjutnya adalah urusan sistem yakni negara memastikan produk atau barang harus dimuat.

Sementara itu Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagprin) Provinsi Bali,  I Wayan Jarta,  mengakui ketidakefisienan tersebut. Karena itulah Jarta sependapat jika Pelabuhan Benoa bisa menjadi pintu ekspor Bali. “Karena itu masukkan yang bagus dan bisa menekan biaya, kenapa tidak kita perjuangkan,” ujarnya.

Hanya kewenangan untuk menerapkan (fungsi pelabuhan) ada di Pusat, bukan di daerah dalam hal ini Bali.  “Namun itu mungkin dengan rekomendasi dari Pak Gubernur , kalau memang sesuatu yang harus kita lakukan,” kata Jarta. Persoalan itu diizinkan atau tidak, bukan keputusan daerah. Namun demikian dalam kapasitas sebagai pendapat pribadi, ekspor langsung dari Bali melalui Pelabuhan Benoa memang diperlukan.

Sementara dalam pertemuan tersebut mencuat sejumlah persoalan, kondisi ekspor dan berbagai saran terkait ekspor yang juga terimbas situasi sekarang yakni ancaman virus corona. *k17

Komentar