nusabali

Tinjau Ruang Isolasi RSUP Sanglah, Gubernur Ingatkan Jangan Panik karena Corona

Pemprov Bali Siapkan 2 RS Alternatif

  • www.nusabali.com-tinjau-ruang-isolasi-rsup-sanglah-gubernur-ingatkan-jangan-panik-karena-corona

DENPASAR, NusaBali
Sehari pasca Presiden Jokowi umumkan dua WNI positif virus Corona, Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Wagub Tjokorda Oka Arta Ardhana Sukawati alias Cok Ace dan Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya MPPM, meninjau kesiapan Ruang Isolasi Ruang Nusa Indah RSUP Sanglah, Denpasar, Selasa (3/3) siang.

Ruangan ini khusus untuk menangani pasien terindikasi virus Corona. Sementara, Pemprov Bali siapkan dua rumah sakit alternatif untuk tangani virus Corona, yakni RS Bali Mandara dan RS Universitas Udayana.

Kedatangan Gubernur Koster untuk meninjau Ruang Isolasi Nusa Indah, Selasa siang pukul 14.00 Wita, diterima Direktur Utama RSUP Sanglah, dr I Wayan Sudana MKes. Setelah tinjau RSUP Sanglah, Gubernur Koster bersama Wagub Cok Ace dan Kadis Kesehjatan Ketut Suarjaya kemarin sore lanjut meninjau proses pemeriksaan wisatawan menggunakan thermo scanner di Terminal Kedatangan Internasional Bandara Ngurah Rai Tuban, Kecamatan Kuta, Badung.

Sebelum meninggalkan RSUP Sanglah, Gubernur Koster menjelaskan saat ini ada tiga pasien demam yang dirawat di Ruang Isolasi Nusa Indah. Mereka masing-masing 2 WNA Jepang dan 1 WNI. Menurut Koster, kondisi ketiga pasien tersebut sudah membaik.

“Sekarang masih menunggu hasil uji laboratoriumnya. Kalau dilihat dari kecenderungannya, karena pasien kondisinya membaik, kemungkinan negatif. Ini berkaca dari pengalaman sebelumnya,” ujar Koster.

Koster pun mengimbau masyarakat Bali agar tidak khawatir secara berlebihan atau bahkan paranoid dengan adanya virus jenis baru ini. Sebab, tingkat kesembuhannya juga tinggi. Menurut Koster, yang perlu dilakukan saat ini adalah menerapkan Perilaku Bersih dan Sehat (PHBS), sering mencuci tangan, dan memperhatikan perubahan yang terjadi pada tubuh sendiri maupun lingkungan sekitar.

“Semoga wabah yang melanda Tiongkok dan negara-negara yang terinfeksi virus Corona cepat mereda dan diatasi. Di Tiongkok sendiri sudah mengalami penurunan (angka kejadian). Sedangkan pemerintah pusat sudah merilis ada dua WNI yang positif Corona. Kita berharap ini tidak terjadi di Bali. Kami pun berharap masyarakat di Bali tidak mengambil reaksi yang berlebihan,” tegas Gubernur asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Koster mengimbau masyarakat agar tenang dan tidak terburu-buru, apalagi sampai terjadi alksi borong-borongan masker dalam jumlah banyak, sehingga mengakibatkan barang langka dan harga melonjak. “Masker mahal, karena laku. Tidak usah panik, yang perlu pakai gini (masker, red) yang tugas di rumah sakit, yang kira-kira ada potensi itu (terkena virus). Di bandara juga,” kata suami dari seniwati multitalenta Ni Putu Putri Suastini ini.

Disinggung mengenai langkah Pemprov Jawa Barat yang sudah memasuki Siaga 1 Virus Corona, Koster mengaku belum berpikir ke arah sana. “Saya kira belum-lah (Siaga 1), karena kita belum ada kenapa-kenapa di sini. Saya akan diskusi dengan Wagub dan ahli-ahli kesehatan yang ada di Bali,” katanya.

Sementara, RSUP Sanglah saat ini menyediakan 4 ruang isolasi bertekanan negatif. Tiga (3) ruang di antaranya saat ini diisi oleh pasien dalam status pengawasan virus Corona, masing-masing WNA Jepang (laki-laki) berusia 22 tahun rujukan dari RSUD Mangusada Badung, bayi WNA Jepang berusia 11 bulan, dan WNI perempuan berusia 72 tahun. Ketiganya telah diambil sampel untuk selanjutnya diserahkan ke laboratorium pusat di Jakarta.

Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sanglah, Dr dr Ketut Sudartana SpB-KBD, mengungkapkan sejakl 22 Januari 2020 hingga Selasa kemarin, RSUP Sanglah telah menangani 25 pasien dalam status pengawasan virus Corona. Dari 25 pasien tersebut, hanya 3 orang yang masih dirawat inap dan sedang menunggu hasil uji laboratorium. Sedangkan sisanya telah dinyatakan negatif Corona.

Untuk mengantisipasi jika virus Corona mewabah di Pulau Dewata, kata dr Sudartana, RSUP Sanglah sudah menyiapkan plan B dan plan C, yakni menambah kapasitas ruang rawat dengan memanfaatkan seluruh Ruang Nusa Indah, sehingga berjumlah 18 ruang rawat. Dan, jika 18 ruang rawat tersebut juga penuh, Pemprov Bali siapkan dua rumah sakit alternatif, yakni RS Universitas Udayana (di Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung) dan RS Bali Mandara (di Jalan By-pass Ngurah Rai kawasan Sanur, Denpasar Selatan).

Menurut dr Sudiartana, RSUP Sanglah sudah bekerjasama dengan kedua rumah sakit tersebut untuk mengatisipasi segala kemungkinan. Jika ruang rawat di dua rumah sakit alternatif itu penuh juga, barulah akan digunakan Ruang Lely RSUP Sanglah sebagai tempat isolasi pasien dalam pengawasan Corona.

“Sekarang kami punya 4 ruang isolasi bertekanan negatif. Dua ruangan yang rusak sedang kami perbaiki, sehingga ada 6 ruang isolasi bertekanan negatif. Jika seandainya penuh, khusus untuk ruang Nusa Indah kami akan plot untuk perawatan pasien khusus observasi Corona, sehingga jumlahnya jadi 18 ruangan,” tandas dr Sudartana. “Kalau lebih dari itu, kami akan kerjasama dengan RS Universitas Udayana dan RS Bali Mandara,” imbuhnya.

Paparan senada juga disampaikan Wagub Cok Ace. Menurut Cok Ace, Pemprov Bali siapkan RS Universitas Udayana dan RS Bali Mandara sebagai alternatif jika daerah ini dihadapkan pada kemungkinan terburuk terjadi lonjakan jumlah pasien observasi Corona. "Andaikata kemungkinan terburuk diperlukan memblok satu rumah sakit untuk penanganan masalah Corona, maka skenario itu akan kami lakukan. Mudah-mudahan tidak terjadi," tandas tokoh pariwisata asal Puri Agung Ubud, Gianyar ini.  *ind

Komentar