nusabali

Hindari Kotak Kosong, Parpol Diharap Perjuangkan Calon Alternatif

Nama Nyoman Sudiantara Mulai Disebut

  • www.nusabali.com-hindari-kotak-kosong-parpol-diharap-perjuangkan-calon-alternatif

Krisis calon ‘menghantui’ Pilkada Denpasar 2020. Dengan kondisi ini dikhawatirkan hanya ada satu pasangan calon yang berhadapan dengan kotak kosong.

DENPASAR, NusaBali

Nah, bila hal ini terjadi maka merupakan kemunduran dalam demokrasi dan kegagalan partai politik dalam melakukan kaderisasi kepemimpinan.

Wacana itu mengemukan dalam diskusi di Kubukopi, Denpasar, Kamis (27/2). “Sekarang ini kita terjebak pada asumsi hanya ada satu partai dominan dan calonnya pasti akan menang,” kata pengamat politik Drs I Nyoman Wiratmaja Msi. Ini ditandai pula dengan merapatnya sejumlah partai kepada PDI Perjuangan meskipun proses di PDIP sendiri belumlah tuntas.

Situasi itu, menurutnya, bukanlah situasi yang sehat karena partai-partai itu belum menunjukkan visinya kepada warga dan menunjukkan usaha untuk mendapatkan calon yang sesuai dengan visi tersebut. Jika situasi ini terus berkembang, menurutnya, pilkada pun akan gagal dijadikan forum untuk melakukan kontestasi gagasan dan mengkritisi apa yang terjadi di Denpasar selama ini.

Untuk partai yang dominan, menurutnya, bila menang dalam pilkada melawan kotak kosong sebenarnya tidak layak dibanggakan. Sedang bila kalah, akan sangat memalukan. “Peluang kalah itu tetap ada, karena harus meraih suara 50 % plus 1 dari suara sah,” sebutnya. Hal itu sudah pernah terjadi dalam pemilihan Walikota di Makassar tahun 2018.

Ketua KPU Kota Denpasar I Wayan Arsa Jaya mengatakan, sebagai penyelenggara pihaknya secara peraturan memang tidak ada masalah jika pilkada diselenggarakan dengan hanya satu calon saja. Hanya dalam pelaksanaannya akan banyak hal yang agak janggal dari kebiasaan. “Misalnya, kalau kita atur debat kandidat, itu berdebatnya dengan siapa,” sebutnya.

Di mengaku masih berharap, sampai batas akhir pendaftaran pada bulan Juni nanti, gabungan partai-partai akan dapat menemukan calon yang bisa diajukan. Sebab, saat ini peluang dari calon independen sudah tertutup. “Kalau dari segi anggaran, sebenarnya kami merencanakan Pilkada Denpasar dengan 2 calon independen dan 3 calon dari partai,” ujarnya.

Sementara itu dalam diskusi berkembang, Pilkada di Denpasar memang tidak selayaknya diwarnai oleh kotak kosong. Hal itu karena banyaknya tokoh yang sebenarnya dianggap layak untuk memimpin Denpasar. Menurut aktivis Giriyasa, nama-nama seperti Selly Mantra, AAN Rai Iswara, politisi Gerindra De Gadjah dan Nyoman ‘Ponglik’ Sudiantara sebenarnya sangat layak untuk diajukan.

Nama Ponglik, kata dia, selama ini masih jarang disebut di media namun sebenarnya memiliki potensi karena memiliki jaringan luas di dunia politik, sosial dan profesional. “Ketokohan figur ini juga terlihat dalam aktivitasnya di Gerakan Anti Radikalisme (GRAK) dan Ketua Ikatan Alumni SMA/SMK se-Bali yang ikut memenangkan Jokowi dalam Pilpres 2018,” sebutnya.

Menurut, aktivis Arya Suhardja, nama Ponglik di PDIP Denpasar bisa menjadi alternatif untuk menjembatani kubu-kubu yang ada selama ini. “Bahkan sebenarnya PDIP harus mempertimbangkannya untuk mendampingi Jaya Negara daripada harus ada resiko perpecahan internal pasca pencalonan,” ujarnya. Dukungan juga disampaikan politisi Gerindra Gusti Ketut Puriartha yang melihat ‘Ponglik’ sebagai calon potensial. “Secara logika maupun logistik sudah selesai. Tinggal mengumpulkan dukungan dari partai-partai dan kesediaan figur ini,” tegasnya. *isu

Komentar