nusabali

Peternak Babi Sterilisasi Tubuh dari Virus

  • www.nusabali.com-peternak-babi-sterilisasi-tubuh-dari-virus

Sejumlah peternak babi di Tabanan mulai mencegah penyebaran virus pembunuh babi dengan sterilisasi tubuh melalui penyemprotan disinfektan.

TABANAN, NusaBali

Langkah ini menyusul meluasnya penyebaran virus hingga mematikan babi mendadak secara missal. Selain menyemprot kandang secara menyeluruh, salah seorang peternak babi, I Nyoman Ariadi di Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, menerapkan sanitasi disinfektan dengan sistem spraying (penyemprotan) untuk penyeteril virus di tubuh. Orang yang akan masuk ke areal kandang babi disemprot hingga tiga kali.

Dia menerapkan sistem spraying di tiga lapis tempat. Pertama di pintu masuk utama kandang yang dinamakan zona merah. Disini, orang yang akan masuk kandang tinggal memencet spraying tersebut.

Di pintu masuk itu juga diberikan kubangan air yang berisi disinfektan. Tujuanya, agar virus yang menempel di alas kaki bisa mati. Kedua, di areal masuk kandang yang dinamakan zona kuning. Diareal ini orang yang masuk kandang diminta semprotkan diri melalui spraying tersebut. Terakhir atau ketiga, di dalam kandang yang disebut zona hijau. Orang maupun petugas yang akan bekerja juga melalukan penyemprotan diri dengan spraying. Kemudian baru beraktivitas di sekitaran kandang babi. Di pintu masuk kandang, Ariadi juga memasang spanduk bertuliskan ‘Dilarang masuk tanpa seijin petugas’.

Ariadi yang Perbekel Desa Sudimara dan Wakil Ketua GUPBI (Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia) Bali, menuturkan langkah ini dilakukan sebagai upaya pencegahan kematian babi mendadak. Sanitasi dengan spraying ini sudah tiga pekan. "Saya pasang sekitar tiga tempat mulai dari pintu masuk rumah hingga pintu masuk kandang," tegasnya.

Kata dia, teknik sistem sterilisasi itu didapatkan melalui informasi pakar virus, petugas dinas, dan sumber lainnya. Pemasangan tersebut diakui sangat sederhana tinggal membelikan tabung dilengkapi spraying dan diberikan obat disinfektan. "Pemasangan spraying berlapis ini agar orang yang masuk ke kandang tidak luput dari penyemprotan disinfektan," jelasnya.

Dia mengaku telah mengimbau kepada peternak lain di Desa Sudimara untuk melakukan hal sama sebagai upaya pencegahan virus. Meskipun dia belum berani menjamin bahwa dengan langkah itu, sebaran virus bisa dihentikan. "Tapi, kan setidaknya kita ada usaha. Karena hanya langkah sanitasi ini yang bisa dilakukan sebab virus belum ada obatnya," aku Ariadi.

Dia mengakui, sanitasi dengan spraying ini baru dia sendiri yang melakukan. Masyarakat lain baru hanya melakukan penyemprotan biasa dengan disinfektan di kandang maupun got sekitar rumah. Penyuluhan kepada sejumlah peternak babi sudah dilakukan,  meski hanya beberapa orangf yang hadir.

Kata dia, biaya pembelian disinfektan sistem spraying tersebut tidak banyak. Satu liter air hanya memerlukan 1 mm disinfektan. Harga 1 mm disinfektan hanya Rp 500, tergantung jenis. "Lagi pula saat melakukan spraying yang keluar tidak banyak hanya berupa embun. Jadi tidak mahal kok. Orang kira mahal karena mereka belum coba," bebernya. Ditambahkan Ariadi jika ada orang belajar membuat penyemprotan dengan sistem spraying, dia siap untuk membantu.

Dia berharap dengan sistem ini virus tidak menyebar di Desa Sudimara. "Astungkara saat ini masih aman, mudah-mudahan tidak ada lagi. Karena di Desa Sudimara belum terdampak. Ada katanya satu ekor babi warga mati, tetapi belum diketahui apa penyebabnya. Harapan kami agar virus cepat mereda," tandasnya. *des

Komentar