nusabali

KESEHATAN: Dua Periode Jiwa

  • www.nusabali.com-kesehatan-dua-periode-jiwa

Orangtua atau anggota keluarga lain dapat memiliki kemungkinan bibit bipolar disorder yang diwariskan kepada Anda.

Bahasan gangguan bipolar kembali mengemuka setelah seorang selebgram tertangkap atas dugaan menggunakan obat-obat terlarang dan mengaku mengalami bipolar. Gangguan bipolar atau bipolar adalah gangguan mental yang berhubungan dengan perubahan suasana hati yang bergerak dengan cepat. Melansir dari Web MD, bipolar adalah penyakit yang sangat serius dan bisa mengakibatkan perilaku berisiko, bahkan tendensi untuk bunuh diri.

Mereka yang memiliki bipolar mengalami periode saat mereka merasa sangat bahagia dan berenergi juga periode kesedihan, hilang harapan, dan lesu. Antara dua periode ini mereka merasa normal. Sebutan 'bipolar' menggambarkan kondisi dua kutub mood yang berbeda. Periode bahagia dan penuh energi disebut dengan 'manic' atau mania. Pengidap bipolar merasa sangat bahagia dalam waktu lama, kebutuhan tidur menurun, bicara sangat cepat, terlalu percaya pada kemampuan sendiri. Ini tak selalu berhubungan dengan hal positif sebab di periode mania, pasien bisa membuat keputusan impulsif, ceroboh, mengalami delusi atau halusinasi, gelisah dan impulsif, dan mudah terganggu.

Sedangkan periode 'depressive' menggambarkan pasien mengalami periode sangat sedih atau depresi. Gejalanya seperti gangguan depresi seperti sedih, putus asa dalam waktu lama, menarik diri dan kehilangan minat dari aktivitas yang digemari. Menurut Andri, psikiater Omni Hospital Alam Sutera, amphetamine jadi komponen obat Adderall untuk pengobatan pasien Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) di Amerika Serikat. "Saat praktik saya banyak menemui pasien-pasien yang mencoba mengobati gejala gangguan jiwanya sendiri dengan menyalahgunakan alkohol dan zat terlarang di Indonesia seperti amphetamine yang terkandung dalam sabu, ada juga yang menggunakan obat dokter seperti benzodiazepine tapi tanpa konsul ke dokter," ujar Andri seperti dilansir cnnindonesia.

Alkohol dikonsumsi dengan harapan bisa mengatasi rasa cemas, membantu tidur dan membuat rileks. Sabu dan ekstasi yang mengandung amphetamine dikonsumsi demi memperoleh sensasi euforia, bersemangat, kemampuan seks bertambah, dan memacu performa kerja. Dia menyebut penyalahgunaan narkotika dan alkohol akibat orang enggan memeriksakan diri ke dokter spesialis kesehatan jiwa atau mengunjungi psikiater. Ada stigma kunjungan ke psikiater atau tenaga profesional kesehatan jiwa akan dianggap gila. Kemudian ada rasa malu sehingga bisa menghambat pengobatan. Efeknya, pasien malah ingin mencoba menjadi dokter dengan mengobati dirinya sendiri.

Dia pun menyarankan jika mengalami gejala gangguan jiwa, sebaiknya tidak lari ke narkotika dan alkohol. "Berobatlah ke dokter jiwa jika mengalami gejala gangguan jiwa yang sampai mengganggu kualitas hidup. Semakin cepat tatalaksana semakin baik harapan sembuhnya," imbuhnya. Gangguan bipolar sering kali muncul pada masa akhir remaja atau awal masa dewasa. Setidaknya, setengah dari kasus munculnya gangguan bipolar adalah mereka yang berusia di bawah 25 tahun. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan kondisi ini juga dapat ditemukan pada anak dan orang dewasa.

Saat seseorang terkena kondisi gangguan bipolar, dia akan mengalami perasaan emosional yang hebat dan terjadi pada suatu periode tertentu atau dikenal dengan ‘episode mood’. Setiap episode mood menunjukkan perubahan drastis dari mood dan perilaku normal orang tersebut. Suatu episode di mana dia terlihat terlalu bahagia dan bersemangat disebut episode manic sedangkan episode depresif menunjukkan suatu bentuk kesedihan yang ekstrem dan kehilangan kemauan. Kadang, sebuah episode mood juga menunjukkan kedua gejala mania dan depresi.

Dalam laman hellosehat, episode tersebut dinamakan kondisi campuran. Penderita juga akan menjadi sangat mudah tersinggung dan marah-marah dalam sebuah episode mood. Perubahan mood ini juga biasanya disertai perubahan ekstrem yang menyangkut energi, aktivitas, pola tidur, dan perilaku sehari-hari. Selama episode manic, beberapa ciri dan gejala yang dapat muncul dari gangguan bipolar yaitu, merasa terlalu bahagia dan bersemangat, sangat sensitif dan mudah tersinggung. Dia juga jadi banyak makan, kurang tidur, bersikap gegabah dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berisiko. Berbicara dengan sangat cepat dan mengubah topik pembicaraan dari satu topik ke yang lainnya.

Penderita juga mengalami penurunan kemampuan untuk melakukan penilaian atau pembuatan suatu keputusan. Bisa melihat hal-hal aneh dan mendengar suara-suara misterius. Sedangkan, dalam episode depresif, beberapa tanda dan gejala gangguan bipolar adalah merasa sangat bersedih dan kehilangan harapan pada jangka waktu yang panjang. Tak tertarik melakukan kegiatan sehari-hari. Makan jadi lebih sedikit, merasa mengantuk dan malas. Terlalu sadar diri dan minder. Sulit untuk berkonsentrasi dan terlintas pemikiran untuk bunuh diri. Episode-episode di atas dapat terjadi beberapa kali setahun atau bahkan setiap minggu.

Beberapa hal yang harus diperiksakan ke dokter terkait gangguan bipolar adalah:

*Memunculkan gejala periode mood yang terjadi dalam jangka waktu yang panjang.

*Memiliki pemikiran untuk melakukan bunuh diri.

*Merasa agresif dan konfrontasional.

*Kesulitan tidur dalam beberapa hari.

Belum teridentifikasi secara jelas apa penyebab spesifik dari kondisi jiwa bipolar disorder, tetapi ada beberapa faktor yang telah diketahui dapat menimbulkan gejala bipolar disorder. Faktor-faktor yang menjadi penyebab gangguan bipolar adalah:

-Kondisi otak. Otak dapat melewati berbagai perubahan fisik yang memengaruhi tingkat bahan kimia otak (neurotransmitter) yang ada di dalamnya. Transmiter tersebut merupakan zat-zat yang memengaruhi mood.

-Turunan genetik. Orangtua atau anggota keluarga lain dapat memiliki kemungkinan memiliki bibit bipolar disorder yang diwariskan kepada Anda.

-Pengaruh lingkungan sosial. Para peneliti menemukan mungkin terdapat beberapa faktor sosial yang dapat menyebabkan timbulnya bipolar disorder. Faktor-faktor tersebut dapat berupa perasaan stres akan suatu kejadian trauma pada masa kecil, rendahnya kepercayaan diri, atau mengalami kehilangan yang tragis.

Kendati memerlukan perawatan jangka panjang, penderita gangguan bipolar dapat sembuh. Untuk mencapai kesembuhan dibutuhkan kerja sama pasien, dukungan dari lingkungan dan tenaga kesehatan. Pasien pun tidak boleh menganggap dirinya sudah sembuh dan lantas tidak kembali berobat. Pemulihan gangguan bipolar bergantung pada kapan gejala timbul. Bila muncul pada usia muda biasanya ditandai gejala energik berlebihan yang disebut manik. Bila gejala ini diketahui lebih cepat dan diobati, maka kualitas hidup saat usia tua serta muda bisa lebih baik.

Gejala yang timbul pada usia tua relatif lebih sulit diketahui, dengan gejala awal depresi dan mudah terganggu. Pada beberapa kasus juga ditandai waham kebesaran dan ilusi tertentu. Pengobatan pada lansia juga lebih berhati-hati karena harus mempertimbangkan kemungkinan timbul penyakit lain. Terutama bila pasien sudah mengkonsumsi obat tertentu. Selain obat, pemulihan pasien bipolar lansia juga mempertimbangkan keseimbangan elektrolit dan zat lain dalam tubuh. Hal ini dikarenakan sudah menurunnya fungsi beberapa organ, sehingga lansia berisiko menderita penyakit lain seperti gagal ginjal atau tremor. Pasien bipolar lansia juga diwajibkan kontrol teratur, untuk memeriksa kemajuan pengobatan dan mencegah timbulnya penyakit lain. Selain terapi yang bersifat farmakologi, pemulihan juga dilakukan dari sisi sosial.

Teknik pengobatan ini diberikan pada keluarga dan caregiver, yang menyediakan sistem dukungan bagi penderita. Keluarga dan caregiver diharapkan dapat terus memacu semangat penderita untuk sembuh. Mereka juga harus mengingatkan pasien untuk selalu minum obat dan kontrol, untuk menjaga kualitas hidupnya. Dengan kepatuhan kontrol dan minum obat, diharapkan bisa menurunkan frekuensi kekambuhan dan ketidakstabilan mood penderita. Selanjutnya pengobatan akan mengurangi gejala lain yang tersisa, termasuk keinginan bunuh diri. Kontrol teratur akan meminimalkan efek samping pengobatan dan tidak menutup kemungkinan penyederhanaan obat. Hal ini akan berefek pada pengurangan biaya yang harus dikeluarkan tiap kali menebus obat. Dengan dukungan sosial yang cukup, maka kondisi mental dan mood penderita bisa terjaga dan kembali beraktivitas.

Dukungan lingkungan ditambah kontrol dan pengobatan teratur akan menyediakan support system yang baik. Dengan kepatuhan pengobatan yang menjadi kunci pemulihan, bukan tidak mungkin pasien bipolar bisa kembali aktif. Perawatan bagi penderita bipolar disorder tidak dapat menyembuhkan penderita namun dapat menstabilkan perubahan mood. Perawatan yang cocok ditentukan oleh psikiater.
1. Terapi obat
Dokter dapat menganjurkan resep untuk menstabilkan mood anda. Obat tersebut dapat membantu mengurangi gejala yang dialami. Penderita mungkin diharuskan untuk mengonsumsi obat yang diresepkan dalam jangka waktu yang lama untuk mencegah suatu episode depresi yang dapat menyebabkan bunuh diri. Obat-obatan yang ada biasanya tediri dari antidepresan, penstabil mood, antipsikotik, dan obat anti stress.

2. Konseling
Lakukan konseling untuk membicarakan kondisi dan cara melewati episode emosi yang dialami. Carilah suatu komunitas yang dapat membantu mengatasi gangguan ini.

3. Perawatan penyalahgunaan zat tertentu

Apabila menderita suatu ketergantungan pada zat tertentu, sangat penting untuk menanggulangi ketergantungan tersebut. Kondisi tersebut akan menyulitkan Anda dalam meringankan bipolar.

4. Perawatan rumah sakit
Dalam kasus yang lebih parah, Anda akan diharuskan untuk dirawat di rumah sakit untuk pengawasan berkala. Perawatan tersebut khususnya terjadi apabila mengalami tanda-tandan ingin melakukan bunuh diri. Pada level ini, bisa saja melukai diri sendiri dan orang lain.

Tidak semua situasi sama, jadi lebih baik selalu diskusikan setiap keluhan yang dimiliki kepada psikiater. *

Komentar