nusabali

Takut Kesaktian Dadong Guliang, Warga Pun Mengungsi

  • www.nusabali.com-takut-kesaktian-dadong-guliang-warga-pun-mengungsi

Jika ada bayi yang menangis tiada henti, orangtuanya kerap mencolek tanah Kuburan Dadong Guliang. Begitu tanah kuburan dioleskan ke dahi si bayi, spontan tangisnya akan reda

Setelah meninggalnya Dadong Guliang, kata Jro Mangku Diasnya, warga yang se-belumnya mengungsi ke wewidangan Desa Pakraman Akah akhirnya kembali ke wilayahnya masing-masing. Mereka pun kembali bermukim di wilayah bekas kekuasaan Dadong Guliang.

Dalam perkembangan, jumlah penduduk dari kelompok warga yang sempat mengungsi ini kian bertambah. Karena jumlahnya banyak, warga setempat kemudian mendirkan Banjar Sukaduka Hyangapi, yang secara administratif masuk wilayah Desa Pakraman Akah. “Kata Hyangapi sendiri memiliki makna bahwa di tempat itu pernah muncul kekuatan niskala berupa api yang dahsyat,” terang Jro Mangku Diasna.

Untuk mencegah kekutan niskala kembali masuk ke Banjar Sukaduka Hyangapi, maka pihak adat memasang sejumlah penyengker niskala dengan sarana meletakkan sejumlah batu di berbagai titik. Batu-batu tersebut dipasang sedemikian rupa, hingga posisinya mengelilingi wewidangan Desa Pakraman Akah. “Sampai saat ini batu-batu itu masih ada,” katanya.

Kuburan Dadong Guliang sendiri diyakini memiliki berbagai dimensi niskala. Jika ada bayi yang menangis tiada henti-hentinya, maka orangtua si bayi biasanya mencolek tanah Kuburan Dadong Guliang. Begitu tanah kuburan dioleskan ke dahi si bayi, biasanya spontan tangisnya akan reda.

Menurut Jro Mangku Diasna, banyak warga datang ke Kuburan Dadong Guliang untuk memohon keturunan. Hanya saja, tidak semua mereka yang mohon berkah keturunan dio kuburan ini terkabulkan permohonannya. Bukan hanya itu, tak sedikit pula warga yang datang buat mohon nomer togel di Kuburan Dadong Guliang. “Tapi, berdasarkan pengamanan saya, warga yang datang ke Kuburan Dadong Guliang lebih banyak memohon kerahayuan (keselamatan) dengan sembahyang,” katanya.

Sementara itu, menantu dari I Ketut Konteng, pemilik tegalan di mana Kuburan Dadong Guliang, yakni Ni Wayan Sukerti, mengaku setiap pagi pihaknya rutin menghaturkan banten sodan di areal kuburan tersebut. Menurut Wayan Sukerti, ritual tersebut dihaturkan atas petunjuk orang pintar. “Sejauh ini tidak pernah ada ganguan apa-apa di pekarangan rumah kami,” cerita Wayan Sukerti. * w

Komentar