nusabali

Takut Kesaktian Dadong Guliang, Warga Pun Mengungsi

  • www.nusabali.com-takut-kesaktian-dadong-guliang-warga-pun-mengungsi

Jika ada bayi yang menangis tiada henti, orangtuanya kerap mencolek tanah Kuburan Dadong Guliang. Begitu tanah kuburan dioleskan ke dahi si bayi, spontan tangisnya akan reda

Ternyata, kedatangan Dadong Guliang membawa bencana bagi warga setempat, karena kekutatan yang dimilikinya. Dadong Guliang memiliki kesaktian atau black magic yang tidak tertandingi. Dengan kesaktiannya, Dadong Guliang berhasil menaklukkan tokoh-tokoh di Desa Akah.

“Tidak ada yang tahu persis siapa nama asli Dadong Guliang. Yang jelas, dia berasal dari kawasan Guliang,Bangli hingga warga di sini menyebutnya Dadong Guliang. Berdasarkan penuturan para tetua, kedatangan Dadong Guluang ke Desa Akah sudah terjadi ratusan tahun silam,” ujar Jro Mangku Diasna saat ditemui NusaBali di kediamannya, beberapa waktu lalu.

Tak lama setelah kedatangannya ke Desa Akah, kata Jro Mangku Diasna, berita soal kesaktian Dadong Guliang tersebar luas ke berbagai kawasan. Ketakutan paling parah dirasakan warga yang bermukim di sekitar tempat tinggal Dadong Guliang di Banjar Sukaduka Hyangapi, Desa Akah.

Saking takutnya, penduduk sekitar kemudian pilih mengungsi dan menyebar ke sejumlah banjar di Desa Akah, yakni Banjar Sangging, Banjar Bungaya, Banjar Tengah, Banjar Pekandelan, Banjar Gede, dan Banjar Gingsir. “Pemukiman warga yang mengungsi tersebut berjarak sekitar 1,5 kilometer arah barat Desa Akah yang dipisahkan Tukad Kunyit,” jelas Jro Mangku Diasna.

Bukan hanya mengungsi, warga setempat juga sampai memindahkan Pura Dalem ke Banjar Pekandelan, Desa Pakraman Akah. Sedangkan bekas lokasi Pura Dalem yang lama kini sudah berubah menjadi carik (sawah), yang disebut Carik Dalem. Demikian pula bekas pemukiman warga seebelum ditinggal menungsi karena kesaktian Dadong Guliang, kini sudah berubah menjadi carik. Tempat itu dinamai Carik Paumahan, karena sempat ada rumah di sana.

Seiring berjalnnya waktu, kata Jro Mangku Diasna, ajal pun menjemput Dadong Guliang yang sakti mandraguna. Jenazah Dadong Guliang langsung dikuburkan di tegalan kawasan Banjar Sukad Hyangapi, tepatnya di tegalan milik keluarga Ketut Konten. “Kisah ini juga tertulis pada sebuah lontar yang mengisahkan asal mula Desa Pakaman Akah,” papar Jro Mangku Diasna.


SELANJUTNYA . . .

Komentar