nusabali

Kasus Gigitan Anjing di Bangli Melonjak

  • www.nusabali.com-kasus-gigitan-anjing-di-bangli-melonjak

Kasus gigitan anjing di kabupaten Bangli pada tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2018.

BANGLI, NusaBali

Dinas Kesehatan Bangli mencatat kasus gigitan anjing di tahun 2019 sebanyak 2.266 kasus. Sedangkan di tahun 2018 jumlah kasus gigitan anjing sebanyak 1.620 kasus. Stok Vaksin Anti Rabies (VAR) masih tersisa. Terjadinya lonjakan kasus gigitan anjing ditengarai karena rendahnya kesadaran warga untuk mengandangkan anjing peliharaannya.

Kasi Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Bangli, I Wayan Sudarma membenarkan jumlah kasus gigitan anjing di Bangli terjadi peningaktan dari tahun 2018. Data kasus gigitan berdasarkan laporan dari masing-masing puskesmas dan rumah sakit. Banyaknya kasus gigitan anjing karena masyarakat masih lepasliarkan anjing peliharaannya. Mencegah jatuhnya korban jiwa akibat gigitan anjing rabies, Dinas Kesehatan membentuk Tim Tata Laksana Kasus Gigitan (Takgit). “Tim ini beranggotakan petugas Dinas Kesehatan dan Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP), khusunya bidang Kesehatan Hewan,” ungkap Sudarma, Jumat (3/1).

Dikatakan, Tim Takgit akan bergerak jika ada informasi kasus gigitan anjing dan tim melakukan penyelidikan etimologi. Jika anjing yang menggigit  terindikasi rabies maka tim mengambil sampel otak anjing untuk dikirim ke Lab. “Jika postif rabies maka korban gigitan akan mendapat VAR dan SAR,” jelasnya. Pemberian VAR dilakukan secara selektif. “Kalau kasus gigitan terjadi karena anjingnya terprovokasi, korban gigitan tidak diberikan VAR. Jika korban mengalami gigitan di daerah risiko tinggi dan anjing yang menggigit positif rabies, baru diberikan VAR dan SAR,” imbuhnya.

Dikatakan, VAR dan SAR tersedia di rabies center di masing-masing  puskesmas dan RSU Bangli. Meski terjadi peningkatan jumlah kasus gigitan, tidak sampai menimbulkan korban jiwa. “Meski terjadi peningkatan kasus, ketersediaan VAR memadai dan stok VAR masih aman bahkan masih tersisa 131 ampul,” tandasnya. Di tahun 2020 rencana anggaran pengadaan VAR sebesar Rp 731.400.000.

Anggaran pengadaan Serum Anti Rabies (SAR) Rp 120 juta. “Selain pengadaan lewat APBD Kabupaten juga mendapat suplai VAR dan SAR dari Diskes Provinsi Bali dan Kemenkes ” terangnya. Sudarma mengimbau, langkah awal jika menjadi korban gigitan anjing yakni membersihkan luka dengan cara membilas luka dengan air beberapa menit. Selanjutnya berobat ke puskesmas terdekat atau ke rumah sakit. *esa

Komentar