nusabali

Warga Beberkan 20 Item ‘Dosa’ PLTU

  • www.nusabali.com-warga-beberkan-20-item-dosa-pltu

Pemecatan 9 tenaga kerja (naker) lokal di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Celukan Bawang, Desa Celukan Bawang, Kecamatan Gerokgak, Buleleng berbuntut. 

Menanggapi pernyataan Broto Laras, Ketua LPM Desa Celukan Bawang, Mohamad Sadeli, mendesak agar segera ada keputusan, paling lambat hingga Kamis (12/11) besok. “Jika tidak, warga akan mengadakan gerakan untuk menuntut agar 9 naker yang dipecat tersebut dipekerjakan lagi,” ancam Sadeli.

Sadeli mengaku kesal dengan sikap PT GEB, yang kerap dianggap mengabaikan etika. Menurut dia, sumber persoalan di PLTU Celukan Bawang akibat dari sikap PT GEB yang kaku dan tidak teransparan dalam mengelola persoalan, termasuk masalah tenaga kerja.

Bahkan, Sadeli menuding pemecatan 9 tenaga pengamanan PLTU Celukan Bawang tidak terlepas dari intervensi PT GEB. Karenanya, PT Pesona Cipta selaku perusahaan pengerah tenaga pengamanan, tidak berkutik. “Sumber persoalan ada di PT GEB. Kami sudah melakukan inventarisasi persoalan yang tidak bisa diselasaikan oleh PT GEB, sehingga jadi menumpuk. Termasuk, pemecatan 9 petugas satpam itu,” sesal Sadeli.

Dikonfirmasi terpisah, Manager Affair PLTU Celukan Bawang, Putu Singyen, justru mengaku heran dengan sikap penolakan dirinya di Desa Celukan Bawang. Mantan anggota Fraksi Golkar DPRD Buleleng ini juga menegaskan pemecatan 9 naker lokal petugas security itu tidak ada hubungan dengan dirinya. Sebab, Putu Singyen sendiri hanya sebagai karyawan di PLTU Celukan Bawang. Dia juga penduduk asli Buleleng. 

“Saya lihat ini (penolakan hadir di Desa Celukan Bawang, Red) sudah menyangkut pribadi. Tapi, saya merasa tidak ada persoalan pribadi. Kalau masalah pemecatan karyawan, itu sudah ada perusahaan lain yang tanggung jawab. Kami tidak ada ke-wenangan lagi. Saya ini juga karyawan di PLTU,” tandas Putu Singyen.

Disinggung soal 20 item permasalahan yang dianggap warga Desa Celukan Bawang tidak pernah dituntaskan pihak PLTU, menurut Putu Singyen, selama setahun bekerja di PLTU Celukan Bawang, dirinya sudah pernah ingin menyelesaian persoalan-persoalan yang ada. Namun, ketika warga diminta bukti-bukti perjanjian sebelumnya, itu tidak pernah diberikan. 

“Setahun saya bekerja, saya rasa sudah terbangun komunikasi antara PLTU Celukan Bawang dengan warga. Ketika itu, saya tidak banyak tahu persoalan-persoalan, warga menyampaikan persoalan. Saya pun minta bukti (perjanjiannya, Red), tapi tidak pernah diberikan. Terus, apa yang saya bisa perjuangkan kalau seperti itu?” keluh Putu Singyen.

Kendati dtitolak masuk Desa Celukan Bawang, Putu Singyen mengaku akan tetap bekerja sebagai karyawan PLTU dengan menduduki posisi Manager Affair. “Saya kira tidak ada persoalan penolakan itu. Sebab, saya sendiri adalah karyawan PLTU Celukan Bawang dan harus bekerja di situ,” tegasnya.

Komentar