nusabali

Tjok Pemecutan Sebut Golkar Denpasar Tidak Berhak Panggil Rai Wiranata

  • www.nusabali.com-tjok-pemecutan-sebut-golkar-denpasar-tidak-berhak-panggil-rai-wiranata

Tokoh dan dedengkot Partai Golkar Bali, Ida Tjokorda Pemecutan XI menengahi perseteruan antara kader Golkar di Denpasar yang memanas dalam dukung mendukung calon di Pilkada Kota Denpasar 2020.

DENPASAR, NusaBali

Rencana Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandira akan memanggil 2 kader, Anak Agung Gde Aryawan dan Anak Agung Ngurah Rai Wiranata karena bersikap kritis terhadap langkah Golkar di Pilkada, tidak perlu disikapi dengan kebakaran jenggot. Apalagi sampai ada upaya pemanggilan.

Tjok Pemecutan mengemukakan, Ketua DPD II Golkar Denpasar Mariyana Wandira disarankan untuk menjalin komunikasi yang baik saja. “Apa haknya memanggil? Sekarang ada alat komunikasi, ya, komunikasi saja dengan baik. Nggak perlu nunggu waktu, selesaikan dengan baik sesuai adat di Golkar, fleksibel lah,” ujar Tjok Pemecutan, Jumat (27/12).

Dalam menyelesaikan masalah dengan kader tetap harus ada budaya dan etika. “Komunikasi saja. Karena kalau memanggil Rai Wiranata, nggak ada kewenangan. Penyelesaian persoalan organisasi bukan kayak penyidikan,” tegas mantan Ketua DPRD Badung, ini.

Tjok Pemecutan tidak menyalahkan siapa-siapa dalam masalah dukung-mendukung calon di Pilkada. Menurutnya, kader berhak menentukan dukungan sebagai personal, yang mana menurut dia baik dan terbaik. “Secara personal hak politik seseorang harus dihargai,” tegas Panglingsir Puri Pemecutan Denpasar, ini.

Sementara rencana Ketua DPD II Golkar Denpasar memanggil Gung Aryawan dan Gung Rai Wiranata sampai saat ini belum terealisasi. Gung Aryawan, Ketua OKK DPD II Golkar Denpasar yang direshuffle, adalah politisi senior Golkar asal Desa Pemogan, Kecamatan Denpasar Selatan. Dia menolak kandidat Calon Walikota Denpasar dari non kader Anak Agung Ngurah Manik Danendra (AMD). Alasannya, Gung Aryawan lebih setuju Golkar mengusung kader sendiri yang sudah berkeringat. Bahkan bila perlu mengusung paket kader-kader.

Sementara Gung Rai Wiranata yang mengkritisi internal Golkar Denpasar dan Golkar Bali, adalah kader senior asal Puri Kesiman, Kecamatan Denpasar Timur. Dia mengkritisi proses Pilkada Denpasar dengan adanya penolakan calon walikota oleh kader. Menurut Gung Rai Wiranata, hal itu mengindikasikan Golkar masih rapuh, sehingga perlu rekonsiliasi, rekonsolidasi, reposisi, dan revitalisasi potensi organisasi. Nah, inilah yang memicu elite Golkar Denpasar dan Golkar Bali gerah, hingga akan memanggil Gung Aryawan dan Gung Rai Wiranata.

Gung Aryawan dikonfirmasi NusaBali, Jumat siang kemarin, mengatakan belum ada komunikasi apapun dari Ketua DPD II Golkar Denpasar I Wayan Mariyana Wandira dengan dirinya. “Sampai sekarang saya tidak ada dihubungi. Mau dipanggil dengan surat juga nggak ada. Tapi mau diagendakan, kapan saja saya siap,” tegas Gung Aryawan.

Sementara Gung Rai Wiranata juga menegaskan hal yang sama, bahwa dirinya tidak pernah dihubungi oleh siapapun, baik dari Golkar Denpasar maupun Golkar Bali.

“Wandira mau manggil saya? Golkar Bali mau manggil saya? Dari kemarin saya tunggu nggak ada. Sekarang ada alat komunikasi, telepon saja. Saya akan datangi,” ujar mantan Wakil Ketua Komisi IV DPRD Bali, ini.

Gung Rai Wiranata menyebutkan, walaupun bukan lagi menjadi pengurus Partai Golkar, dirinya biasa datang ke sekretariat DPD I Golkar Bali di Jalan Surapati Denpasar. “Apapun kegiatan Golkar Bali, saya tahu. Saya ikuti. Jangan bilang saya nggak pernah ke Kantor (sekretariat) Golkar Bali. Orang saya tiap saat titip kendaraan di sana,” tegasnya.

Sementara Ketua DPD II Golkar Denpasar Mariyana Wandira, mengatakan agenda bicara dan komunikasi yang direncanakan dengan Gung Aryawan dan Gung Rai Wiranata akan diselesaikan secepatnya. “Namun ini dalam suasana Natal dan Tahun Baru. Ya tunggu saja. Komunikasi dengan kader yang menolak calon Walikota Denpasar pasti segera kita lakukan,” tegas politisi senior Golkar yang juga Wakil Ketua DPRD Denpasar, ini.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, dua kader senior Beringin, AA Gede Aryawan dan AA Ngurah Rai Wiranata, dipanggil Ketua DPD II Golkar I Wayan Mariyana Wandira, terkait statemennya yang dianggap kontra-produktif. Gung Aryawan dipanggil untuk diklarifikasi terkait penolakannya terhadap AA Ngurah Manik Danendra sebagai kandidat Calon Walikota (Cawali) Denpasar ke Pilkada 2020. Sedangkan Rai Wiranata akan diajak bicara karena menuding Partai Golkar rapuh.

Wayan Mariyana Wandira menyebutkan, pernyataan Gung Aryawan yang menolak Gung Manik Danendra sebagai Cawali Denpasar ke Pilkada 2020 sangat prematur. Padahal, di Golkar ada proses dan mekanisme yang harus dilalui. Gung Manik Danendra sendiri saat ini masih berproses di Golkar. Menurut Mariyana Wandira, tokoh Puri Tegal, Denpasar, itu juga belum ditetapkan Golkar sebagai Cawali Denpasar, tapi sudah ditolak duluan.

“Kami undang Gung Aryawan dan Gung Rai Wiranata untuk bicara masalah Pilkada Denpasar 2020. Nanti setelah libur Natal, mereka akan kita ajak bicara, supaya tidak menjadi preseden buruk bagi organisasi (Golkar) ke depan,” ujar Wandira, Selasa (24/12).

Harusnya, kata Wandira, Gung Aryawan yang mengaku sebagai kader senior, tidak berkomentar sembarangan tanpa paham proses dan mekanisme di partainya. “Kita tidak ujug-ujug menerbitkan rekomendasi kok. Harusnya paham dulu, proses dan mekanisme, baru berkomentar. Golkar adalah partai milik rakyat yang sangat terbuka. Siapa pun boleh maju berproses sebagai calon di Golkar,” tegas politisi asal Desa Sanur Kauh, Kecamatan Denpasar Selatan yang juga menjabat Wakil Ketua DPRD Denpasar dari Fraksi Golkar dua periode (2014-2019, 2019-2024) ini.

Wandira berharap supaya kader Golkar bantu bikin soliditas partai, tidak justru memecah soliditas yang sudah terjaga. Kader Golkar juga harus paham soliditas dan mekanisme partai. “Jangan beluam apa-apa sudah komentar. Partai ada aturan. Harusnya disampaikan di internal. Budaya di Golkar kan begitu,” ucap Wandira. *nat

Komentar