nusabali

Orok Ngambang di Tukad Panji

  • www.nusabali.com-orok-ngambang-di-tukad-panji

Warga Desa Panji, Kecamatan Sukasada, Buleleng,  Senin (1/8) pagi, dikagetkan temuan orok perempuan yang mengambang di Tukad Panji, desa setempat.

SINGARAJA, NusaBali
Orok pertama kali ditemukan oleh warga setempat, Kompyang Sita,65, warga Banjar Dinas Mandul, Desa Panji. Namun saat dievakuasi, orok yang beranggota tubuh lengkap itu sudah tak bernyawa. Sebagian kulit arinya sudah mengelupas. Kejadian tersebut berawal saat Kompyang Sita memungut buah asem yang jatuh ke tanah maupun di air sungai setempat. Senin (1/8) sekira pukul 06.00 Wita itu, ia memungut buah asem di sekitar Tukad Panji, sebelah timur Monumen Bhuana Kerta di Banjar Dinas Mandul, Desa Panji.

Saat itu, kata Kompyang, dalam situasi yang agak remang-remang. Ia mulai turun ke sungai untuk mengambil buah asem yang jatuh dan mengambang di air. Sebelumnya, Minggu (31/7) siang, ia membendung air sungai dengan bambu agar buah asem yang jatuh ke air tidak hanyut. “Saat saya turun saya mulai mengambil buah asem yang sudah mengumpul di genangan air yang saya bendung. Baru setengah saya punguti, seketika ada bayi yang muncul diantara buah-buah asem itu,” katanya di sekitar lokasi temuan orok.

Saat itu, ia langsung gemetar dan bergegas untuk naik ke atas sungai dan minta tolong kepada warga sekitar. Saat tiba di tepi jalan, ia pun menunggu warga yang lewat untuk membantunya menaikkan orok perempuan tersebut. Teriakannya mengakibatkan warga lain yang melintas, Putu Semat menyanggupi untuk menolong Kompyang menaikkan orok tersebut.

Peristiwa tersebut langsung mengundang simpati warga desa untuk datang dan melihat langsung kondisi orok ke lokasi. Awalnya Kompyang dan Putu Semat menggangkat dan mengalasinya dengan daun talas. Kemudian orok tersebut ditaruh di dalam kardus minuman yang ditutup dengan kain putih sumbangan warga.

Hingga polisi dan petugas kesehatan datang ke lokasi, warga setempat masih saja berdatangan dan mengerumuni orok malang tersebut. Tim kesehatan dari Puskesmas Sukasada I langsung ke TKP untuk memvisum orok itu. Dari hasil awal, orok tersebut diperkirakan sudah berumur lebih dari 34 minggu. Menurut dr Ketut Ismayana, orok dengan panjang 38 cm dan berat 2,5 kilogram. Tali pusar masih menempel di perut 15 cm.

Kulit ari orok suda mengelupas dari perut ke bawah. “Sebagian sudah mengelupas karena terlalu lama ada di air, kurang lebih satu hari sebelum ditemukan,” jelasnya. Setelah selesai di visum orok perempuan tersebut langsung dibawa dan dititipkan sementara di ruang jenazah RSUD Buleleng.

Anggota DPRD Buleleng asal Panji Mangku Ariawan didampingi Perbekel Panji Nyoman Sutama yang ditemui di lokasi mengaku akan segera merembukkan dengan desa adat tentang upacara pecaruan yang akan dilaksankaan Desa Pakraman Panji. Karena penemuan orok tersebut dianggap membawa leteh (cemar) bagi desa. “Kami akan bicarakan dulu untuk pelaksanaan pacaruan, karena ini adalah leteh desa. Nanti pacaruannya akan ditanggung Desa Pakraman agar tidak lagi terulang hal yang sama,” ucap dia.

Sementara itu, Kapolsek Sukasada AKP Gere Arya Wibawa dikonfirmasi terpisah mengaku akan segera melaksanakan penyelidikan dan mencari pelaku pembuang orok tersebut. Pihaknya pun meyakini perbuatan tersebut dilakukan atas dasar hubungan gelap sehingga tidak menginginkan kehadiran orok perempuan tersebut. *k23

Komentar