nusabali

'Polisi Tidur' Terlalu Tinggi Menuai Protes

  • www.nusabali.com-polisi-tidur-terlalu-tinggi-menuai-protes

Niat seorang warga di Jalan Pakisaji, Banjar Tanjung Bungkak, Desa Sumerta Kelod, Denpasar Timur membuat ‘polisi tidur’ agar pengendara yang lewat tidak ngebut malah menuai protes.

DENPASAR, NusaBali

Penyebabnya, ‘polisi tidur’ yang dibuatnya itu terlalu tinggi hingga menggangu pengendara yang lewat, bahkan sejumlah mobil tersangkut dalam gundukan tersebut.

Adalah I Nyoman Swastika, warga setempat yang membuat ‘polisi tidur’ tersebut. Pria yang juga seorang pegawai di salah satu instansi Pemprov Bali ini membuat polisi tidur setinggi 10 centimeter di jalan depan rumahnya.

‘Polisi tidur’ tersebut dibuatnya pada Rabu (4/12) sekitar pukul 23.00 Wita. Alasannya, pengendara yang melintas di jalan tersebut selalu dengan kecepatan tinggi dan mengganggu kenyamanan keluarganya.

Bahkan, anaknya yang masih kecil sempat hampir tertabrak oleh pengendara. "Iya saya yang buat kemarin sekitar pukul 11 malam. Saya buat biar pengendara lewat jalan ini tidak ngebut, sangat mengganggu sekali. Jadi saya berinisiatif membuat itu, padahal dibuat hanya dengan ketinggian 10 centimeter. Mobil mereka aja yang sengaja bampernya diceperin," ungkap Swastika ditemui di lokasi Kamis (5/12) siang.

Namun, pengendara yang melintas mengaku sangat terganggu karena tingginya ‘polisi tidur’ tersebut. Sebab, jalan tersebut merupakan fasilitas umum. Walaupun berada di depan rumah yang bersangkutan, tapi tidak berhak membuat polisi tidur setinggi itu. "Apa-apaan ini, emangnya dia yang punya jalannya ini. Ini kan jalan umum, seenaknya saja membuat polisi tidur menyusahkan masyarakat saja," protes salah satu pengendara.

Nah, karena banyak menerima keluhan, Perbekel Sumerta Kelod I Gusti Ketut Anom Suardana bersama Kadus Tanjung Bungkak Nyoman Budiarta, dan anggota BPD Banjar Tanjung Bungkak Wayan Buana pun langsung ke lokasi, kemarin siang.

Sampai di lokasi, benar saja, beberapa kendaraan yang melintasi ‘polisi tidur’ tersebut tersangkut dan harus dibantu oleh warga lainnya agar bisa melintas. "Yang bersangkutan memang tidak pernah berkoordinasi dengan kami, tiba-tiba sudah membuat polisi tidur seperti ini. Kami tidak menyalahkan masyarakat protes kalau seperti ini situasinya," ungkap Budiarta.

Perbekel Sumerta Kelod, I Gusti Ketut Anom Suardana, kemarin, langsung meminta I Nyoman Swastika agar segera menata kembali ‘polisi tidur’ yang dibuatnya itu agar tidak terlalu tinggi denga cara memperlebar dan mengisi tanda cat kuning dan hitam agar masyarkat tidak kesulitan saat melintas. “Yang bersangkutan setuju dan terus akan kami pantau supaya tidak menimbulkan protes lagi," kata Anom Suardana. *mis

Komentar