nusabali

Merchant GoFood Didorong Tidak Gunakan Plastik Sekali Pakai

  • www.nusabali.com-merchant-gofood-didorong-tidak-gunakan-plastik-sekali-pakai

Tercatat memiliki 50 juta transaksi GoFood di ASEAN, potensi penggunaan plastik sekali pakai harus diredam oleh mitra merchant.

DENPASAR, NusaBali

Budaya tidak menggunakan plastik  sekali pakai di Bali lambat-laun menunjukkan kemajuan. Merchant atau pelaku usaha makin banyak yang tak menyediakan kantong plastik, sebaliknya masyarakat atau konsumen juga sudah memahami tidak disediakannya kantong plastik atau kresek.  

Menurut laporan Google Indonesia berjudul ‘2019 Year in Search Indonesia Insights for Brands’, pelanggan Indonesia semakin peduli tentang dampak konsumsi mereka terhadap lingkungan. Hal ini terlihat dari 3 kali peningkatan pencarian ‘sedotan stainless’ dan 6.7 kali peningkatan pencarian ‘tas daur ulang’ di Google.   “Dulu sering dicaci-maki (konsumen), terutama karena tidak menyediakan straw. Ya, terima dan senyumin saja,” kenang Novie, owner ‘Warung Kecil’ yang berlokasi di Sanur.

Diakui Novie memang tak mudah menerapkan kebijakan soal penggunaan plastik sekali pakai pada warung makanannya tersebut. ‘Warung Kecil’ diakuinya  tidak memakai sedotan plastik sekali pakai sejak beberapa tahun terakhir. “Kami tidak melihat adanya dampak negatif terhadap pelanggan maupun penghasilan kami. Kami justru melihat upaya pelestarian lingkungan ini sebagai tanggung jawab sektor bisnis."

Semangat dan keteguhan hati Novie semakin mantap sejak 2012  dengan bergabung bersama komunitas PlastikDetox pada tahun 2012.“Sejak tahun 2012, PlastikDetox mendampingi para pengusaha kecil untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Contoh nyata dari anggota PlastikDetox merupakan bukti pelaku usaha dapat mengurangi penggunaan plastik sekali pakai,” kata Anna Sutanto, Co-Founder PlastikDetox.

Pengalaman Novie dan Anna ini diungkapkan dalam pelatihan wirausaha yang digagas oleh Gojek di Sector Sanur pada Selasa (26/11). “Kami sengaja menggelar GoWir atau Gojek Wirausaha karena kami juga memiliki banyak merchant GoFood,” kata VP Corporate Affairs Region Gojek, Michael Say.

GoWir di Bali dimaksudkan untuk mendorong mitra merchant kuliner menerapkan praktik bisnis ramah lingkungan. “GoWir sendiri adalah bagian dari inisiatif #GoGreener di tingkat nasional yang diluncurkan pada Agustus lalu, di mana inisiatif ini merupakan langkah Gojek dalam menjaga, merawat, dan memelihara lingkungan,” lanjut Michael.

Salah satu inovasi yang dilakukan adalah memfasilitasi mitra merchant menyediakan pilihan bagi pelanggan untuk tidak memesan alat makan plastik sekali pakai ketika memesan makanan dari merchant yang berpartisipasi. “Di Bali sendiri, 99 persen pelanggan GoFood memilih untuk tidak memesan alat makan plastik sekali pakai ketika memesan GoFood,” ujar Michael.

Kesadaran terhadap lingkungan, sosialisasi dan regulasi menjadi kunci sukses penerapan menghindari plastik sekali pakai. Seperti yang dikatakan oleh Novie, owner Warung Kecil Sanur. “Ketika pertama muncul Perwali, semakin memudahkan penerimaan konsumen kalau kami tidak menyediakan kantong plastik ataupun sedotan,” kata Novie merujuk  Peraturan Walikota Nomor 36 Tahun 2018.

Begitu juga dengan adanya Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai dinilai sangat membantu. "Kami menghargai pentingnya memenuhi Peraturan Gubernur Nomor 97 Tahun 2018, maka sejak awal 2019 kami tidak menyediakan kantong plastic dan sedotan plastik. Selain membantu menjaga Bali tetap bersih, tindakan ini sejalan dengan 'brand image' kami,” kata Ni Nyoman Setiari, Manager Goddes Bakery, yang merupakan salah satu mitra merchant GoFood.

Sementara itu Anna dari PlastikDetox menyatakan bahwa merchant GoFood diharapkan dapat semakin mendorong perubahan perilaku konsumen kuliner di Bali. ”Selain berdampak positif terhadap lingkungan dan mendapat brand image yang bagus dari pelanggan, banyak merchant kuliner yang tidak menyadari bahwa sesungguhnya menyediakan alat makan dan sedotan plastik sekali pakai justru membuat biaya operasional semakin tinggi,” sorot Anna.

PlastikDetox sendiri sejak April 2019 digandeng Gojek dan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar untuk menggelar pelatihan bisnis ramah lingkungan. “Pengurangan penggunaan plastik sekali pakai merupakan salah satu program yang sejalan dengan program pemerintah Provinsi Bali dan Kota - Kabupaten di Bali. Kami mengapresiasi Gojek sebagai layanan pesan-antar makanan pertama yang lewat teknologinya memfasilitasi mitra merchant-nya agar dapat mengambil peran aktif untuk tidak menyediakan alat makan plastik sekali pakai ketika memenuhi kebutuhan kuliner masyarakat kota Denpasar dan di Provinsi Bali,” kata Kabid Pengolahan Sampah, B3, Peningkatan Kapasitas pada Dinas Lingkungan Hidup Kota Denpasar, I Made Dwi Arbani.

Michael Say pun menyebut pihaknya sejalan dengan agenda pemerintah, dengan melakukan beberapa langkah pendukung, terutama dalam pengiriman pesanan makanan dan minuman, antara lain ‘Reduce’ yaitu menyediakan tas pengantaran GoFood agar mitra driver tidak perlu menggunakan kantong plastik sekali pakai, ‘Recycle’ yakni mendaur ulang limbah-limbah materi promosi seperti spanduk untuk diproduksi kembali menjadi kantong pengantaran makanan ramah lingkungan dengan bekerja sama dengan penghasil lokal. Termasuk juga ‘Reinvest’ adalah pihak Gojek senantiasa mengajak mitra untuk berkontribusi kembali kepada masyarakat, melalui program penanaman mangrove, beach clean up, dan sebagainya.*mao

Komentar