nusabali

Apa Jadinya Kalau yang Biasa Ada, Ditiadakan?

  • www.nusabali.com-apa-jadinya-kalau-yang-biasa-ada-ditiadakan

"Change is not new, but what new is the degree of change," kata Nobert Wiener. Ia juga mengatakan bahwa perubahan itu sendiri akan berubah, tidak ada yang abadi.

Lalu, bagaimana sebaiknya jawaban terhadap pertanyaan anak tersebut? Apakah ada keberanian untuk mengakui sistem pendidikan kita sudah salah jalur, sehingga ada kemungkinan menimbulkan benturan-benturan? Apakah sudah siap ekologi yang nyaman dan aman untuk memberi peran sentral kepada peserta didik? Sampai saat ini, peran aktif peserta didik untuk merengkuh tujuan pembelajaran masih bersifat wacana konseptual. Faktualnya, pendidik dan ahli pendidikan masih mengendalikan proses dan hasil pembelajaran anak. Anak masih dominan sebagai boneka atau buah catur yang dipindahlangkahkan untuk meraih kemenangan sepihak?

Perubahan apapun dalam pendidikan bukanlah sesuatu hal baru sepenuhnya. Di Indonesia, kurikulum telah berganti menurut tahun. Misalnya, Kurikulum 1968, 1970, 1975, 1980, 2013, dan sebagainya. Sesungguhnya, tidak ada pembaharuan, tetapi yang baru hanya derajat atau intensitas tertentu. Dulu siswa cenderung pasif, tetapi siswa belajar secara aktif terus diupayakan saat ini. Dulu guru berkualifikasi relatif rendah, tetapi kualifikasinya terus ditingkatkan sesuai dengan tagihan Sisdiknas saat ini. Masa silam pembelajaran berciri tradisional, namun pembelajaran modern lebih berciri berselancar di dunia maya. 

Simpulannya, "change is not new, but what new is the degree of change", kata Nobert Wiener. Ia juga mengatakan bahwa perubahan itu sendiri akan berubah, tidak ada yang abadi. Karenanya dalam menyikapi perubahan jangan berlebihan. Perubahan belum memiliki kepastian adanya perbaikan atau peningkatan.

Komentar