nusabali

Calon Kalah 'Gugat' Perbekel Terpilih

  • www.nusabali.com-calon-kalah-gugat-perbekel-terpilih

I Komang Wardana mengaku hanya dijadikan calon belolongan. Dia diminta ikut Pilkel Pulukan, Kecamatan Pekutatan, dengan iming-iming perbaikan rumah.

NEGARA, NusaBali

Calon incumbent Perbekel Pulukan I Wayan Armawa, yang kembali terpilih dalam Pemilihan Perbekel (Pilkel) Pulukan, Kecamatan Pekutatan, Jembrana, belakangan digugat calon lawannya, I Komang Wardana. Gugatan dari calon yang kalah itu bukan terkait hasil pilkel serentak pada Senin (23/9) lalu. Namun, Wardana yang mengaku telah dipasang sebagai calon belolongan (tipuan) ini menggugat karena calon terpilih, Armawa, dituding telah ingkar janji kepada dirinya, termasuk mengakali pencalonan dirinya yang tidak memiliki ijazah asli SMP.

Menurut Wardana, dirinya yang hanya seorang tukang kayu, sebenarnya tidak berminat menjadi calon perbekel. Tetapi dirinya telah didorong Armawa untuk ikut menjadi calon pendamping, sehingga pilkel di Desa Pulukan tidak sampai ditunda. Saat didorong maju sebagai calon, dia mengaku diiming-imingi Armawa yang akan membiayai perbaikan rumahnya.

“Saya tidak masalahkan hasil pemilihan kemarin, karena saya memang dipasang hanya sebagai calon pendamping. Tetapi soal janjinya yang diingkari kepada saya,” ujar Wardana.

Saat didorong maju sebagai calon perbekel, Wardana mengaku sudah mengatakan dirinya tidak memiliki ijazah asli SMP karena sudah lama hilang. Kalaupun ikut mendaftar, dia yakin tidak akan lolos sebagai calon. Apalagi saat dia pernah mendaftar sebagai calon kelian banjar, dirinya tidak lolos karena terganjal syarat ijazah SMP-nya. “Karena terus didesak, saya berusaha mendaftar, dan yang saya setorkan hanya fotokopi ijazah SMP tanpa dilegalisir. Saya yakin tidak lolos, karena saya tahu untuk melegalisir ijazah di sekolah, harus menunjukkan ijazah asli,” ucapnya.

Namun dalam tahap seleksi bakal calon, dia mengaku terkejut dirinya bisa ditetapkan menjadi calon. Padahal sepengetahuannya, dalam tata tertib pilkel, bakal calon wajib menyerahkan atau menunjukkan ijazah asli. Meski demikian, begitu ditetapkan sebagai calon, dia sempat menemui Armawa untuk menagih janji perbaikan rumahnya, namun tidak diberikan. Bahkan saat itu, Armawa meminta agar dirinya bertarung secara sehat, karena sudah ditetapkan menjadi calon, dan siapa tahu akan terpilih. Alhasil saat pilkel, Senin (23/9), Armawa berhasil unggul dengan meraup 1.735 suara, dan Wardana yang dipasang sebagai belolongan hanya meraup 585 suara.

“Coba kalau sebelum penetapan dia ngomong begitu, saya pasti tidak mau maju. Setelah pemilihan, dan dia menang, saya berusaha kembali menagih janjinya. Tetapi dia kembali berkelit, dan saya hanya diberikan 10 sak semen. Padahal janjinya waktu minta saya maju sebagai calon, dia mau perbaiki rumah saya sampai selesai,” ucap Wardana, Minggu (29/9).

Beberapa hari setelah pilkel usai, Wardana mengetahui, ternyata fotokopi ijazah SMP tanpa dilegalisir yang diserahkannya waktu mendaftar sebagai calon, tiba-tiba sudah dilegalisir. Dia pun terkejut dengan hal tersebut, karena waktu dirinya berusaha melegalisir ijazah SMP-nya di sekolahnya, pihak sekolah tidak akan melegalisir apabila tidak melampirkan ijazah asli. “Saya juga sudah sempat bertanya ke kepala sekolah SMP tempat saya sekolah dulu, dan kepala sekolah juga heran. Karena aturannya, kalau melegalisir harus melampirkan ijazah asli. Saya menduga ada permaian Armawa dengan panitia,” ujarnya.

Sementara Perbekel Pulukan terpilih, Armawa, saat dikonfirmasi Minggu kemarin, membantah semua tudingan yang disampaikan Wardana. Menurutnya, seluruh ocehan Wardana merupakan hoax. Sebelum pilkel, dirinya juga mengaku terus diserang isu-isu yang tidak benar dari kubu Wardana, jika dirinya menjanjikan uang Rp 50 juta untuk perbaikan rumah Wardana agar maju sebagai calon.

“Itu dijadikan isu, tetapi saya tetap saja diam, karena tidak ada seperti itu. Bahkan setelah penyampaian visi misi, saya juga difitnah membayar pemilih. Tetapi saya tetap diam biar tidak menjadi masalah, dan saya percaya saja dengan karmapala,” ucapnya.

Ketika disinggung pemberian semen kepada Wardana, Armawa mengaku, tidak ada memberikan semen tersebut. Bahkan, dirinya juga tidak tahu rumah Wardana, yang dinilainya sengaja membuat isu tersebut lantaran kecewa dengan kekalahannya di pilkel. “Rumahnya saja saya tidak tahu. Itu semua mengada-ada,” ucapnya.

Mengenai tudingan dirinya yang diduga bekerjasama dengan Panitia Pilkel untuk melegalisir fotokopi ijazah SMP milik Wardana, Armawa juga membantah. Dirinya mengaku tidak tahu sama sekali, apakah fotokopi ijazah SMP milik Wardana yang diserahkan ke panitia, itu apakah sudah dilegalisir atau belum. Yang pasti, kata Armawa, dalam syarat pencalonan, tidak wajib menunjukkan ijazah asli. Tetapi cukup dengan fotokopi ijazah yang dilegalisir.

“Rasanya kalau tidak dilegalisir, panitia tidak mungkin menerima. Masa panitia berani sendiri melegalisir. Semua itu tidak ada yang benar. Yang saya tahu, dia itu maju memang karena ada usulan dari masyarakat, dan mereka terus menghembuskan isu-isu yang tidak benar. Macam-macamlah saya dibilang,” tandas Armawa. 7 ode

Bupati Putu Artha Minta Perbekel Terpilih Digembleng Perbekel terpilih dalam pemilihan perbekel (pilkel) serentak 35 desa di Kabupaten Jembrana, Senin (23/9), rencananya akan dilantik pada 6 Desember mendatang. Sebelum dilantik, Bupati Jembrana I Putu Artha, meminta pihak Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) untuk menggembleng para perbekel terpilih, agar benar-benar siap menjalankan tugas.

Hal itu ditegaskan Bupati Artha saat menghadiri arisan pejabat Pemkab Jembrana, di Pantai Baluk Rening, Desa Baluk, Kecamatan Negara, Minggu (29/9). Menurutnya, pelatihan serta pembinaan kepada perbekel terpilih, sangat penting dilakukan jelang pelantikan nanti. Apalagi dari 35 perbekel terpilih, 14 di antaranya merupakan new comer.

“Pelatihan jelang dilantik, khususnya bagi mereka yang baru, sangat penting. Agar mereka paham gambaran tugas yang akan diemban serta berbagai aturan maupun regulasi, mengingat beban serta tanggung jawab perbekel makin berat. Jangan sampai mereka nanti tidak tahu apa saja tugas-tugas dan bagaimana melaksanakan tata pemerintahan yang baik,” ujar Bupati asal Desa/Kecamatan Melaya, ini.

Melalui pelatihan nanti, Bupati Artha mengharapkan para perbekel sudah bisa langsung bekerja usai dilantik, dan tidak ragu-ragu menjalankan berbagai program kerja. Karena peran perbekel saat ini sangat strategis, dengan besarnya anggaran yang dialokasikan ke desa. “Jangan sampai anggaran yang begitu besar itu sia-sia karena keragu-raguan perbekel mengeksekusi program,” ucapnya. *ode

Komentar