nusabali

Ribuan Mahasiswa Bali Bergerak

Tolak RKUHP dan Revisi UU KPK

  • www.nusabali.com-ribuan-mahasiswa-bali-bergerak

Para pendemo gagal menyampaikan aspirasi mereka kepada wakil rakyat, karena kantor DPRD Bali, kemarin, sedang ‘tutup’.

DENPASAR, NusaBali

Ribuan mahasiswa di Bali bergerak melakukan unjuk rasa untuk menolak revisi Rancangan Undang-Undang (RUU) KUHP dan revisi UU KPK serta menyoroti kebakaran hutan yang terjadi di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Sebelum bergerak menuju Gedung DPRD Bali, mereka berkumpul di parkir timur Lapangan Puputan Margarana, Niti Mandala, Denpasar, Selasa (24/9) sekitar pukul 12.00 Wita. Dalam aksi ini, mereka mengusung hastag #BaliTidakDiam.

Meski terik matahari, mereka rela berpanas-panasan untuk menyuarakan aspirasi yang dibawa. Sejumlah spanduk dan alat peraga dibawa oleh ribuan mahasiswa. Di antaranya spanduk besar bertuliskan 'Reformasi Dikorupsi'.

"Lewat aksi ini, kami ingin memberitahu kepada masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Bali bahwa Bali tidak diam terkait yang terjadi di Indonesia, terkait RKHUP, RUU KPK, kebakaran hutan dan Pelanggaran HAM di Papua," kata Humas Aksi #BaliTidakDiam, Abror Torik Tanjilla, sebelum long march menuju Gedung Dewan.

Melalui aksi ini, selain menyuarakan empat poin itu, mahasiswa juga mendukung kurang lebih 30 perwakilan Bali yang sedang ikut aksi di Jakarta. Pihaknya mengaku, apabila kondisi ini sangat mendesak dan proses revisi RKUHP tetap berjalan, maka massa dari Bali akan dikerahkan menuju Jakarta untuk berunjuk rasa di depan Gedung DPR RI. "Kita juga punya pembagian di daerah-daerah. Jika sangat urgensi, kita di sini kemungkinan besar berangkat juga ke Jakarta, karena tuntutan paling penting dalam aksi ini, bahwa kami tidak ingin demokrasi dikebiri dan juga reformasi yang dikorupsi," tegasnya.

Sayangnya, saat ribuan intelektual muda itu ingin menyampaikan aspirasinya, wakil rakyat yang duduk di gedung DPRD Bali tak masuk kerja. "Tidak ada orang di dalam. Anggota DPRD-nya kan belum definitif," kata seorang satpam gedung DPRD Bali, seperti dikutip dari Liputan6.com.

Tak hanya itu, pintu gerbang gedung DPRD Bali juga ditutup rapat-rapat. Alhasil, mahasiswa hanya menyampaikan aspirasinya di luar jalan raya. Blokade Jalan Dr Kusuma Atmaja pun dilakukan mereka.

Mengetahui hal tak ada anggota DPRD Bali dan pintu gerbang terkunci, ribuan mahasiswa menyanyikan lagu yang menyindir wakil rakyat. "DPR kami datang lagi, kalian jangan sembunyi," teriak mereka serentak. "Lawan, lawan, lawan DPR, lawan DPR sekarang juga!"

Mereka juga sempat meminta agar pintu gerbang gedung DPRD Bali dibuka. "Buka, buka, buka pintunya, buka pintunya sekarang juga," teriak mahasiswa lantang. Kesal tak ada yang menemui mereka, mahasiswa kemudian membentangkan spanduk di pintu gerbang gedung DPRD Bali. spanduk itu bertuliskan ‘Dijual Cepat Gedung DPRD Bali, Hubungi Rakyat’.

Demo mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bali itu kemudian meneriakkan yel-yel perjuangan dan menggelar orasi dari luar gedung DPRD Bali. Puas menyampaikan orasi di depan gedung DPRD Bali, mereka kemudian bergerak menuju Kantor Gubernur Bali yang berjarak hanya sekitar 100 meter saja dari gedung DPRD Bali. Lagi-lagi ribuan mahasiwa yang teriak di depan gerbang kantor gubernuran kecewa karena tak bertemu dengan gubernur ataupun perwakilannya. “Hari ini sebenarnya kami ingi bertemu dengan dewan dan gubernur. Karena tak bisa bertemu, nanti kami akan datang lagi untuk berdemo,” kata Abror Torik.

Sementara itu, jalannya demo ribuan mahasiswa ini mendapat pengawalan ketat dari sekitar 300 personel Kepolisian. “Awalnya estimasi massa yang datang hanya ratusan orang saja. Ternyata lebih banyak, sekitar 1.000-an lebih,”  kata Kapolsek Denpasar Timur, Kompol I Nyoman Karang Adiputra.  Ratusan personel ini disebar di empat  titik penjagaannya. Yakni di parkir timur, depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi), depan Kantor DPRD Bali, dan depan kantor Gubernur Bali. “Titik-titik ini merupakan titik sentral yang dilalui oleh para pendemo,” kata Kompol Karang Adiputra. *pol

Komentar