nusabali

Wanita Tanpa Tangan-Kaki dari Nusa Penida Nikahi Bule Jerman

Berawal dari Film Pendek, Lalu Kenal Melalui FB, Akhirnya Menjalin Cinta Kasih Selama Setahun

  • www.nusabali.com-wanita-tanpa-tangan-kaki-dari-nusa-penida-nikahi-bule-jerman

Ni Ketut Raka dikenal oleh Michael Bommen melalui Facebook, setelah video film pendek tentang perjuangan hidup perempuan tanpa tangan dan kaki asal Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida ini beredar di youtube

SEMARAPURA, NusaBali

Setelah menjalin cinta kasih selama setahun, perempuan pemnyandang disabilitas asal Banjar Kelemahan, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, Ni Ketut Raka, 35, yang tidak memiliki tangan dan kaki, akhirnya menikah dengan pujaan hatinya dari Jerman, Michael Bommel. Pernikahan Ni Ketut Raka dengan Michael Bommel (bule Jerman yang berprofesi sebagai pembuat gigi palsu) dilangsungkan secara adat Bali di rumah mempelai wanita di Nusa Penida pada Anggara Wage Pahang, Selasa (27/8) pagi.

Kabar bahagia pernikahan pasangan sejoli beda bangsa dan latar belakang ini diunggah melalui media sosial Facebook (FB) oleh Perbekel Suana, Kecamatan Nusa Penida, I Putu Rai Sudarta. “Selamat menempuh hidup baru buat artis Desa Suana, tanpa tangan & kaki, tapi terlihat sempurna di mata bule asal Jerman,” tulis Perbekel Putu Rai Sudarta dalam akun FB tersebut.

Dalam foto yang diunggah di FB tersebut, juga terlihat Putu Rai Sudarta bersama Michael Bommel yang berpakaian adat Bali, berdampingan dengan Ni Ketut Raka. Dalam foto, mempelai perempuan Ni Ketut Raka terlihat berada di atas kursi.

Sang mempelai pria, Michael Bommel, terlihat mengenakan udeng songket, kamben songket, dan baju safari. Sedangkan mempelai wanita Ni Ketut Raka mengenakan pakaian kebaya putih, kamben, dengan rambut disanggul. Beberapa tamu undangan hadir menyaksikan pernikahan beda bangsa ini. Termasuk di antaranya petugas Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Anak Kabupaten Klungkung, serta aparat Desa Suana.

Dikonfirmasi NusaBali seusai menghadiri upacara pernikahan tersebut, Selasa sore, Perbekel Putu Rai Sudarta mengatakan prosesi ritual memang dilaksanakan scara adat Bali di rumah mempelai perempuan kawasan Banjar Kelemahan, Desa Suana. Rai Sudarta datang bersama petugas dari Dinas Sosial Klungkung, sekaligus untuk memastikan bahwa perkawinan beda bangsa itu didasari atas suka sama suka.

“Setelah saya tanyakan langsung, kedua mempelai mengaku suka sama suka. Sebelum menikah dengan Ketut Raka, Michael Bommel menjalani upacara Sudi Wadani (ganti agama menjadi Hindu, Red),” ujar Rai Sudarta kepada NusaBali.

Menurut Rai Sudarta, upacara pernikahan Ketut Raka dan Micahael Bommel secara adat dilaksanakan Selasa sore sekitar pukul 15.00 Wita. Pasca menikah, pasangan pengantin baru ini memilih tinggal di kediaman keluarga Ketut Raka di Desa Suana.

Kisah asmara Ketut Raka dan Michael Bommel sendiri sempat bikin heboh, Februari 2019 lalu. Ketika itu, dua sejoli beda bangsa dan latar belakang ini terungkap intens menjalin cinta kasih lewat media sosial selama 6 bulan, sebelum akhirnya dipertemukan di Nusa Penida.

Michael Bommel rela terbang jauh-jauh dari Jerman hanya untuk menemui pujaan hatinya, Ketut Raka, di rumhanya kawasan Banjar Kelemahan, Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida. Pertemuan penuh haru mereka sempat viral di media sosial (Facebook) yang diposting akun FB Wayan Sukadana, 1 Februari 2019 subuh sekitar pukul 05.00 Wita.

“Bahagia sll utk ketut rake astungkare (Bahagia selalu untuk Ketut Raka, astungkara, Red),” tulis Wayan Sukadana dalam postingan tersebut. Wayan Sukadana yang juga merupakan warga Nusa Penida, menulis kisah cinta Michael Bommel dan Ketut Raka bak cerita dongeng.

Menurut Sukadana, dari keterangan Michael Bommel yang berprofesi pembuat gigi palsu kepada Made Perni---pemilik rumah di mana Michael Bommel me-nginap selama 2 pekan di Nusa Penida---, bule Jerman tersebut tahu dan mengenal Ketut Raka dari video film pendek di Youtube.

Dalam video film pendek inspiratif  https://youtu.be/bFBsegskxw8 yang dibuat Pemkab Klungkung, diceritakan tentang perjuangan hidup Ketut Raka, perem-puan penyandang disbailitas berusia 35 tahun yang gigih dengan segala keterbatasannya---tanpa punya kaki dan tangan. Ketut Raka kesehariannya beraktivitas membuka usaha, berdagang, memasak, hingga berbelanja ke pasar.

Film pendek itu sendiri sebelumnya dilaunching Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta bersama istrinya, Ny Ayu Suwirta, 3 Desember 2018 malam. Film pendek itu dibintangi langsung Ketut Raka, perempuan tanpa tangan dan kaki. Film pendek yang kemudian beredar di Youtube itu berjudul ‘Jangan Jadikan Aku Beban’.

Dalam film pendek berdurasi 15 menit itu, diceritakan tentang kehidupan seorang wanita yang tidak mempunyai tangan dan kaki. Namun, di balik kekurangannya tersebut, perempuan tangguh bernama Ni Ketut Raka mampu mengerjakan banyak hal layaknya orang normal. Misalnya, membuat canang ceper yang dijual ke pasar terdekat di Nusa Penida. Film pendek yang menceritakan tentang kehidupan Ketut Raka memang banyak mengajarkan motivasi, terutama untuk membiasakan diri menjalani kehidupan dengan bekerja keras

Ternyata, film pendek yang dibintangi Ketut Raka tersebut membuat Michael Bommel bersimpati dan jatuh cinta. Michael Bommel kemudian menemukan akun FB Ketut Raka, hingga selanjutnya mereka intens berkomunikasi melalui medsos. "Setelah menonton film pendek di Youtube tersebut, Michael Bommel mencari akun facebook saya dan kami berkomunikasi lewat facebook,” ungkap Ketut Raka kala itu.

Dalam komunikasi melalui FB tersebut, Ketut Raka menggunakan Bahasa Indonesia. Michael Bommel pun berusaha memahaminya. Kemudian, dua sejoli beda bangsa ini memutuskan untuk menjalin kasih. Setelah selama 6 bulan menjalin kasih lewat medsos, Michael Bommel kemudian terbang ke Bali dan menyeberang ke Nusa Penida untuk menemui langsung Ketut Raka, Februari 2019. Saat pertama datang ke Nusa Penida, Michael Bommel juga membawakan oleh-oleh pakaian untuk Ketut Raka. Michael Bommel selama 2 pekan berada di Nusa Penida. Meski menyewa kamar di penginapan You and We House, namun bule Jerman ini tidak pernah tidur di sana. Dia memilih menginap di rumah sang pujaan hati di Banjar Kelemahan, Desa Suana. *wan

Komentar