nusabali

Hadapi Revolusi Industri 4.0, ISI Denpasar Siapkan ‘4C’

  • www.nusabali.com-hadapi-revolusi-industri-40-isi-denpasar-siapkan-4c

Institut Seni Indonesia Denpasar mengingatkan konsep ‘4C’ kepada 104 mahasiswa Fakultas Seni Pertunjukan kampus setempat yang diyudisium agar bisa tetap bersaing di tengah era Revolusi Industri 4.0

DENPASAR, NusaBali

"Di tengah era globalisasi dan Revolusi Industri 4.0, bahkan di Jepang sudah 5.0, maka tantangan yang kita hadapi semakin ketat. Era disrupsi ini telah menyebabkan terjadinya banyak pergeseran pekerjaan sehingga kita harus memiliki kompetensi agar tetap bisa bersaing," kata Dekan Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) ISI Denpasar Dr I Komang Sudirga, SSn, MHum saat menyampaikan sambutan pada Yudisium Mahasiswa FSP ISI Denpasar Periode Semester Genap Tahun 2019, di kampus setempat, di Denpasar, Kamis (22/8).

Sudirga mengemukakan pola pikir baru untuk merespons perubahan dalam era Revolusi Industri dengan konsep 4C, yakni critical thinking (berpikir kritis), creativity thinking (berpikir kreatif), communication (komunikasi), dan collaboration (kolaborasi). "Kami mengharapkan anak-anak tidak hanya lugas dalam berkarya seni, tetapi juga mampu menelurkan karya-karya tulis yang merupakan pertanggungjawaban dari karya mereka. Dalam membuat karya juga kritis menyikapi fenomena sosial dan fenomena kehidupan yang ada di lingkungan sekitarnya," ucapnya.

Dengan demikian, mahasiswa yang sebentar lagi akan menyelesaikan studinya di ISI Denpasar itu dapat merespons fenomena sosial yang dapat dijadikan acuan oleh masyarakat. "Kemudian di era revolusi industri ini, kemampuan mesin tidak akan mampu menyamai kemampuan otak manusia dan gagasan pada manusia. Oleh karena itu, dengan berpikir kreatif kita bisa menumbuhkan daya saing di era sekarang ini," ucapnya.

Terkait komunikasi dan kolaborasi, lanjut Sudirga, artinya lulusan ISI Denpasar harus mampu membangun kerja sama satu dengan yang lain, tidak boleh egois dalam satu bidang. "Kita harus mampu menumbuhkan sikap multidisiplin, bahkan berguru lintas ilmu dan lintas generasi," ujar Sudirga.

Di sisi lain, Sudirga berpesan agar lulusan ISI Denpasar jangan sampai mengalami tujuh "kemabukan" atau dalam konsep Hindu dikenal dengan nama Sapta Timira, yakni mabuk karena ketampanan/kecantikan, mabuk karena harta, mabuk karena kepintaran, mabuk karena keturunan, mabuk karena masa muda, mabuk karena minuman keras, dan mabuk karena merasa mempunyai keberanian. *ant

Komentar