nusabali

Kemarau, Bendungan Telaga Tunjung ‘Nyat’

  • www.nusabali.com-kemarau-bendungan-telaga-tunjung-nyat

Tiga Daerah Irigasi Alami Gangguan Air

TABANAN, NusaBali

Debit air di Bendungan Telaga Tunjung, Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Tabanan, menyusut akibat musim kemarau. Akibatnya tiga daerah irigasi dipastikan mengalami gangguan pasokan air.

Pantauan di lapangan pada Senin (19/8), terlihat jelas dasar bendungan hingga tanahnya pecah-pecah. Tidak ada aliran air dari hulu ke hilir. Air yang tergenang terlihat keruh. Namun kondisi tersebut dimanfaatkan pemancing untuk memancing ikan.

Penjabat Perbekel Desa Timpag Made Sumertayasa, mengatakan air Bendungan Telaga Tunjung sudah surut sejak akhir Juli. Tidak ada aliran air dari hulu yakni dari Tukad Yeh Mawa. “Volume air berkurang di Telaga Tunjung sudah musiman. Kalau musim kemarau jelas kering,” ujarnya.

Sumertayasa menjelaskan, dengan menurunnya debit air tersebut secara otomatis pasokan air ke masing-masing subak terganggu. Terutama subak di bagian hilir yang ada di Selemadeg Timur. “Jelas terganggu, karena aliran air di bendungan tidak ada,” imbuhnya.

Akan tetapi menyusutnya air bendungan justru dimanfaatkan pemancing. Karena mencari ikan lebih gampang. Bahkan sampai ada pemancing yang menginap. “Banyak ikan di bendungan, paling sering ditangkap ikan kaper dan nila,” kata Sumertayasa.

Sementara itu Kabid Sumber Daya Air Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Pemukiman (PUPRPKP) Tabanan Ni Ketut Sri Astini, mengatakan Bendungan Telaga Tunjung mengairi tiga daerah irigasi. Tiga daerah irigasi dimaksud adalah Daerah Irigasi Meliling, Kecamatan Kerambitan terdiri dari tiga subak dengan luas 566 hektare. Kemudian Daerah Irigasi Gadungan, Kecamatan Selemadeg Timur sebanyak tujuh subak dengan luas 485 hektare, dan terakhir Daerah Irigasi Sungsang, Kecamatan Kerambitan sebanyak dua subak dengan luas 430 hektare. “Bendungan ini kewenangannya ada di Balai Wilayah Sungai (BWS),” tuturnya.

Meskipun terjadi penurunan debit air, belum ada laporan dari pengurus subak ke PUPRPKP maupun ke BWS, perihal kekeringan. “Sejauh ini belum ada subak melapor. Mereka sudah menangani sendiri, tetapi di musim kemarau pasokan air ke irigasi memang terganggu,” ucap Astini.

Dengan kondisi itu dia mengimbau apabila subak memang sedang memerlukan air, pembagian air disarankan bergilir. Tujuannya agar padi yang ditanam petani jangan sampai mengalami gagal panen. “Satu-satunya solusi jika debit air menurun sistem menanganinya harus dengan cara bergilir,” tandas Astini. *des

Komentar