Takut Tekor, PBSI Bali Batal ‘Host’ Pra PON
Pengprov PBSI Bali akhirnya memilih mengurungkan diri menjadi host atau tuan rumah Pra PON bulutangkis, November mendatang.
DENPASAR, NusaBali
Keputusan itu diambil karena berbagai pertimbangan. Salah satunya, biaya yang cukup tinggi dan mereka pun takut tekor dari segi pendanaan.
Padahal sebelumnya, Ketua PBSI Bali Wayan Winurjaya sangat menggebu-gebu menjadi tuan rumah Pra PON dan berjanji loyal pada organisasi yang dipimpinnya. Namun dalam perkembangannya, PBSI Bali mulai berhitung soal untung rugi dari segi pembiayaan, yang diprediksi mencapai Rp 150 juta. Selain itu, juga tidak lepas dari arahan Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi.
Wayan Winurjaya mengakui, prediksi pendanaan yang tidak cukup untuk menggelar Pra PON Bulutangkis. Akhirnya, kata Winurjaya, pihaknya membatalkan jadi tuan rumah.
"Kami ini juga mengikuti saran dari Ketua KONI Bali Pak Suwandi dan berkoordinasi dengan KONI Bali beberapa waktu lalu," kata Winurjaya, Rabu (14/8).
Winurjaya mengaku sangat sepakat dan mengikuti arahan KONI Bali. Pasalnya pendanaan menggelar Pra PON mencapai Rp 150 juta. Apalagi jika tidak ada bantuan dana dari pihak PP PBSI, dinilainya sangat berat menggelar Pra PON.
"Bali mengikuti saja sebagai peserta Pra PON," tegas Winurjaya. Pertimbangan lain tidak ngotot sebagai tuan rumah Pra PON karena Bali tergabung di wilayah bersama NTT dan NTB. Secara prediksi di atas kertas Bali optimistis lolos ke PON 2020 di Papua.
"PBSI Bali fokus meloloskan para pebulutangkis putra dan putri terbaik Bali ke PON Papua. Ini kesempatan bagus memberikan prestasi terbaiknya untuk Bali," kata Winurjaya.*dek
Keputusan itu diambil karena berbagai pertimbangan. Salah satunya, biaya yang cukup tinggi dan mereka pun takut tekor dari segi pendanaan.
Padahal sebelumnya, Ketua PBSI Bali Wayan Winurjaya sangat menggebu-gebu menjadi tuan rumah Pra PON dan berjanji loyal pada organisasi yang dipimpinnya. Namun dalam perkembangannya, PBSI Bali mulai berhitung soal untung rugi dari segi pembiayaan, yang diprediksi mencapai Rp 150 juta. Selain itu, juga tidak lepas dari arahan Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi.
Wayan Winurjaya mengakui, prediksi pendanaan yang tidak cukup untuk menggelar Pra PON Bulutangkis. Akhirnya, kata Winurjaya, pihaknya membatalkan jadi tuan rumah.
"Kami ini juga mengikuti saran dari Ketua KONI Bali Pak Suwandi dan berkoordinasi dengan KONI Bali beberapa waktu lalu," kata Winurjaya, Rabu (14/8).
Winurjaya mengaku sangat sepakat dan mengikuti arahan KONI Bali. Pasalnya pendanaan menggelar Pra PON mencapai Rp 150 juta. Apalagi jika tidak ada bantuan dana dari pihak PP PBSI, dinilainya sangat berat menggelar Pra PON.
"Bali mengikuti saja sebagai peserta Pra PON," tegas Winurjaya. Pertimbangan lain tidak ngotot sebagai tuan rumah Pra PON karena Bali tergabung di wilayah bersama NTT dan NTB. Secara prediksi di atas kertas Bali optimistis lolos ke PON 2020 di Papua.
"PBSI Bali fokus meloloskan para pebulutangkis putra dan putri terbaik Bali ke PON Papua. Ini kesempatan bagus memberikan prestasi terbaiknya untuk Bali," kata Winurjaya.*dek
1
Komentar