nusabali

Gempa Rusak Dua Rumah Warga

  • www.nusabali.com-gempa-rusak-dua-rumah-warga

Para camat di Buleleng agar segera melaporkan jika ada warganya yang terdampak bencana itu.

SINGARAJA, NusaBali

Gempa dengan kekuatan 6.0 skala ritcher berpusat di kedalaman 68 kilometer arah Barat Daya Nusa Dua, Badung, Selasa (16/7) pukul 08.18 Wita, tuga dirasakan seluruh warga Buleleng. Dua unit rumah warga yakni di Banjar Dinas Kelod, Desa/Kecamatan Busungbiu, dan di Banjar Dinas Dauh Pura, Desa Depaha, Kecamatan Kubutambahan, rusak parah setelah diguncang gempa.

Beruntung seluruh penghuni rumah selamat dari ancaman maut itu. Seorang korban gempa asal Busungbiu, Wayan Ritawan,41, mengatakan tak mengetahui pasti saat atap dan beberapa tembok rumahnya ambruk saat gempa datang. Dirinya saat itu sedang bekerja menggarap bangunan tak jauh dari rumahnya. “Saya tadi pas kerja, di tempat kerja getarannya hebat. Karena firasat saya tidak baik, saya putuskan pulang dan sampai di rumah sudah ambruk begini,” jelas Ritawan.

Saat itu di rumahnya dalam keadaan sepi. Anak-anaknya sedang sekolah dan istrinya sedang keluar rumah. Akibat gempa itu seluruh atap bangunan Ritawan tertarik dan ambruk, karena memang tak ditahan oleh tiang-tiang kerangka. Selain itu usia rumah semi permanennya  pun sudah mencapai dua puluh tahun. Ritawan dan keluarga kecilnya pun terpaksa menumpang di rumah keluarga terdekat sampai rumahnya bisa ditempati kembali.

Gempa juga menimpa rumah semi permanen milik Gede Sutapa, 57, warga Banjar Dinas Dauh Pura, Desa Depaha, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Rumah tua berdinding bata mentah milik Sutapa tak dapat bertahan setelah terguncang gempa. Sebagian tembok rumahnya pun ambruk akibat bencana itu. Namun keluarga Sutapa sejauh ini masih bisa menempati bagian rumah yang masih aman.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng Ida Bagus Suadnyana, dikonfirmasi terpisah hingga petang kemarin, mengatakan data kerusakan terdampak gempa itu baru masuk dari dua desa. Pihaknya pun berharap para camat di Buleleng agar segera melaporkan jika ada warganya yang terdampak bencana itu. “Sementara yang masuk laporannya baru dua saja, kami masih menunggu, tapi Tim Reaksi Cepat (TRC) kami tadi sudah turun ke lokasi dua rumah warga yang rusak dan melakukan pendataan, selanjutnya akan kami assessment untuk dapat memperkirakan kerugian material kalau korban jiwa masih nihil dan mudah-mudahan tidak ada,” jelas Suadnyana.

Mantan Kepala Dinas Dukcapil Buleleng itu juga mengimbau masyarakat tetap tenang dan waspada. Bencana gempa bumi yang terjadi Selasa kemarin, di laut Selatan Pulau Bali sesuai dengan Rakornas BNPB, beberapa minggu lalu di Palembang, merupakan dampak Megathrust yang memiliki potensi gempa bumi hingga 9 skala ricther. Hanya saja gempa-gempa yang terjadi akibat kerja keras pergeseran lempeng bumi itu belum dapat dideteksi akan terjadi dimana dan kapan. “Masyarakat kami imbau tetap tenang dan waspada, gempa yang dapat diakibatkan Megathrust ini bisa sampai kekuatan 9 skala ritcher. Kalau yang tadi pagi itu sesuai dengan deteksi BMKG karena pergerakan lempeng Asutralia yang masuk ke Eurasia, sehingga masih ada himpitan,” jelas dia. Suadnyana pun mengaku segera akan mengajukan proposal perbaikan kepada korban terdampak gempa saat ini yang baru ditafsir sekitar Rp 30-40 juta.*k23

Komentar