nusabali

Gempa, Kerusakan di 30 Titik di Kuta dan Kutsel

  • www.nusabali.com-gempa-kerusakan-di-30-titik-di-kuta-dan-kutsel

Wisatawan yang menginap di kawasan ITDC Nusa Dua, Kuta Selatan panik saat gempa mengguncang, tetapi tidak ada yang langsung check out.

MANGUPURA, NusaBali
Gempa bumi tektonik dengan kekuatan 6,0 skala Richter (SR) mengguncang wilayah Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung pada Selasa (16/7) pagi. Gempa yang bersumber di dasar laut akibat pergeseran lempeng dan patahan sesar mengakibatkan 36 bangunan di wilayah Kabupaten Badung —sebagian besar adalah fasilitas umum seperti sekolah dan kantor— mengalami kerusakan. Dari keseluruhan yang terdampak, 30 titik yang rusak berada di Kuta Selatan dan Kuta. Tidak ada korban jiwa saat kejadian itu, namun kerugian ditaksir mencapai Rp 600.000.000. Meski demikian, dampak gempa itu sama sekali tidak mengganggu aktivitas pariwisata.

Kepala Balai Besar Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III M Taufik Gunawan, menuturkan gempa bumi yang terjadi pada Selasa pukul 08.15 Wita merupakan gempa bumi dengan kategori sedang. Hasil analisa, gempa tersebut terjadi di koordinat 9,08 LS dan 114,55 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 83 km arah barat daya Nusa Dua dengan kedalaman 104 km.

Taufik menjelaskan, pasca gempa tersebut, tercatat ada 9 kali gempa susulan hingga pukul 12.00 Wita. Gempa susulan tersebut kekuatannya kisaran 2,5–3,2 SR. Namun, gempa akibat pergeseran lempeng itu tidak berdampak tsunami. Gempa dengan kekuatan menengah itu memberikan dampak getaran seluruh wilayah Bali hingga Lumajang, Jawa Timur dan Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hal ini mengakibatkan bangunan mengalami keretakan dan genteng berjatuhan. Namun, getaran itu tidak bisa meruntuhkan infrastruktur utamanya. “Kalau meruntuhkan bangunan, itu sangat jarang terjadi pada gempa dengan kategori sedang. Terkait adanya genteng dan plafon yang ambruk disebabkan model getarannya secara vertikal (ke atas),” ungkap Taufik saat memberikan keterangan pers di ITDC Nusa Dua, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Selasa siang. Dia mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak benar alias hoax.

Sementara Plt BPBD Kabupaten Badung I Wayan Wirya, menerangkan dari hasil pendataan, hingga pukul 17.00 Wita terdata 36 titik terdampak gempa di wilayah Badung. Lokasi terdampak dan yang paling banyak ada di Kuta dan Kuta Selatan. Di Kuta Selatan sebanyak 24 lokasi, sementara Kuta sebanyak 6 lokasi, di Kuta Utara ada 3, Abiansemal 2, dan Mengwi 1. Adapun dampak kerusakan ini berupa atap/genteng bangunan seperti rumah, kantor, dan hotel berjatuhan, selain itu, beberapa gedung juga mengalami keretakan. “Kalau langsung di lokasi pariwisatanya tidak ada yang terdampak. Jadi semuanya itu rumah, sekolah, perkantoran, dan hotel. Tapi, sebagian besar di hotel tidak ada kerusakan serius,” ujarnya.

Terkait korban jiwa saat gempa yang terjadi pada Selasa pagi, Wirya mengaku itu tidak sampai menelan korban jiwa. Namun terdata tiga orang yang mengalami luka karena terkena jatuhan genteng. Semua korban sudah ditangani secara medis di rumah sakit. Estimasi kerugian material mencapai sekitar Rp 600.000.000.

Sedangkan Managing Director ITDC I Gusti Ngurah Ardita, menuturkan gempa bumi yang terjadi Selasa pagi juga berimbas pada patahnya salah satu gapura di pintu utama ITDC. Gapura yang berada di sisi utara itu patah pada bagian atasnya, sehingga pihaknya langsung melakukan penanganan dengan mendata serta menutup akses untuk sementara waktu, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Selama penutupan sementara itu akan dilakukan pemeriksaan tingkat kerusakannya.

Di sisi lain, di kawasan ITDC ada beberapa hotel yang terdampak, di antaranya Hotel Inaya Putri Bali yang mengalami keretakan bangunan dan Hotel Mercure yang atapnya rusak. Meski demikian, tingkat kerusakan itu tidak sampai menutup operasional hotel tersebut. “Hotel di kawasan ITDC kerusakannya ringan saja. Di tengah tingkat hunian yang rata-rata mencapai 75 persen hingga 96 persen, tentu gempa ini membuat wisatawan panik. Namun tidak ada wisatawan yang langsung check out karena gempa,” kata Gusti Ardita. *dar

Komentar