nusabali

Monsoon Australia Picu Penurunan Suhu di Bali

  • www.nusabali.com-monsoon-australia-picu-penurunan-suhu-di-bali

Malam Hari Lebih Dingin, Diprakirakan Berlangsung hingga Agustus

MANGUPURA, NusaBali

Warga Bali beberapa hari belakangan ini merasakan perubahan suhu udara yang berbeda dari biasanya. Pada malam hari terjadi penurunan suhu yang signifikan yakni lebih dingin dibanding biasanya. Ternyata, hal ini dipicu oleh Monsoon dingin Australia yang terus bergerak ke wilayah Indonesia tepatnya selatan ekuator.

Kepala Bidang Data dan Informasi Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar Imam Faturahman, mengakui adanya kondisi suhu belakangan ini yang lebih dingin dibandingkan sebelumnya. Faturahman memaparkan bahwa faktor penyebab turunnya suhu yang terjadi di sebagian wilayah Indonesia bagian selatan ekuator, khususnya di wilayah Jawa, Bali hingga Nusa Tenggara ini ditengarai oleh perubahan aliran massa udara. Di mana, aliran massa udara dingin dan massa udara kering di Benua Australia yang terus bergerak mendekati Indonesia.

“Memang terjadi suhu yang signifikan di beberapa wilayah, termasuk Bali ini. Di mana pada malam hari saat ini cenderung lebih dingin dari biasanya.Ya, faktornya karena pergerakan dua massa udara secara bersamaan atau sering disebut aliran Monsoon dingin Australia,” ungkapnya, Rabu (26/6) siang.

Faturahman menguraikan, secara klimatologis, fenomena Monsoon dingin Australia ini aktif pada periode Juni, Juli, Agustus. Hal ini juga pada umumnya merupakan periode puncak musim kemarau di wilayah Indonesia. Sehingga, desakan aliran udara kering dan dingin dari Australia ini menyebabkan kondisi udara yang relatif lebih dingin, terutama pada malam hari dan dapat dirasakan lebih signifikan di wilayah dataran tinggi atau pegunungan.

“Kondisi musim kemarau dengan cuaca cerah dan atmosfer dengan tutupan awan sedikit di sekitar wilayah Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara dapat memaksimalkan pancaran panas bumi ke atmosfer pada malam hari. Sehingga hal inilah yang menyebabkan suhu permukaan bumi akan lebih rendah dan lebih dingin dari biasanya. Kondisi ini bertolak belakang dengan kondisi saat musim hujan atau peralihan, di mana kandungan uap air di atmosfer cukup banyak karena banyaknya pertumbuhan awan, atmosfer menjadi semacam ‘reservoir panas’ sehingga suhu udara permukaan bumi lebih hangat,” jelasnya

Masih menurut Faturahman, dengan perubahan itu, mengakibatkan suhu di wilayah Denpasar, Nusa Dua, dan Bali pada umumnya berkisaran 20 – 30 derajat dengan kelembaban udara berkisaran 55 – 95 persen dan kecepatan angin mencapai 8 – 42 kilometer per jam. Biasanya, menurut Faturahman, suhu di Bali berada di kisaran 23 – 32 derajat. Namun, kali ini sedikit menurun karena faktor fenomena tersebut. “Kalau untuk prakiraan, kondisi ini akan terjadi hingga Agustus mendatang. Itu bersamaan dengan puncak musim kemarau,” tuturnya. *dar

Komentar