nusabali

Maknai Tema Bayu Pramana

  • www.nusabali.com-maknai-tema-bayu-pramana

Jika serulingnya bersuara bagus, maka pemain yang akan memainkan seruling tidak akan payah dalam mengeluarkan energi.

Lomba Buat Seruling Meriahkan PKB


DENPASAR, NusaBali
Ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41 tahun 2019 menjadi ajang menunjukkan hasil-hasil kebudayaan. Mengingat tahun ini mengambil tema ‘Bayu Pramana: Memuliakan Sumber Daya Angin’, materi lomba kali ini diisi dengan lomba membuat seruling. Pembuatan seruling selama dua jam digelar di Kalangan Ayodya, Taman Budaya (Art Center) Denpasar, Senin (17/6).

Memang tidak semua kabupaten mengirimkan wakilnya. Peserta yang ikut berlomba antara lain berasal dari Kota Denpasar, Badung, Bangli dan Tabanan. Koordinator juri lomba membuat seruling, I Gusti Ketut Sudana mengatakan, ada beberapa kriteria dalam lomba tersebut. Kriteria mulai dari bahan bambu dengan kualitas terbaik. Biasanya seruling dibuat dengan menggunakan bambu buluh dan bambu jajang. Selain kualitas bambu, yang juga dinilai adalah teknik garapan dalam membuat, serta keserasian dengan urutan nada (titi laras).

“Tangga nadanya harus pas dan benar. Terakhir yang dinilai adalah hasil dari suara suling itu sendiri. Ada tiga bentuk suling yang dibuat, yakni kecil (suling kitir), suling menengah, dan suling besar. Standarnya untuk gamelan gong kebyar,” ujarnya.

Sudana yang juga dosen Jurusan Karawitan ISI Denpasar ini menambahkan, dari tiga bentuk suling tersebut menggunakan dua macam tetekep (oktaf) yakni ndeng dan ndang. Durasi pembuatan dilakukan selama dua jam. “Kualitas bunyi tergantung cara membuatnya. Semakin tidak boros udara, bunyi akan semakin bagus,” jelasnya. Jika serulingnya bersuara bagus, maka pemain yang akan memainkan seruling tidak akan payah dalam mengeluarkan energi.

Sementara itu salah satu peserta, Ketut Jemek, mengaku sejak tahun 2006 menggeluti pembuatan seruling. Dalam pembuatan jenis alat musik tiup itu, yang harus diperhatikan adalah ketepatan nada, bahan bambu, dan kesesuaian dengan alat musik lainnya. Dia mengaku senang, kesenian alat musik seruling bisa dilombakan dalam ajang PKB tahun ini. “Saya cukup senang ada lomba ini. Harapan saya sih, bisa dapat menjualnya,” harapnya.

Peserta lainnya, I Made Rana, bahkan mengajak muridnya untuk ikut berlomba membuat instrumen suling. I Made Rana duduk disamping I Putu Agus Sukarsana, dua-duanya merupakan perwakilan dari kota Denpasar untuk mengikuti lomba membuat instrumen suling. Dengan nomor undi 1 dan 2, guru dan murid itu saling berkompetisi. Menurutnya, lomba ini juga bagus untuk mempersiapkan generasi baru. “Ini bagi saya tidak hanya kompetisi, tapi juga untuk mempersiapkan generasi baru,” katanya. *ind

Komentar