nusabali

LSP-SMKN 1 Singaraja Pertama di Bali

  • www.nusabali.com-lsp-smkn-1-singaraja-pertama-di-bali

LSP berwenang menguji siswa yang akan tamat hingga mendapatkan sertifikat dari BNSP.

SINGARAJA, NusaBali
Setiap siswa lulusan SMK kini wajib mengantongi sertifikat profesi. Pewajiban ini membuat sejumlah sekolah berupaya untuk mewujudkna hal tersebut. Caranya, bekerjasama dengan pihak swasta untuk mendapatkan sertifikasi. Ada pula bekerjasama dengan pemerintah pusat untuk membentuk Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sendiri.

SMKN 1 Singaraja, salah satu sekolah yang memberanikan diri untuk mendirikan LSP pertama di Bali dengan jumlah asesor terbanyak di Indonesia. LSP adalah perjanjangan tangan dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) pusat. Setiap sekolah yang dinyatakan layak mendirikan LSP berkewenangan menguji siswa yang akan tamat hingga mendapatkan sertifikat dari BNSP.

Direktur LSP Pihak 1 (P1) SMKN 1 Singaraja, Wawat Setiawati SPd MPd mengatakan, SMKN 1 Singaraja dipercaya dan dipilih sebagai salah satu sekolah perintis LSP dari 1.602 SMK di Buleleng. “Karena kami memiliki jumlah asesor paling banyak di Indonesia yakni 21 asesor. Dan kami dinyatakan layak untuk mendirikan LSP. Kami juga masih bersaing untuk mendapatkan lesensi dari BNSP,” ujarnya saat ditemui di SMKN 1 Singaraja, Selasa (7/6) pagi.

Sekolah yang ditunjuk untuk mendirikan LSP akan diverifikasi dan disaring ulang menjadi 500 sekolah. Untuk menghadapi persaingan tersebut pihak sekolah juga sedang menyiapkan dokumen. Wawat mengatakan, hambatan pembentukan LSP masih terkendala dengan terbatasnya waktu guru-guru untuk mengerjakan kelengkapan administrasi disamping kesibukannya mengajar di dalam kelas. Pihaknya mengatakan paling lambat sekolah sudah dapat menguji sendiri dan membekali siswanya dengan sertifikat standar nasional pada tahun ajaran 2016/2017. Karena selain menunggu verifikasi dokumen dari BNSP pusat, sekolah harus membuat skema untuk masing-masing jurusan. Apalagi salah satu jurusannya, Managemen Pariwisata dalam pembuatan skema jurusan harus sesuai dengan standar jurusan pariwisata di ASEAN. Sedangkan untuk mengimbangi hal tersebut kurikulum yang digunakan di Indonesia dinyatakan masih jauh untuk mengimbangi hal tersebut.

Kendati demikian, SMKN 1 Singaraja tidak pernah berputus asa. Sekolah tetap akan mengupayakan kelengkapan berkas yang diminta oleh BNSP Pusat. Sehingga SMKN 1 Singaraja sebagai perintis pendirian LSP di sekolah dapat terwujud. Kepala SMKN 1 Singaraja I Nengah Suteja SPd MPd mengatakan segala kesiapan sudah dipersiapkan secara matang. SMKN 1 Singaraja yang merupakan salah satu sekolah rujukan di Buleleng akan dapat membekali lulusannya dengan sertifikat profesi untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

Bagaimana dengan siswa yang sudah tamat, namun belum terkena pemberlakukan LSP, Suteja menjelaskan, anak-anak itu bisa saja mengikuti ujian profesi di sekolah. Namun sebelumnya mereka harus menjalani pelatihan seminggu sampai dua minggu sebelum mengikuti ujian sertifikasi profesi. 7 k23

Komentar