nusabali

Duet Jembrana-Bangli Wakili Bali ke Paskibraka Nasional 2019

  • www.nusabali.com-duet-jembrana-bangli-wakili-bali-ke-paskibraka-nasional-2019

I Gusti Agung Bagus Kade Sanggra Wira Adhinata (siswa SMAN 1 Mendoyo) dan I Dewa Agung Ayu Alamanda Diastari (SMAN 1 Bangli) ikuti jejak duet Sang Putu Hendra Aditya Jyoty-Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti, yang wakili Bali ke Paskibraka 2018

Kade Sanggra Wira Adhinata Raih Nilai Tertinggi Kelompok Putra, Dewa Ayu Alamanda Terbaik Putri


DENPASAR, NusaBali
Dua siswa-siswi terbaik Bali, I Gusti Agung Bagus Kade Sanggra Wira Adhinata, 16 (Kelas X SMAN 1 Mendoyo, Jembrana) dan I Dewa Agung Ayu Alamanda Diastari, 16 (Kelas X SMAN 1 Bangli) terpilih mewakili daerah sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Nasional, 17 Agustus 2019 mendatang. Mereka masing-masing menjadi yang terbaik di bagian putra dan putri dalam seleksi Paskibraka tingkat Provinsi Bali di Makorem 163/Wirasatya, Jalan PB Sudirman Denpasar, 24-26 April 2019.

Sebagai wakil Bali, IGA Bagus Kade Sanggra Wira Adhinata dan Dewa Agung Ayu Alamanda Diastari nantinya akan bergabung dengan 66 siswa-siswi dari 33 provinsi lainnya se-Indonesia untuk bertugas dalam upacara ‘Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI’ di Istana Negara Jakarta, 17 Agustus 2019 mendatang. Mereka mengikuti jejak Sang Putu Hendra Aditya Jyoty (SMAN 1 Semarapura, Klungkung) dan Ni Putu Sukma Dewi Widiyanti (SMAN 2 Negara, Jembrana), yang sebelumnya mewakili Bali ke Paskibraka Nasional 2018.

Proses seleksi Paskibraka 2019 tingkat Provinsi Bali diikuti 90 siswa dari 9 kabupaten/kota se-Bali. Masing-masing daerah mengirimkan 10 siswa (5 pasangan putra-putri). Dalam seleksi selama tiga hari tersebut, dipilih sebanyak 32 orang. Dari jumlah itu, 30 orang dipilih untuk menjadi Paskibraka Provinsi Bali 2019 dan 2 orang lagi mewakili Bali ke Paskibraka Nasional 2019. Selain 32 orang tersebut, sisanya dikembalikan lagi ke masing-masing daerah untuk menjadi Paskibraka Kabupaten/Kota.

Dalam seleksi tingkat Provinsi Bali, I Gusti Agung Bagus Kade Sanggra Wira Adhinata menjadi yang terbaik di kelompok putra dengan total nilai 784,51, sehingga berhak meakili daerah ke Paskibtraka Nasional 2019. Sedangkan Dewa Ayu Alamanda menjadi terbaik kelompok putri dengan total nilai 823,79.

Meski sudah dipilih dua siswa yang mewakili Bali ke tingkat nasional, namun tetap ada 2 siswa yang diplot sebagai cadangan. Keduanya mendapat nilai tertinggi kedua di kelompoknya masing-masing, yakni Putu Windu Pujawan (siswa SMAN 1 Bangli/cadangan putra dengan nilai 781,75) dan Ni Luh Putu Suci Anggreni (SMAN 1 Bebandem. Karangasem/cadangan putri dengan nilai 822, 47.

Sementara, Dewa Ayu Alamanda adalah simbol kebangkitan Kabupaten Bangli, yang untuk kali pertama meloloskan wakilnya ke Paskibraka Nasional setelah menunggu selama 10 tahun. Sebaliknya, Bagus Kade Sangra melanjutkan kiprah Jembrana, setelah sebelumnya sukses meluncurkan Putu Sukma Dewi Widiyanti (SMAN 2 Negara) ke Paskibraka Nasional 2018. “Kalau Jembrana masih tetap bertahan. Cuma, dulunya wanita, kini pria yang lolos. Sedangkan wakil dari Bangli kembali terpilih lagi setelah vakum 10 tahun,” ungkap Kabid Pemberdayaan Pemuda Dispora Provinsi Bali, I Gede Ketut Seputera Aryadi, Jumat (26/4).

Saputera menyebutkan, proses seleksi Paskibraka 2019 ini berlangsung transparan, tidak ada yang ditutup-tutupi. Materi yang diberikan dalam seleksi meliputi pengukuran tinggi dan berat badan, tes kesehatan, tes Peraturan Baris Berbaris (PBB), samapta jasmani, hingga psikotes, pengetahuan umum, dan sesi wawancara. Semua dilakukan secara profesional oleh tim seleksi yang terdiri dari gabungan TNI-Polri, Purna Paskirabaka Indonesia (PPI), akademisi, psikolog, dan Dispora Provinsi Bali. “Kami konsisten melakukan seleksi secara transparan, profesional, dan bisa dipertanggungjawabkan,” jelas Seputera.

Ditanya soal target, Saputera mengatakan dua wakil Bali ini ditargetkan bisa dipercaya menjadi pembawa baki dalam Paskibraka Nasional 2019. Dia yakin target tersebut bisa terwujud, melihat postur dan wajah wakil putri dari Bali cukup mampu bersaing dalam memperebutkan posisi pembawa baki. Dalam Paskibraka 2018 lalu, wakil Bali berhasil merebut posisi menjadi pengerek bendera, yakni Sang Putu Hendra Aditya Jyoty.

“Target kami sejatinya, karena ini sudah ketiga kalinya (tidak lolos jadi pembawa baki), kalau dilihat dari raut muka adik itu (Dewa Ayu Alamanda, Red) minimal cukup membuat kita yakin bisa bersaing di posisi pembawa baki,” katanya.

Sementara itu, Dewa Ayu Alamanda Diastari mengaku surprise terpilih mewakili Bali ke Paskibraka Nasional. Sebab, selama tiga hari seleksi, tidaklah mudah baginya untuk mengalahkan pesaing dengan postur dan wajah yang rata-rata cukup menawan. Namun, ada motivasi yang membuatnya tetap semangat, karena sejak kecil bermimpi bisa menjadi anggota Paskibraka.

“Paskibraka ini menurut saya sesuatu yang positif, yang belum tentu semua orang bisa meraihnya. Apalagi, dukungan orang tua juga positif membuat saya semakin semangat,” tutur Dewa Ayu Alamanda kepada NusaBali seusai seleksi, Jumat kemarin.

Dara kelahiran 28 Februari 2003 asal Kelurahan Cempaga, Kecamatan Bangli ini mengaku bersyukur bisa lolos seleksi. Apalagi, kesuksesannya ini menjadi sejarah terulangnya kembali wakil dari Bangli ke Paskibraka Nasional. Ayu Alamanda pun berharap bisa raih posisi pembawa baki, bahkan komandan keompok (Danpok) Pasukan 45 dalam Paskibraka nanti.

“Saya tahu persaingannya akan ketat. Saya harus persiapkan mental, fisik, pengetahun, dan juga suara. Karena suara juga dinilai kalau mau jadi Danpok. Persiapannya memang harus matang,” ujar anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Dewa Agung Anom Sandiarta dan Ni Luh Putu Suastiari ini.

Seperti halnya Ayu Alamanda, Bagus Kade Sanggra juga berharap bisa meraih posisi strategis dalam Paskibraka Nasional 2019. Dia ingin seperti pendahulunya, Sang Putu Hendra Aditya Jyoty, yang setahun lalu yang berhasil merebut posisi pengerek bendera dalam Paskibraka 2018. “Saya ingin jadi pengerek bendera. Jadi pembentang bendera juga tidak masalah,” ujar teruna kelahiran 15 Maret 2003 dengan tinggi badan 175 cm ini.

Bagus Kade Sangra sendiri mengaku sempat down saat seleksi yang berakhir kemarin. Pasalnya, para pesaing memiliki postur dan karakter bagus-bagus. Bahkan, dia sempat berpikir pulang kandang ke Jembarana. “Seleksi hari kedua sebenarnya saya sempat down, karena melihat saingannya tinggi-tinggi semua dan bodinya bagus. Saya berpikir sudah akan kalah,” jelas teruna asal Banjar Tegak Gede, Desa Yehembang Kangin, Mendoyo, Jembrana ini.

Beruntung, Bagus Kade Sangra mampu mengatasi rasa downnya dengan terus memotivasi diri untuk membanggakan tanah kelahirannya. “Ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi saya karena bisa bawa nama baik Jembrana. Ini semua berkat dukungan semua pihak di kabupaten, termasuk doa tulus dari kedua orangtua saya,” jelas anak bungsu dari dua bersaudara pasangan I Gusti Agung Komang Sunarta dan Luh Putu Suadi ini. *ind

Komentar