nusabali

Thailand Ancaman Bali

  • www.nusabali.com-thailand-ancaman-bali

Mereka (Thailand) secara geografis lebih dekat dengan Tiongkok. Karena faktor kedekatan itu, tentu produk buah  Thailand, dalam hal ini buah manggis akan lebih cepat terkirim ke Tiongkok.

Ekspor Buah di Pasar Tiongkok

DENPASAR, NusaBali
Kalangan pebisnis, eksportir buah Bali giat menyerbu pasar ekspor, selain pasar utama Tiongkok, khususnya untuk buah manggis. Alasannya, untuk perluasan pasar buah Bali di luar negeri. Eksportir tidak dapat berpangku pada pasar Tiongkok, saja karena Thailand merupakan pesaing  terdekat dari  eksportir Bali di pasar tersebut.

“Mereka (Thailand) secara geografis memang lebih dekat dengan Tiongkok,” ujar Jero Putu Tesan, eksportir buah dari Tabanan.  

Karena faktor kedekatan tersebut, kata Putu Tesan, tentu produk buah  Thailand, dalam hal ini produk buah manggis akan lebih cepat terkirim ke Tiongkok. Makanya, lanjut Jero Tesan, ekspotir buah Bali harus terus berupaya menjajal pasar- pasar baru seperti  di kawasan ASEAN dan lainnya.

“Untuk kami misalnya ke Singapura. Juga berupaya ke kawasan lain seperti Abu Dabhi di Uni Emirat Arab ( UEA), serta Eropa. Kita harus terus berupaya mencari pasar alternatif,” ujar Jero Tusan.

Seperti diketahui, manggis merupakan produk buah lokal Bali yang tembus dan diminati pasar Tiongkok. Malah, ekspor manggis Bali merupakan yang tertinggi dari produsen manggis di Indonesia.  Badan Karantina Pertanian, Kementerian Pertanian, ekspor manggis dari Bali tahun 2018 sebanyak 4.096 ton dengan nilai ekonomi Rp 300 miliar. Sedang hingga triwulan I 2019, ekspor manggis dari Bali sudah 631 ton dengan nilai Rp 45 miliar. Sehingga dari manggis dari 2018 sampai triwulan I 2019, Bali meraih Rp 345 miliar devisa. Di Indonesia,  daerah penghasil manggis selain Bali adalah Jawa Barat, dengan sentra Tasikmalaya, Sukabumi, Purwakarta dan lainnya.

Di pihak lain, Peraturan Gubernur (Pergub) No 99/2018, tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal, diharapkan benar- benar mampu mendorong pemberdayaan produk pertanian lokal, termasuk produk buah.  “ Semua pihak terkait harus bersinergi,” ujar I Gusti Ngurah Adnyana, salah seorang pengurus Kadin Bali, Minggu (16/4).

Misalnya dalam hal peta pasar, harus jelas sehingga bisa perhitungkan antara produksi dan serapan pasar.  “Apalagi dengan era digital saat ini, koordinasi bisa dilakukan dengan cepat,” ujar Ngurah Adnyana.

Menurutnya mesti dibangun sistem bersama, antar pelbagai pihak terkait. Misalnya antara Dinas Pertanian dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian. “Jika peta pasar jelas, harga minimal bisa terjaga stabil,” ujarnya. Jangan sampai misalnya saat panen raya, seperti manggis tiba-tiba harga anjlok. “Kan kasihan dengan petani,” lanjutnya. Di sisi lain, kualitas produk dan volume produksi  terjaga dan bisa dikendalikan. *K17.

Komentar