nusabali

Winurjaya Siap Pimpin PBSI

  • www.nusabali.com-winurjaya-siap-pimpin-pbsi

Pada prinsipnya akan mengedepankan tiga pilar. Yakni, pilar pertama orangtua atlet, lalu dukungan pengusaha dan terakhir dukungan dari pemerintah.

DENPASAR, NusaBali

Wakil Ketua Umum Pengprov PBSI Bali Wayan Winurjaya menyatakan siap memimpin Pengprov PBSI Bali periode 2019-2023 menggantikan Nengah Wiratha. Penegasan itu dinyatakan karena pengalaman di organisasi bulutangkis telah dijalani sejak 12 tahun lalu. Yakni, semasih PBSI Bali dipimpin Wayan Candra, hingga Nengah Wiratha.

"Kalau dipercaya teman-teman Pengkab dan Pengkot PBSI Se-Bali, saya siap mengemban kepercayaan semaksimal mungkin," ucap Winurjaya, yang juga Ketua Umum PBSI Bangli, Rabu (27/3).

Menurut Winurjaya, pada prinsipnya dirinya akan mengedepankan tiga pilar. Yakni, pilar pertama orangtua atlet, selanjutnya dukungan pihak pengusaha dan terakhir dukungan dari pemerintah. Tiga prinsip ini, kata Winurjaya, harus diajak kerjasama memajukan bulutangkis di Bali.

"Bagi kami ketiga komponen itu adalah kabinet. Untuk menuju kesuksesan atlet, harus berkerja bersama-sama," terang Winurjaya. Menurutnya, potensi bulutangkis Bali sangat mumpuni. Namun sampai saat ini banyak pebulutangkis Bali, justru berlatih di luar Bali. Semestinya dari Bali, oleh Bali dan untuk Bali.

"Ke depannya bagaimana mewujudkan pemusatan latihan di Bali,  sehingga mampu  berprestasi," tandas Winurjaya.

Sebab, PBSI Bali masih memiliki banyak PR. Terutama menggelar event skala nasional dan internasional. Selanjutnya meloloskan pebulutangkis ke PON Papua, dan pada akhirnya dapat medali di PON Papua.

Lihat saja PB Djarum banyak mengeluarkan anggaran untuk menelorkan pebulutangkis berprestasi. Baik ikut event Sirnas, hingga aktif di event internasional. Semua itu karena didukung orang tua atlet, pihak swasta dan dukungan dari pemerintah. Dia ingin lebih mensinergikan hal itu di Bali.

"Dulu di Bali kan pernah ada event Super Liga. Sport tourism harus jalan. Karena banyak manfaat dari sisi ekonomi. Ini harus kita lakukan terus di Bali, jangan sampai mandeg," tutur Winurjaya.

Hal lain yang perlu diperhatikan, yakni pemerataan prestasi. Selama ini baru kelihatan pebulutangkis asal Badung, Denpasar, dan Buleleng. Di Porprov Gianyar, ada muncul emas dari Bangli juga. Ke depan daerah timur pengembangan prestasi bulutangkis jangan diabaikan.

"Pemerataan pembinaan agar bisa berprestasi secara merata, juga akan kami lakukan. Karena semua ini muaranya adalah untuk Bali," tandas Winurjaya.

Termasuk pekerjaan rumah yang harus dibayar tuntas, bagaimana mampu menghasilkan pebulutangkis dari Bali secara berkelanjutan. Karena dari pengelolaan agar berprestasi ke internasional, memang membutuhkan waktu latihan delapan jam sehari. Artinya bagi atlet yang berstatus sekolah, harus ada kebijakan khusus. *dek

Komentar