nusabali

Anak Rantau di Bali Diwajibkan Ikut Memilih di Pemilu 2019 dengan Cara Ini

  • www.nusabali.com-anak-rantau-di-bali-diwajibkan-ikut-memilih-di-pemilu-2019-dengan-cara-ini

KPU Provinsi Bali beri penyuluhan tentang pemilu lewat Forum Group Discussion (FGD).

MANGUPURA, NusaBali.com
Malam minggu biasanya digunakan oleh kawula muda untuk bersenang-senang. Namun, ada sedikit yang berbeda pada Sabtu (2/3) malam, bertempat di BEST Coworking Space, Jalan Raya Kampus Unud No.18x, Jimbaran, Badung, sekelompok pemuda rantauan asal Toraja, Sulawesi Selatan atau akrab disebut Pemikat Daerah Bali, mengadakan Forum Group Discussion (FGD). FGD kali ini cukup spesial karena bekerja sama dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bali. Pemikat sendiri mengambil tema ‘Pentingkah Pemilu Untuk Kamu?’ Tema ini dapat sekaligus menjadi refleksi bagi anak-anak muda masa kini terkait dengan wawasan mereka akan pemilu dan hak pilih mereka secara pribadi.

“Tujuan dari diskusi pemilu ini kami buat karena dalam hal memilih itu nanti kita dihadapkan pada 5 kertas dan itu hal yang membingungkan, apalagi para generasi muda yang baru pertama kali memilih, mereka sangat perlu tahu,” ucap Yunus Rantetandung, Ketua Pemikat Bali.

Selain menghadirkan KPU Provinsi Bali dan Badung, PEMIKAT Bali juga mengundang paguyuban-paguyuban mahasiswa daerah seperti Ikatan Mahasiswa Sulawesi Selatan (IKAMI), Keluarga Jawa Universitas Udayana (GAJAYANA), Paguyuban Mahasiswa Tanah Pasundan (PAMANAHAN), Tongkonan Udayana, serta beberapa paguyuban-paguyuban daerah lainnya. Melalui kegiatan FGD ini, diketahui banyak sekali peserta yang masih ‘buta’ akan pemilu. Sesi diskusi yang dipimpin langsung oleh I Gusti Ngurah Agus Darmasanjaya, selaku Divisi Perencanaan, Data, dan Informasi KPU Provinsi Bali dan Agung Yusa perwakilan KPU Kabupaten Badung, dibawakan dengan santai sehingga peserta juga ikut aktif bertanya lebih dalam tentang pemilu.


“Kita ingin mendiskusikan terkait dengan hak untuk pindah memilih karena adik-adik yang dari Sulawesi atau dari rantauan lainnya pada hari H itu ada kemungkinan karena keterbatasan administrasi, sehingga bisa membatasi adik-adik itu tidak bisa menggunakan hak pilihnya. Jika sudah terdaftar di DPT, bisa memilih di Bali dengan syarat yang bersangkutan berkenan untuk mengurus pindah memilih dan mendapatkan formulir A5,” papar Ngurah Agus Darmasanjaya.

Tidak hanya itu dengan adanya FGD ini, banyak sekali anak-anak muda yang menjadi sadar akan peran penting suara mereka dalam kegiatan pemilu, khususnya bagi anak-anak rantau yang pada waktu-waktu sebelumnya tidak menggunakan hak pilih mereka dengan alasan tidak pulang kampung dan berbagai alasan lainnya.

Selain membuka dan menambah wawasan baru anak-anak muda masa kini khususnya anak-anak rantauan tentang pemilu, FGD ini juga membawa kerja sama lebih lanjut dengan KPU Bali dalam hal mengumpulkan data-data para anak rantauan agar tetap dapat memilih tanpa harus pulang kampung terlebih dahulu. Namun, peserta FGD yang telah hadir juga harus mengecek data dirinya pada situs https://lindungihakpilihmu.kpu.go.id. Data yang telah terkumpul nantinya akan dibantu oleh KPU Bali agar peserta yang telah mengikuti FGD ini dapat ikut memilih walaupun mereka sedang berada di tanah rantau.

  
KPU Provinsi Bali juga menyadari akan pentingnya penyampaian informasi  dan wawasan tentang pemilu secara jelas dan lengkap kepada masyarakat lebih luas. Dari FGD ini, I Gusti Ngurah Agus Darmasanjaya berharap, semua warga negara Indonesia pada umumnya dan peserta FGD ini bisa menggunakan hak pilihnya. "Karena kita ingin pemimpin-pemimpin yang terpilih nanti dalam proses pemilu 2019 ini mempunyai legitimasi yang kuat. Dengan memiliki legitimasi yang kuat maka para pemimpin ini akan lebih percaya diri untuk melaksakan program-program kedepan. Selain itu KPU Provinsi Bali ingin memberikan pendidikan politik kepada peserta FGD, bagaimana kehidupan berdemokrasi yang baik, bagaimana kita menolak politik uang karena politik uang berdampak sangat negatif terhadap bangsa dan negara dan juga kita ingin supaya mereka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, karena apapun pilihan kita, sejatinya demokrasi dan pemilu itu substansinya adalah perbedaan. Bagaimana kita memanagemen perbedaan, bagaimana kita mengelola demokrasi ini karena semua calon menginginkan Indonesia menjadi lebih baik. Begitu selesai pemilu maupun sekarang dalam tahap kampanye, kita tetap bersaudara." tutupnya.*

Komentar