nusabali

Bom Mal Tangerang Bermotif Pemerasan

  • www.nusabali.com-bom-mal-tangerang-bermotif-pemerasan

Teror bom  dilakukan seorang sendiri dengan belajar dari Youtube dan Google. Setiap ledakan, pelaku melakukan pemerasan dengan tuntutan uang elektronik atau bitcoin.

JAKARTA, NusaBali
Kurang dari 24 jam, Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya (Polda Metro Jaya) berhasil mengungkap peledakan bom di Mal Alam Sutera Tangerang pada Rabu (28/10). Ledakan yang terjadi ketika karyawan mal sedang istirahat makan siang, pada pukul 12.05 WIB, menyebabkan satu orang karyawan terluka pada bagian kakinya.

"Motif kasus ini lebih kepada keadaan ekonomi yang merujuk pada pemerasan," ujar Kepala Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Irjen Tito Karnavian dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (29/10).

Ia mengatakan, pemerasan dilakukan tersangka karena menganggap gajinya sebagai ‘senior supervisor’ sekaligus ahli informasi dan teknologi (IT) di sebuah perusahaan dekat lokasi peledakan, tidak cukup.

Oleh karena itu, tersangka memeras manajemen Mal Alam Sutera melalui surat elektronik, agar pihak manajeman memberikannya uang sebanyak Rp300 juta. "Pelaku, memanfaatkan keahliannya ini di bidang IT dengan menuliskan 'e-mail' yang sulit dilacak kepada manajeman Mal Alam Sutera," kata Tito.

Tito menyatakan bom yang meledak di Mal Alam Sutera berdaya ledak tinggi. "Sebelumnya dikatakan bom yang kemarin itu dikategorikan berdaya ledak rendah, ini saya klarifikasi karena bahan peledak jenis TATP masuk kategori berdaya ledak tinggi," ujar Tito Karnavian.

Bom yang meledak di Mal Alam Sutera Tangerang mudah dibuat dengan bahan rumah tangga. Tersangka disebut belajar merakit bom dari internet. "(Bom) Mudah dibuat dengan komponen dalam rumah tangga, salah satu contoh thinner atau cat. Di google juga bisa (dipelajari). Tersangka pelajari dari google," kata Tito.

Ia menjelaskan Triacetone Triperoxide Peroxyacetone atau TATP bom merupakan jenis bahan peledak yang mudah dibuat dan bersifat sensitif serta tidak stabil. TATP bom ini, lanjutnya, memiliki kecepatan pembakaran berukuran 5300 meter perdetik, sehingga masuk pada jenis ledakan tinggi,katanya.

"Kalau parameter kecepatan pembakarannya di bawah 1000-3000 meter perdetik, baru disebut 'low explosive'," ujar Tito.

Selanjutnya...

Komentar