nusabali

Bupati Klungkung Tugaskan Guru Antar-Jemput Bocah Jantung Bocor

  • www.nusabali.com-bupati-klungkung-tugaskan-guru-antar-jemput-bocah-jantung-bocor

Saat lahir, terjadi sejumlah keanehan pada I Gusti Ayu Selamet Apriyanti. Selain tak memiliki ari-ari, bibir dan kukunya bewarna kebiruan, bocah malang ini juga tidak menangis saat lahir

Temui Bocah SD Penderita Jantung Bocor Saat Kegiatan ‘Bedah Desa’ di Desa Negari, Banjarangkan


SEMARAPURA, NusaBali
Banyak persoalan yang ditemukan oleh Bupati I Nyoman Suwirta ketika turun dalam kegiatan ‘Bedah Desa’ ke-42 di Desa Pakraman Sarimertha, Desa Negari, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Sabtu (16/2) pagi. Salah satunya, kondisi pilu yang dialami I Gusti Ayu Selamet Apriyanti, 12, siswa Kelas VI SDN 2 Negari yang menderita jantung bocor sejak lahir. Bupati Suwirta pun tugaskan para guru untuk bergilir antar-jemput bocah malang ini ke sekolah.

Bocah IGA Selamet Apriyanti merupakan anak semata wayang pasangan suami istri I Gusti Ngurah Arnawa, 60, dan Gusti Ayu Rumini, 40. Selain menderita jantung bocor sejak lahir, bocah Apriyanti juga hidup dalam garis kemiskinan. Sang ayah, I Gusti Ngurah Arnawa, kesehariannya ngayah sebagai pamangku di Pura Puseh, Desa Pakraman Sarimertha.

Karena menderita jantung bocor sejak lahir, bocah Apriyanti tidak bisa beraktivitas normal seperti anak-anak pada umumnya. Sebab, sedikit saja mengalami kelelahan, bocah malang berusia 12 tahun ini akan merasa dadanya ngerudug atau ngos-ngosan. Itu sebabnya, ke mana-mana dia harus digendong oleh orangtuanya.

“Kalau berangkat ke sekolah dan pulang dari sekolah, saya harus menggendongnya. Begitu juga saat berada di rumah, anak saya ini harus digendong jika mau ke kamar mandi atau ke dapur,” tutur ibunda Apriyanti, I Gusti Ayu Rumini, kepada Bupati Suwirta yang berkunjung ke rumahnya pagi itu.

IGA Rumini mengisahkan, selama 9 bulan mengandung Apriyanti, kondisi normal-normal saja. Tak ada keluhan selama mengandung. Namun, ketika Apriyanti lahir melalui proses persalinan normal, ternyata tidak memiliki ari-ari. Selain bibir dan kukunya bewarna kebiruan, Apriyanti bahkan tidak menangis sama sekali saat baru lahir.

Tak lama setelah lahir dengan segala keanehannya, Apriyanti saat itu langsung dirujuk ke RSUP Sanglah, Denpasar untuk menjalani perawatan intensif. “Bahkan, anak saya ini sempat dikira meninggal saat lahir dan disebutkan tidak bisa bertahan lama. Waktu itu, saya sangat sedih,” kenang perempuan berusia 40 tahun ini seraha mengelus sang buah hati, Apriyanti.

Menurut Rumini, setelah mendapatkan penanganan medis di RSUP Sanglah, Apriyanti divonis mengalami jantung bocor sejak lahir. “Sampai sekarang anak saya ini masih dalam proses pengobatan. Semoga kondisinya segera membaik,” harap Rumini.

Sementara itu, Bupati Suwirta hari itu langsung meminta dokter di Puskesmas Banjarangkan, dr I Wayan Agus Arisnawan, untuk terus memantau perkembangan perawatan bocah Apriyanti. Diharapkan, kondisi bocah malang ini segera bisa membaik.

Bupati Suwirta sendiri langsung treynyuh ketika melihat kondisi bocah Apriyanti. Bahkan, Bupati Klungkung pertama asal kawasan seberang Nusa Penida ini sampat menitikkan air mata. Bupati Suwirta pun berusaha menghibur bocah penderita jantung bocor ini. “Saya akan tugaskan guru-guru di sekolahnya untuk secara bergilir antar-jemput anak ini ke sekolah,” tandas Bupati Suwirta.

Menurut Bupati Suwirta, antar-jemput pulang pergi ke sekolah merupakan solusi terbaik. Kalau diberikan bantuan sepeda, berdampak buruk bagi kondisi bocah Apriyanti, karena dikhawatirkan bisa terkejut saat berada di jalan, hingga membahayakan nyawanya. Bukan hanya itu, Bupati Suwirta juga menjanjikan rumah keluarga bocah Apriyanti akan mendapatkan bantuan rehab.

Sementara, Kepala Sekolah (Kasek) SDN 2 Negari, I Wayan Suastika, yang hadir saat Bupati Suwirta menjengkuk siswinya yang menderita jantung bocor, siap menugaskan para gurun untuk melaksanakan permintaan Bupati agar bergilir antar-jemput bocah Apriyanti. Hal ini akan dirapatkan dengan para guru di sekolah. “Kebetulan, jarak rumah anak ini dengan sekolah tidak terlalu jauh, sekitar 200 meter. Kami akan segera laksanakan ini,” ujar Wayan Suastika.

Menurut Suastika, bocah Apriyanti selama ini jadi salah satu siswi yang men-dapat perhatian para guru di sekolah. Bocah Apriyani juga menjadi perhatian dari teman-temannya. Karena tergolong anak dari keluarga miskin, bocah Apriyanti juga mendapatkan skala prioritas bantuan beasiswa.

“Anak ini (Apriyanti) sangat rajin sekolah. Bahkan, saya sempat lihat kondisinya kurang fit. Saat itu, saya minta Apriyanti untuk istirahat di rumah, namun dia menolak dan tetap ingin sekolah,” cerita Suastika.

Suastika mengisahkan, kesehariannya bocah Apriyanti termasuk sosok yang ceria dan murah senyum di sekolah. Hanya saja, anak ini tidak bisa banyak beraktivitas, karena cepat lelah. “Kalau sudah lelah, Apriyanti biasanya langsung duduk dan hanya menyaksikan teman-temannya bermain. Kalau berjalan ke kamar mandi, Apriyanti sering dipegangi oleh teman-temannya. Kami memberikan perhatian khsusus kepada anak ini,” ungkap Suastika.

Sementara itu, dalam acara ‘Bedah Desa’ ke-42 di Desa Negari hari itu, Bupati Suwirta juga mendata warga miskin yang selanjutnya akan mendapatkan bantuan bedah rumah, rehab rumah, serta bantuan pembangunan dapur dan kamar mandi. Mereka yang menerima bantuan, antara lain, I Gusti Ngurah Mangku Puja (dapat rehab rumah), I Gusti Ngurah Mangku Arnawa (rehab rumah), I Gusti Ngurah Budiasa (rehab rumah, dapur, MCK), I Gusti Ngurah Suweka (rehab rumah), I Gusti Ngurah Arta (rehab dapur), I Gusti Ngurah Suardana (rehab rumah), I Gusti Ngurah Matra (rehab rumah), I Wayan Warda (rehab rumah), I Made Gledag (rehab dapur), I Gusti Ngurah Suantara (bedah rumah sekaligus dapur), Wayan Mudiarta (rehab rumah), Nyoman Dimpil (rehab rumah), dan I Made Reta (bantuan rehab dapur).

Acara ‘Bedah Desa’ di Desa Negari hari itu dimulai sejak pagi pukul 07.00 Wita. Bupati Suwirta didampingi segenap Pimpinan OPD Pemkab Klungkung, pegawai, dan pihak terkait lainnya. Secara geografis, Desa Negari memiliki luas wilayah 216 ha. Desa dinas ini melingkupi dua dedsa adat, yakni Desa Pakraman Sarimertha dan Desa Pakraman Negari.

Penduduk Desa Negari berjumlah 666 kepala keluarga (KK) dengan total 3.222 jiwa, yang tinggal tersebar di tiga banjar, yakni Banjar Sarimertha, Banjar Negari, dan Banjar Tegalbesar. Keluarga miskin di Desa Negari tercatat 75 KK, yang terdiri miskin permanen (2 KK) dan miskin tidak permanen (70 KK). Selain itu, di desa ini tercatat ada 36 orang penderita cacat, 10 orang ODGJ (gangguan jiwa), 2 orang buta aksara, dan 2 orang putus sekolah.

Desa Negari termasuk salah satu desa di Klungkung dengan tingkat kemiskinan cukup tinggi. Program ‘Bedah Desa’ merupakan jurus jitu yang digunakan Bupati Suwirta untuk melihat langsung keadaan warganya. Melalui program Bedah Desa ini, Bupati Suwirta bersama seluruh Pimpinan OPD turun ke lapangan dan mengunjungi desa-desa untuk untuk mencari data secara pasti terkait permasalahan maupun potensi desa.

Program ‘Bedah Desa’ telah digulirkan Bupati Suwirta sejak 15 Januari 2016. Selama 3 tahun digulirkannya program ini, Bupati Suwirta telah berhasil melakukan bedah di 42 desa di Klungkung. Artinya, sebagian besar dari total 58 desa dan 6 kelurahan di Kabupaten Klungkung yang sudah kena program ‘Bedah Desa’. *wan

Komentar