nusabali

Perupa Cilik-Dewasa Gelar Pameran Bersama

  • www.nusabali.com-perupa-cilik-dewasa-gelar-pameran-bersama

Pameran kompilasi karya perupa anak-anak - dewasa bertajuk Exploration : ‘Breaking Boundaries’ menandai peringatan HUT ke-3 Yayasan Titian Bali.

GIANYAR, NusaBali

Pameran yang dirangkai dengan launching buku Titian Prize 2017-2018 dan pemberian Anugerah Pusaka Seni ini akan dibuka, Sabtu (16/2) pukul 17.00 Wita, di Titian Art Space, Jalan Bisma, Ubud. Acara akan dibuka mantan Dirjen Bimas Hindu dan Rektor UNHI Denpasar Prof Dr Ida Bagus Yudha Triguna MS.

Menurut Ketua Yayasan Titian Bali I Ketut Suwidiarta, pameran ini selama sebulan, hingga 17 Maret 2019. ‘’Ada 36 karya yang dipamerkan,” ujarnya saat ditemui saat persiapan pameran, Jumat (15/2). Karya itu dari perupa, seperti Budi Agung Kuswara, Citra Sasmita, I Gusti Putu Sudarma, I Nyoman Arisana, I Wayan Aris Sarmanta, I Wayan Jana, I Wayan Yadnya, Rio Saren, Ni Nyoman Sani, Nugroho Wijayanto, Septa Adi, dan Susilo Budi Purwanto. ‘’Sedangkan perupa anak-anak berasal dari Baturulangun, Desa Batuan, Sukawati, dan Sanggar Bares, Desa Lodtunduh, Ubud,’’ jelasnya, didampingi Sekretaris Yayasan I Gusti Made Wisatawan dan sejumlah perupa lain.

Dijelaskan, Exploration : Breaking Boundaries ini diartikan sebagai penjelajahan di bidang seni rupa, khususnya lukisan. “Dalam pameran ini kami eksplor berbagai teknik dari berbagai usia. Mulai anak-anak hingga dewasa. Mulai pemula hingga perupa. Tidak ada sekat,” tambah Sekretaris Yayasan I Gusti Made Wisatawan.

Selain itu, even lain yang rutin digelar yakni pemberian Anugerah Pusaka Seni kepada para seniman lukis yang telah meninggal dunia. “Anugerah Pusaka Seni ini sudah diberikan sejak tahun 2016. Dan kini, kami berikan pada 16 seniman lukis se Bali,” jelasnya. Menariknya, penghargaan ini diberikan pada para tokoh seni yang luput dari kacamata pemerintah. “Kriterianya adalah mereka yang punya jasa di bidang seni, namun luput dari perhatian. Ya bisa dikatakan sebagai tandingan penghargaan pemerintah,” ungkapnya. Diakui Gusti Wisatawan, jumlah perupa Bali yang luput dari perhatian cukup banyak. Maka itu, pihaknya mengatakan terus melakukan penggalian data mengenai karya dan para seniman terdahulu.

“Termasuk jika ada yang sakit, kami jenguk,” jelasnya.  Sementara terkait buku Titian Prize 2017-2018, berisi tentang dokumentasi pemenang dan finalis yang berkesempatan menjelajah Negeri Kincir Angin Belanda. Tidak saja menjelajah, para seniman yang terpilih diantaranya I Nyoman Arisana asal Banjar Dauh Uma Desa Bitera, Kecamatan Gianyar dan I Wayan Aris Sarmanta, pemuda 24 tahun, asal Banjar Peninjoan, Desa Batuan Kecamatan Sukawati bersama teman-teman pelukis beruntung lainnya berkesempatan mengikuti pameran Bali : Welcome to Paradize di Belanda. Mereka juga melihat berbagai karya seni seniman Bali generasi tahun 1930an yang disimpan di Tropen Museum-Amstredam dan Museum Volkenkunde-Leiden. “Misi dari Titian Prize ini adalah mencari bakat seniman, untuk digembleng sehingga ketia sudah profesional terserah mau jadi apa,” jelasnya. *nvi

Komentar