nusabali

BPBD Siapkan 550 Karung Tanggul

  • www.nusabali.com-bpbd-siapkan-550-karung-tanggul

Material Longsor di Rumah Korban Dibersihkan Hari ini

SINGARAJA, NusaBali
Proses evakuasi dan pembersihan material longsor yang menimbun rumah keluarga Ketut Budikaca, 33, di Banjar Sangker, Desa Mengening, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, akan dilaksanakan Kamis (31/1) pagi ini. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng pun siapkan 550 karung sebagai tanggul darurat agar lahan di atas rumah korban tidak longsor lagi.

Pembersihan material longsor senderan setinggi 3 meter yang menimbun umah keluarga Ketut Budikaca, pagi ini, akan melibatkan warga dan anggota Linmas Desa Mengening, selain petugas dari Muspika Kubutambahan dan BPBD Buleleng. Menurut Perbekel Mengening, Ketut Angga Wirayuda, jajaran Lin-mas dilibatkan dalam membersihkan material longsor, karena korban Ketut Budikaca merupakan anggotanya.

“Tadi (kemarin) kami sudah berkoordinasi. Besok (hari ini) baru kami bisa lakukan pembersihan material di rumah korban. Karena ini bencana, maka ka-mi libatkan warga dan anggota Linmas Desa Mengening. Kebetulan, korban Ketut Budikaca adalah anggota Linmas,” ujar Ketut Angga Wirayuda saat ditemui NusaBali di sela ritual penguburan jenazah korban Ketut Budikaca beserta jenazah sang istri, Luh Setiani, 27, serta anak sulung Ni Putu Rikasih, 9, dan si bungsu I Kadek Sutama, 5, di Setra Desa Pakraman Tegal, Desa Mengening, Rabu (30/1) siang.

Menurut Ketut Angga, pihaknya sudah mengimbau keluarga besar korban Ketut Budikaca yang tinggal di lahan bagian atas agar untuk sementara tidak menempati rumahnya. Mereka diimbau mengungsi, karena dikhawatirkan lahan pekarangan rumahnya bisa longsor setelah senderan di bawahnya ambruk menimpa rumah keluarga Ketut Budikaca.

Sekadar dicatat, senderan setinggi 3 meter yang ambruk sepanjang 15 meter ini berjarak 2 meter dari tembok rumah keluarga Ketut Budikaca. Hanya saja, posisi rumah korban lebih rendah sekitar 2 meter dari pondasi senderan. Korban Ketut Budikaca bersama istri dan dua anaknya tempati pekarangan rumah di lahan bawah senderan. Mereka sekeluarga tewas mengenaskan diterjang longsor senderan saat hujan lebat, Selasa (29/1) dinihari pukul 04.00 Wita.

Sedangkan di lahan bagian atas (di atas senderan) terdapat tiga bangunan rumah. Satu bangunan ditempati oleh kakak tiri Ketut Budikace, yakni I Wayan Kanda bersama istri dan empat anaknya. Sementara satu bangunan lagi ditempati oleh adik tiri Ketut Budikaca, yakni I Komang Sanabawa, bersa-ma istri dan dua anaknya. Dan, satu bangunan terakhir ditempati kedua orangtua Ketut Budikaca, yakni psangan Ketut I Nyoman Dania, 78, dan Wayan Siari, 70.

Lokasi rumah keluarga besar Nyoman Dania ini berada di perbukitan yang cukup curam di kawasan Banjar Sangker, Desa Mengening. Di sisi selatan (bagian atas) rumah mereka merupakan daerah perbatasan Desa Mengening dengan Desa Pengajaran, Kecamatan Kintamani, Bangli. Sedangkan di sisi timur merupakan perbatasan desa Mengening dengan Banjar Kembang Sari, Desa Satra, Kecamatan Kintamani, Bangli.

Dikonfirmasi NusaBali terpisah, Rabu kemarin, Camat Kubutambahan, Made Suyasa, juga menyatakan hal senada. Menurut Camat Suyasa, pihaknya sudah berkoordinasi dengan Muspika Kubutambahan untuk bisa membantu pembersihan material senderan ambruk di rumah korban Ketut Budikaca, Kamis ini. ”Besok (hari ini) akan diadakan pembersihan. Nanti kami dari Muspika Kubutambahan ikut bersama warga membantu membersihan material longsoran,” ujar Suyasa.

Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Buleleng, Ida Bagus Suadnyana, menyatakan pihaknya telah 550 karung plastik untuk penanganan pekarangan rumah keluarga korban Ketut Budikaca di lahan bagian atas. Karung plastik itu nantinya akan diisi pasir dan krikil, sebagai tanggul sementara.

Hanya saja, kata IB Suadnyana, pihaknya masih berpikir mencari pasir dan krikil di lokasi perbukitan. “Kemarin (Selasa) kita sudah drop 300 karung plastik ke Kantor Desa Mengening. Nah, besok kami akan bawakan 250 karung lagi. Cuma, kami lagi berpikir kalau langsung diisi pasir atau krikil, agak berat membawanya, karena medannya sulit,” papar Suadnyana daaat dikonfirmasi di Singaraja, Rabu kemarin. *k19

Komentar